Masih ingat kasus yang melibatkan Nemanja Matic dan Ole Gunnar Solskjaer beberapa waktu lalu? Saat itu, pemain asal Serbia ini memberikan tanda like kepada salah satu postingan instagram yang berisi cibiran kepada sang manajer yang jarang memberinya kesempatan tampil dan meminta Matic untuk pergi jika terus menjadi pemain cadangan.

Hal itu kemudian diperparah dengan komentar si pemain. Meski ia menyebut kalau hubungannya dengan Solskjaer baik-baik saja, namun ia dengan berani menyebut kalau pria asal Norwegia tersebut akan menjadi orang yang bertanggung jawab jika United gagal meraih prestasi atau setidaknya menempati posisi yang lebih baik dibanding musim lalu.

Baca juga: Nemanja Matic yang Sedang Frustrasi

“Saya tidak ada masalah dengannya, namun saya bilang padanya kalau saya tidak setuju dengan ide-idenya. Pelatih harus memilih tim yang mampu bersaing meraih gelar dan jika tim tersebut tidak bisa meraih kemenangan, maka dialah (Solskjaer) yang akan bertanggung jawab,” tuturnya saat itu.

Situasi United memang sedang berada dalam fase yang kurang baik jika tidak mau disebut kritis. Selain performa tim yang belum kunjung membaik dari segi hasil, para pemain United juga mengalami penurunan performa baik karena inkonsistensi atau karena cedera. Tidak hanya itu, beberapa dari mereka ada yang sudah terang-terangan tidak betah dengan situasi yang dialami seperti Matic dan Marcos Rojo.

Ketidakpuasan Matic ini sampai juga ke telinga Solskjaer. Dalam konferensi pers jelang laga melawan Leicester City, seorang wartawan menanyakan kejadian tersebut kepada dirinya. Mendengar hal tersebut, Solskjaer memilih untuk bersikap tenang dan mengeluarkan jawaban diplomatis kalau United memang menjadi tempat yang sarat akan tekanan.

Baca juga: Keyakinan Nemanja Matic pada Solskjaer

“Selalu ada tekanan ketika kamu berada di sini. Tapi tentu saja, saya yakin dengan apa yang kami lakukan karena kami punya rencana. Performa yang kami tampilkan dalam empat laga awal belum menunjukkan kalau kami harus mengubah arah,” tutur Solskjaer menyikapi kasus Matic tersebut.

“Masalah Hasil akhir adalah soal yang berbeda. Tetapi ketika Anda kebobolan tiga kali dari empat peluang yang dibuat, maka kami tidak bisa mengendalikan apa-apa. Itulah saya katakan kalau tiga laga terakhir, kami pantas menang. Kami hanya bisa mengendalikan cara kami bermain, cara kami berlatih, dan cara kami mempersiapkan. Saya bisa katakan tiga dari empat peluang, atau empat dari enam peluang yang dibuat lawan kepada kami menjadi pembeda.”

“Kami mengerti kalau kami harus mencetak gol. Kami ingin mendapatkan hasil yang kami rasa layak bagi kami. Saat ini sedang ada periode sibuk dan kami tidak mau kembali tertinggal dari Spurs, Chelsea atau Arsenal untuk posisi itu (empat besar). Ada Leicester dan Everton yang juga ingin masuk ke sana. Kami perlu untuk meraih kemenangan dan mendorong diri lebih dekat kepada City dan Liverpool.”

Pemain yang dibeli dari Chelsea pada musim panas 2017 ini disebut-sebut akan hengkang paling cepat musim dingin nanti. Hal ini dipertegas dengan belum adanya tanda-tanda kalau si pemain akan mendapat perpanjangan kontrak mengingat kontraknya akan habis akhir musim nanti.

Serangkaian tim-tim Italia menjadi peminat utama. Duo Milan (Inter dan AC) serta Juventus ditengarai siap untuk merekrut Matic demi meningkatkan kualitas lini tengah mereka. Satu-satunya kendala bagi ketiga tim tersebut adalah gaji Matic yang terlalu tinggi untuk ukuran kesebelasan Liga Italia.