Saat menjalani konferensi pers pada Januari lalu, Sir Jim Ratcliffe ditanya kesannya soal Old Trafford. Ia tidak menjawab, tapi dari bahasa tubuhnya, ia tampak tak terkesan.
Merubuhkan dan membangun kembali Old Trafford adalah hal yang sudah jelas. Akan tetapi, melakukannya tidak semudah yang direncanakan. Banyak pro dan kontra soal pembangunan kembali Old Trafford ini.
Secara teknis, United bisa membangun kembali Old Trafford tanpa harus pindah kandang. Lokasi Old Trafford cukup untuk mengakomodasi pembangunan Old Trafford yang baru sembari menggelar laga kandang.
United sendiri punya lahan yang cukup besar tapi kurang dimaksimalkan. Lahan ini bisa digunakan untuk pembangunan perumahan, area wisata, bisnis, dan pendidikan, sebagai bagian dari investasi untuk warga sekitar stadion.
Ratcliffe juga menegaskan kalau museum United sekarang ini kurang bagus sementara Megastore-nya tidak cukup “mega”. Padahal, dulu, saat United memindahkan tokonya ke Old Trafford, itu adalah megastore terbesar di Eropa.
Diremajakan atau Dibangun Ulang?
Tim pembangunan Old Trafford diketuai oleh Lord Sebastian Coe, mantan anggota parlemen UK. Proyek ini menghadirkan peluang untuk menghubungkan Old Trafford dan Wharfside dengan MediaCity yang lokasinya dipisahkan Dermaga Salford. Tujuannya adalah menciptakan pusat ekonomi dan sosial di area itu.
Setelah menganalisis kedua opsi, Ratcliffe pun merasa kalau membangun stadion baru akan menjadi langkah terbaik agar suporter bisa mendapatkan pengalaman bagus saat menonton juga untuk masyarakat sekitar.
Rencana ini awalnya akan menggunakan kas klub. Namun, Ratcliffe mencari dukungan finansial. Soalnya, pembenahan infrastruktur juga akan dilakukan. Salah satu tertahannya rencana renovasi Old Trafford adalah karena tribun sisi selatan yang langsung berbatasan dengan rel kereta api.
Akhir Juli lalu, Manchester Evening News mengonfirmasi bahwa stadion baru berkapasitas 100 ribu kursi akan dibangun pada akhir tahun ini. Biayanya mencapai 2 miliar paun. Stadion baru ini sesuai dengan visi Ratcliffe agar United menjadi pemilik stadion terbesar di Britania.
Stadion baru tersebut akan dibangun di lokasi yang sama. United pun telah mendapatkan lahan di sekitar stadion untuk memperluas area. United sendiri memiliki 100 hektar lahan.
Pembangunan stadion baru ini juga mendapatkan perhatian dari Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, yang hadir di Old Trafford saat United kalah 0-1 dari Arsenal pada Mei lalu.
United juga mengirimkan utusannya ke Real Madrid dan Barcelona untuk mengetahui cara mereka meningkatkan Bernabeu dan Camp Nou. Pihak Madrid menyarankan United untuk membangun stadion baru ketimbang meremajakan Old Trafford. Soalnya, peremajaan Bernabeu saja menghabiskan 2,4 juta paun.
Meremajakan Old Trafford akan lebih memakan waktu ketimbang membangun stadion baru. Karena ini, United juga berkonsultasi dengan Tottenham Hotspur yang masih menjalani laga kandang mereka di White Hart Lane sementara stadion baru tengah dibikin; sebelum mereka pindah ke Wembley.
United merasa takjub dengan SoFi Stadium di Los Angeles yang berkapasitas 70 ribu kursi. Stadion tersebut juga yang akan menjadi venue pembukaan dan penutupan Olimpiade 2028. Uniknya, SoFi Stadium bukan cuma soal stadion, tapi juga area di sekitarnya. SoFi Stadium menghabiskan 5,5 miliar USD yang dibiayai oleh pemilik Arsenal, Stan Kroenke.
Mengganti Nama Old Trafford
Ratcliffe pun membuka peluang untuk menjual hak penamaan Old Trafford. Hal ini tentu menimbulkan gejolak. Di satu sisi penjualan hak penamaan akan memberikan pendapatan. Namun, di sisi lain seperti mengubah sejarah. Apalagi ada rencana untuk menaikkan harga tiket, serta bekerja sama dengan Bank of America untuk pembangunan ulang Old Trafford.
Selama 114 tahun, Old Trafford tak pernah berganti nama. Berbeda dengan yang dilakukan Arsenal serta Manchester City yang menjual nama stadion mereka.
Gary Neville setuju kalau penjualan hak penamaan akan membuat harga tiket lebih murah serta bisa berkontribusi pada pembangunan masyarakat sekitar. Namun yang paling penting adalah manajemen harus berkonsultasi dengan para penggemar. Soalnya, masih ada area lain di Old Trafford yang bisa dijual.
“Old Trafford adalah nama stadion yang ikonik. Aku tak akan pernah berubah dan tetap memanggilnya Old Trafford,” terang Gary.
Hal serupa juga dikatakan Mikael Silvestre. Menjual hak penamaan akan memberikan tambahan pendapatan. Walau demikian, orang-orang pasti akan tetap menyebut stadion tersebut sebagai Old Trafford.
Salah satu yang berminat adalah Snapragon. Tidak cukup memasang logonya di jersey utama, perusahaan teknologi tersebut juga berminat menjadikan nama brandnya sebagai nama stadion.
Uniknya, United dua kali secara beruntun main di Snapdragon Stadion dalam tur pramusim di Amerika Serikat. CEO Snapdragon, Don McGuire, juga yakin betul kalau Old Trafford ganti nama, orang-orang akan tetap menyebutnya sebagai Old Trafford. Namun, ia punya cara agar brand-nya tetap diingat orang-orang seperti mengubahnya dalam bentuk tertentu, macam “Old Trafford Powered by Snapdragron”.