Foto: Sky Sports

Amad Diallo punya segala yang dibutuhkan lini depan Manchester United. Namun untuk saat ini sulit membantah kalau ia belum bisa memenuhi ekspektasi.

Sejak dirumorkan akan menjadi rekrutan anyar Manchester United 2021 lalu, seketika kehidupan Amad berubah. Ia yang sebelumnya tidak banyak pemberitaan, mendadak kini muncul di berbagai situs berita. Banyak yang berharap dia bisa menjadi si A, si B, atau si C berikutnya. Benaknya mulai banyak disesaki ekspektasi.

Besarnya ekspektasi bisa dilihat dari nilai yang dikeluarkan. Mengutip dari Sky Sports, Setan Merah dikabarkan mengeluarkan dana 37,2 juta pounds. Angka yang tentu saja tinggi untuk ukuran pemain muda. Namun, Ole percaya kalau Amad bisa membayar tekanan tersebut.

β€œSaya percaya dia adalah prospek muda paling menarik dalam permainan. Dia adalah pemain dengan semua atribut mentah yang dibutuhkan untuk menjadi pemain penting bagi Manchester United di tahun-tahun mendatang. Meski begitu, butuh waktu baginya untuk beradaptasi,” ujar Ole.

Amad tentu menanggung beban yang berat. Selain harganya yang tinggi, ia juga dihadapkan persaingan yang ketat. Belum lagi, ekspektasi yang datang seperti di awal tulisan kalau dia sudah diharapkan menjadi bintang United berikutnya. Ditambah klub yang ia perkuat yaitu Manchester United yang tidak pernah lepas dari sorot kamera media.

Kehadiran Amad memang seperti butuh tidak butuh. Ketika itu, United butuh pembelian baru setelah bursa transfer yang berjalan datar. Tidak hanya itu, Amad punya skill individu yang mumpuni. Menurut The Athletic, angka rata-rata dribel per menit yang dimiliki oleh Amad masih lebih baik ketimbang Martial.

Selain dribel, Amad juga berbakat dalam hal melakukan progressive run, akurasi operan, dan umpan terobosan. Intinya Amad punya segala yang dibutuhkan apalagi mengingat United tidak punya winger kanan.

Akan tetapi, situasi memang kurang menguntungkan. Sayap United sudah sesak sejak dirinya masuk. Rashford, Martial, Greenwood, dan Daniel James bergantian bermain di sektor tersebut. Tidak ada yang istimewa memang, namun hal ini tentu menjadi pilihan yang jauh lebih bijak ketimbang memainkan Amad langsung menjadi pemain utama.

Terbukti musim lalu Amad hanya bermain 10 kali bersama tim utama. Meski membawa 1 gol dan 1 assist, namun penampilan Amad masih cenderung biasa saja. Setidaknya itu yang terlihat dari perspektif pribadi.

Musim ini juga tidak banyak berubah. Amad baru bermain 68 menit ketika United bermain imbang 1-1 melawan Young Boys. Selain itu, permainannya sempat tersendat karena cedera. Puncak dari semakin tertutupnya pintu untuk Amad adalah ketika United mendatangkan target sesungguhnya yaitu Jadon Sancho.

***

Kita terkadang lupa kalau pemain muda masih bermasalah dalam hal konsistensi. Selain itu, pemain muda di era sepakbola sekarang dituntut untuk cepat beradaptasi. Itulah yang membuat Amad masih belum bisa mematenkan namanya dengan cepat di tim utama.

Beda dengan Mason Greenwood. Sejak naik pangkat secara penuh pada musim 2019/2020, ia langsung mengambil perhatian suporter berkat gol-gol dan aksi individunya. Tidak jarang ia menjadi pahlawan tim. Faktor x seperti ini yang tidak semua dimiliki pemain muda dalam sebuah klub. Ketika faktor x ini dimiliki Greenwood, hal serupa tidak bisa didapat oleh Angel Gomes dan Tahith Chong.

Maka dari itu, selagi situasi masih sempat, maka meminjamkan Amad merupakan keputusan tepat yang bisa dipilih. Sempat gagal menjalin negosiasi dengan Feyenoord, kemarin Amad secara resmi diumumkan menjadi pemain pinjaman klub Skotlandia, Rangers.

β€œLuar biasa memiliki kesempatan untuk datang ke klub besar yang menantang di beberapa aspek dan memberi saya peluang bagus untuk menguji diri saya di banyak lingkungan. Saya menantikan momen berlatih dengan rekan satu tim saya dan bertemu dengan para penggemar,” ujar Amad.

Liga Skotlandia memang tidak lebih populer ketimbang Premier League. Namun, iklim kompetisi yang tidak jauh berbeda dari segi permainan, tentu diharapkan bisa membuat Amad berkembang menjadi lebih baik.

Amad memiliki banyak tugas yang bisa dibilang sangat berat. Yang pertama, ia dituntut untuk beradaptasi dengan cepat mengingat ia masuk ke Rangers saat musim sudah berjalan. Berikutnya, Amad kemungkinan besar akan mengisi pos dari Ianis Hagi, wonderkid lainnya yang harus absen di sisa musim ini karena mengalami cedera lutut parah.

Musim ini, penampilan Hagi memang cenderung menurun ketimbang musim lalu. Inilah yang membuat manajer Giovanni van Bronckhorst berharap pada Amad. Kontribusinya diharapkan bisa membuat Rangers tetap kokoh dari kejaran Celtic yang hanya terpaut empat poin. Hanya dengan cara inilah Amad bisa menjaga harapannya untuk tetap menjadi pemain Manchester United pada musim depan.