Kebingungan demi kebingungan terus mendera Manchester United. Khususnya terkait masalah direktur teknik yang belum mereka resmikan hingga tulisan ini bisa dibaca oleh kalian semua. Setelah sebelumnya mencalonkan nama Mike Phelan, kini United punya calon baru untuk diangkat mengisi peran baru tersebut. Lagi-lagi orang tersebut adalah orang lama klub yaitu Rio Ferdinand.

Manchester United nampaknya menjadi kesebelasan yang susah untuk bangkit dari masa lalu. Setelah tidak bisa keluar dari bayang-bayang Sir Alex Ferguson, dan mengambil bekas pemain sebagai manajer dan asisten manajer, mereka juga ingin memasukkan beberapa orang lama dalam jajaran kepengurusan klub. Selain Rio, ada Darren Fletcher yang juga akan diikut sertakan.

Dilihat dari pergerakannya, Setan Merah nampak sedang mengikuti Ajax, Bayern Munich, dan Barcelona, yang kerap membawa beberapa mantan pemainnya ke dalam jajaran manajemen klub. Di Ajax ada Marc Overmars dan Edwin Van der Sar, Bayern punya Uli Houness dan Karl Heinz Rummeniege, sementara Barcelona ada Eric Abidal sebagai sekretaris klub. Di sisi lain, mantan pemain United kebanyakan hanya menjadi duta global klub seperti Park Ji Sung, Andy Cole, dan Dennis Irwin. Manajemen ingin melakukan gebrakan baru dengan membawa beberapa mantan pemain United ke dalam kepengurusan inti klub.

Dilansir dari MEN, Ed Woodward bahkan sudah beberapa kali bertemu dengan Rio terkait permasalahan ini. Dalam pertemuan tersebut, Rio sudah mengungkapkan beberapa gagasan terkait cara membangun United ke arah yang lebih baik lagi. Gagasan ini yang membuat Woodward merasa terkesan dan berniat mengangkatnya sebagai direktur teknik.

“Sejak dia pergi pada 2014, Rio selalu menjalin komunikasi kepada semua orang di klub secara teratur,” tutur salah satu sumber yang mengaku dekat dengan Ferdinand.

Keduanya memang memiliki hubungan yang tergolong baik. Akan tetapi, penunjukkan Rio Ferdinand sendiri sebenarnya tidak memiliki alasan yang kuat. Daily Mail menyebut kalau salah satu alasan Rio diangkat sebagai direktur teknik karena ia sukses menjalankan segala bisnis yang ia punya dengan sangat baik. Semakin tidak nyambung, bukan?

Sebagai pebisnis, Rio terbilang cukup sukses. Ia punya brand sendiri bertajuk #5 yang bergerak di bidang fashion. Selain itu, ia juga memiliki restoran bernama Rosso dimana ia menjadi pemiliknya. Namun kemampuannya dalam menangani sebuah kesebelasan masih tanda tanya sehingga tidak sedikit orang yang meragukannya.

Rio sendiri sebenarnya memiliki kelebihan dalam hal mengidentifikasi pemain. Saat ia masih menjadi pundit, ia pernah menyarankan United untuk membeli bek Everton, John Stones. Akan tetapi, United justru merekrut Eric Bailly sementara Stones kemudian pindah ke Manchester City. Disaat Bailly menjadi pemain yang rajin menderita cedera, Stones justru berkembang menjadi salah satu pemain belakang yang penampilannya jauh lebih baik dari Bailly.

Namun posisi direktur teknik bukanlah pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh sembarang orang. Nantinya, direktur teknik ini harus mengidentifikasi beberapa pemain tim utama, pemain utama yang sedang dipinjamkan, serta pemain akademi, terkait kelayakan mereka membela Manchester United. Butuh kapasitas taktik yang mumpuni untuk bisa mengisi posisi tersebut dan tidak hanya sebatas faktor suka atau tidak suka layaknya ketika menjalani aktivitas sebagai pundit.

Selain itu, direktur teknik juga harus bisa mengidentifikasi dan merekomendasikan siapa saja pemain yang pantas untuk direkrut Manchester United. Terkait masalah incaran, United disebut-sebut sudah mengantungi beberapa nama seperti Jadon Sancho, Aaron Wan-Bissaka, Joao Felix, Tanguy Ndombele, hingga yang sensasional seperti Jan Oblak.

Namun menurut beberapa media, tugas dari direktur teknik nantinya hanya sebatas memberikan saran terkait siapa yang akan direkrut oleh United. Yang menyetujui keputusan siapa yang harus direkrut tetaplah Ed Woodward dan Matt Judge, selaku orang kepercayaan Woodward. Disinilah kemampuan berbicara Rio Ferdinand diuji. Dia harus bisa meluluhkan hati Woodward apabila keduanya mengalami perbedaan pendapat.

Sumber: Standard, Telegraph, Guardian