Keberhasilan Manchester United lolos ke babak delapan besar memang mengejutkan. Apalagi, oleh FiveThirtyEight MU disebut cuma punya peluang sebesar tiga persen untuk bisa lolos. Kemenangan 3-1 ini pun kian mengejutkan mengingat buruknya penampilan The Red Devils sejak awal musim.
Satu orang yang paling disanjung dalam pertandingan tersebut adalah Ole Gunnar Solskjaer. Di bawah arahannya, segala kemustahilan perlahan musnah. Dari penunjukkannya sebagai manajer sementara, Solskjaer hanya menderita kekalahan. Satu-satunya kekalahan tersebut hadir di Old Trafford saat kalah 0-2 dari Paris Saint-Germain.
Tekanan jelas hadir di pundak Solskjaer. Ia diharapkan menjadi angin segar buat Manchester United. Namun, di sisi lain, kualitas timnya harus diakui ada di bawah skuat PSG. Malah, tak sedikit pundit dan penggemar United yang meminta Solskjaer melepas pertandingan ini dan fokus untuk menghadapi Arsenal di Premier League.
Permintaan ini kian wajar mengingat United kehilangan 10 pemain utamanya. Yang mengerikan, tak ada satupun dari pemain utama di lini tengah yang bisa main. Paul Pogba, Ander Herrera, dan Nemanja Matic dipastikan absen. United cuma bisa berharap pada Scott McTominay yang jarang main, Fred yang belum jelas gaya mainnya, dan Andreas Pereira yang pernah blunder dan bikin MU kebobolan.
Entah apa yang dilakukan Solskjaer; entah bagaimana cara ia merespons kemustahilan ini, yang jelas apa yang ia lakukan jelas perlu mendapatkan apresiasi. Salah satunya dari manajer yang digantikan Ole di United, Jose Mourinho. Dikutip dari Skysports, Mourinho menyebut kalau ini merupakan dampak ketika Solskjaer mulai menikmati perannya.
United sendiri menjadi kesebelasan pertama dalam sejarah Liga Champions yang bisa membalikkan kekalahan 0-2 di kandang. Keberhasilan ini dipastikan lewat gol penalti Marcus Rashford di menit-menit akhir. Hasil ini juga menjadi yang pertama kalinya buat United untuk lolos ke perempatfinal sejak lima tahun terakhir. Mourinho pun amat memuji manajer berkebangsaan Norwegia tersebut.
“Dalam hal pemain, aku langsung berpikir soal [Dusan] Tadic, karena dia adalah pemain kunci di pertandingan yang luar biasa. Namun, di luar penampilan individu, hasil yang diraih Ajax dan Manchester United itu amatlah fenomenal. Dan kalau tanggung jawab untuk hari buruk ini ada pada manajer, maka tanggung jawab untuk hari baik juga untuk para manajer,” tutur Mourinho.
“Jadi, buatku, [Erik] ten Hag dari Ajax dan Solskjer dari Manchester United. Hasil yang luar biasa, pujian untuk mereka berdua.”
Mourinho sendiri saat ini diisukan akan kembali menangani Real Madrid. Sehari sebelum pertandingan MU vs PSG, Madrid secara mengejutkan kalah telak 1-4 dari Ajax Amsterdam. Padahal, Madrid unggul 2-1 di Amsterdam Arena. Kekalahan dari Ajax juga memperpanjang catatan buruk Madrid selama beberapa pekan terakhir, termasuk dua kali kalah di El Clasico dalam dua pertandingan beruntun.
Hasil ini membuat hadirnya tekanan besar pada manajer mereka, Santiago Solari. Mantan Presiden Real Madrid, Ramon Calderon, menyatakan kalau Mourinho akan menjadi pilihan utama kalau ada pergantian pelatih lagi di Bernabeu. Namun, Mourinho sendiri menyatakan kalau dirinya tak sebegitu putus asanya untuk kembali melatih.
“Sejujurnya aku tak tahu, spekulasi ya spekulasi. Aku tak pernah menyembunyikannya. Kini aku berada dalam situasi yang begitu tenang. Aku tak begitu putus asa untuk bekerja. Aku tengah belajar. Aku kini melakukan hal yang tak bisa aku lakukan saat bekerja,” tutur Mourinho.
“Aku berada pada sisi di depan kamera, yang merupakan perspektif yang bagus buatku juga. Aku tak tahu, mungkin aku berharap bisa bekerja pada musim panas nanti. Bekerja dengan bahagia di pramusim selanjutnya, Juni, Juli. Tapi tak ada yang bisa aku katakan. Aku berjanji kalau suatu hari nanti ada sesuatu yang ingin kukatakan, aku akan memberitahunya.”