Mantan bek Manchester United Patrice Evra mengungkapkan kisah traumatis yang pernah ia alami di masa kecil. Ia mengungkapkan bahwa ia sempat mengalami pelecehan seksual oleh seorang guru sekolah saat menginjak usia remaja.
Secara mental dan psikis, trauma masa kecil merupakan hal yang sangat berat bagi siapapun. Perlu keberanian bagi seseorang untuk menceritakan trauma yang ada dalam kehidupannya. Dan Patrice Evra, yang saat ini berusia 40 tahun, tampaknya memiliki keberanian seperti itu.
Evra sendiri berbicara secara terbuka dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Times tepat sebelum ia merilis buku (otobiografi) barunya. Meskipun ia mengawalinya dengan menjelaskan alasan mengapa ia baru membicarakan kisah traumatisnya itu sekarang.
“Saat pertama kali membuat buku, saya tidak menceritakan keseluruhan cerita karena saya masih malu dengan apa yang saya alami. Saya masih memiliki ketakutan dengan apa yang akan dipikirkan orang,” pungkas Evra dikutip dari MEN Sports.
“Sekarang saya ingin mengatakannya karena saya tidak ingin anak-anak lain berada dalam situasi saya dan mereka malu pada diri mereka sendiri. Saya berpikir bahwa mereka tidak berani karena ini bukan tentang menjadi berani. Tapi ini tentang kesiapan mental untuk membicarakannya.”
Patrice Evra sangat tahu kondisi yang dialami oleh orang lain yang mengalami hal yang sama denganya. Oleh sebab itu, ia sedikit memberikan tips untuk mereka di luar sana agar tidak menyerah dengan keadaan dan terus bangkit menemukan hidup baru yang jauh lebih baik.
“Jadi saya hanya ingin memastikan anak-anak di luar sana memiliki keberanian dan tidak menyalahkan diri sendiri. Karena saya dulu pun selalu menyalahkan diri sendiri. Namun itu tidak merubah apa yang saya alami. Kita perlu bangkit dari itu semua,” ungkap Evra.
“Saya tidak malu untuk mengatakan bahwa saya merasa seperti pengecut selama bertahun-tahun karena saya tidak pernah berbicara. Itu adalah sesuatu yang berat di dada saya. Tapi saya tidak akan mengungkapkan hal ini hanya untuk saya pribadi. Saya melakukannya untuk anak-anak lain.”
Patrice Evra sendiri dibesarkan di Les Ulis dekat Paris. Ia kemudian mengatakan kalau pelecehan yang ia alami itu terjadi di rumah gurunya. Sebuah tempat di mana ia tinggal untuk mengurangi waktu perjalanan antara rumah dan sekolahnya.
Sejauh ini Evra hanya memberi tahu ibunya dua minggu yang lalu, dan mengatakan kalau ia menentang permintaan ibunya untuk tidak membahas apa yang sesungguhnya terjadi di dalam bukunya. Pada intinya mantan bek kiri Setan Merah itu ingin kejadian yang ia alami bisa dijadikan pelajaran bagi semua pihak.
“Baru sekarang ketika saya berusia 40 tahun, saya memberi tahu dia (Ibu Evra). Itu adalah kejutan besar baginya. Banyak kemarahan. Dia bilang dia menyesal. Dia berkata, ‘Kamu tidak boleh memasukkannya ke dalam bukumu, itu milik pribadi Patrice’,” jelas Evra.
“Tapi saat itulah saya berkata, ‘Bu, ini bukan tentang saya, ini tentang anak-anak lain’, lalu dia bilang oke dan dia mengerti. Semua ini, sekali lagi, bukan hanya tentang cerita saya. Tapi ini semua adalah pelajaran bagi pihak yang dulu dan sekarang terlibat dengan hal menggelikan ini.”
Evra, yang memenangkan lima gelar Premier League selama delapan tahun di Old Trafford, mengatakan jika ia juga pernah membantah ketika ia menerima telepon dari polisi terkait pelecehan seksual yang dialaminya. Waktu itu polisi menanyakan pada dirinya ketika ia masih bermain untuk Monaco di usia 24 tahun.
“Hidup dengan rasa trauma sangatlah mengerikan. Dan momen itu merupakan salah satu penyesalan terbesar saya karena saya sebenarnya telah bisa membantu begitu banyak orang,” tambah Patrice Evra.