Foto: Manchester Evening News

Sudah penampilannya memburuk, dapat bola maruk, kelakukan dengan pacar busuk, begitulah kata Fannes Febryanto dalam akun TikTok pribadinya mengomentari kasus yang menimpa Mason Greenwood.

Punya pergerakan yang lincah, dua kaki yang baik, serta naluri gol yang bagus, tidak ada yang bisa membantah kalau Mason Greenwood sudah diberkati sebuah kelebihan yang mungkin tidak dimiliki pemain muda seusianya.

Ditambah dengan fakta kalau dia bermain untuk klub sekelas Manchester United, mewarisi nomor legendaris milik Ryan Giggs, serta status pemain utama, sahih sudah kehidupan Greenwood yang baru berusia 20 tahun.

Talenta ini yang membuat Ole Gunnar Solskjaer sempat mati-matian membela Greenwood agar tidak dipinjamkan pada musim 2019/20 yang lalu. Sebuah keputusan yang tepat mengingat ia langsung nyetel dengan cepat hingga bisa membuat 17 gol dan bermain dalam 49 pertandingan ketika itu.

“Tidak pernah ada dalam pikiran saya untuk berani meminjamkan Mason ke klub lain. Kami harus menjaganya untuk tetap di sini karena dia sudah siap untuk bermain di tim utama. Tidak banyak pemain seperti dia karena dia adalah pencetak gol yang alami,” kata Ole.

Sanjungan demi sanjungan terus berdatangan untuk Greenwood. Maklum saja, jarang-jarang pemain muda akademi United langsung tampil apik hanya dari beberapa pertandingan. Sebelumnya mungkin hanya Scott McTominay atau Marcus Rashford.

Akan tetapi, apa yang sudah dimiliki Greenwood saat ini bisa saja lenyap karena perilakunya.

***

“Manchester United bekerja sama dengan asosiasi sepakbola Inggris begitu kecewa dengan tindakan Mason Greenwood atas situasi ini,” begitulah rilis resmi Manchester United saat Mason Greenwood ketahuan melanggar protokol kesehatan saat timnas Inggris melawan Islandia 2020 lalu.

Tidak ada hukuman berat bagi Greenwood saat itu. Ia hanya diberi denda 1.360 pounds. Bisa dimaklumi kalau pelanggaran yang dilakukan tidak terlalu berat. Menurut Andros Townsend, Mason masih muda dan kesalahan ini pasti ia akan lewati dengan baik.

Ucapan Townsend memang terbukti. Di tengah beberapa hujatan kepadanya saat itu, pihak klub masih mendukung karier si pemain. Hal ini terlihat dari catatan 52 penampilan pada musim 2020/21. Mason membuat kita melupakan kasusnya berkat gol-gol yang ia cetak sepanjang musim itu.

“Yang harus dilakukan Greenwood adalah berhenti menggunakan media sosial, berhenti membaca koran, dan mendengarkan radio. Jika dia bisa melewati segala ujian yang datang, maka dia akan menjadi pemain baik,” kata Townsend.

Pada akhirnya, Greenwood tampak tidak belajar dari apa yang pernah ia alami hampir setahun yang lalu. Penampilannya mulai menurun. Kritik terus berdatangan. Sikapnya mulai memperkeruh ruang ganti yang membuat kerja Ralf Rangnick sedikit terganggu.

***

Media sosial gempar. Kemarin, akun Instagram Has Robson mengunggah beberapa gambar yang menunjukkan lebam-lebam di sekujur badannya. Ia juga mengunggah potongan video ketika darah mengalir dari bibir ke sekujur badannya. Ada juga potongan rekaman percakapan Robson yang menolak untuk diajak berhubungan badan oleh Greenwood.

“Untuk semua yang ingin tahu, apa yang dilakukan Mason Greenwood kepadaku,” begitu tulis Robson.

Robson dan Greenwood adalah pasangan kekasih. Keduanya sempat beberapa kali mengunggah kebersamaan mereka. Sempat putus beberapa tahun lalu, namun keduanya kembali menjalin hubungan hingga kemudian dikabarkan bertunangan. Sayang, keduanya kini terlibat konflik yang jauh lebih besar.

United pun sempat belum mau mengambil sikap tegas dan memilih untuk mengeluarkan pernyataan yang diplomatis. Mereka menunggu hasil penyelidikan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Ketika kepolisian mendatangi rumah Robson dan Greenwood yang dikabarkan sudah ditangkap karena kasus kekerasan dan pemerkosaan, United pun bersikap tegas.

“Mason Greenwood tidak akan kembali berlatih dan memainkan pertandingan sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut,” begitu kata mereka.

Kejadian ini tentu saja mencoreng citra Manchester United dan semakin membuat musim 2021/22 menjadi musim yang penuh drama bagi Setan Merah. Dari kekalahan 0-5, pemecatan Ole, konflik ruang ganti karena adanya CR7, hingga kasus Greenwood, masalah demi masalah sepertinya tidak mau pergi dari klub ini.

Bagi Greenwood, kejadian ini sudah pasti akan memberikan dampak bagi kariernya. Simpati mungkin saja tidak akan ia dapat lagi. Hal ini terlihat dari beberapa rekan setim yang memilih untuk tidak mengikutinya lagi di media sosial. Yang paling parah mungkin tidak akan lagi ada nama Greenwood di dalam skuad.

Kita bisa berkaca dari kasus Adam Johnson. Digadang-gadang sebagai salah satu pemain masa depan timnas Inggris, kariernya hancur akibat kejahatan asusila. Meski sudah bebas dari hukuman penjara, namun ia kini tidak bisa lagi bermain sepakbola. Padahal, usiaya masih 34 tahun alias cukup untuk memperkuat tim-tim Championship Division atau tim papan bawah Premier League. Hal serupa bisa saja terjadi pada Greenwood.

Asosiasi pesepakbola profesional atau PFA sempat menyuarakan kampanye tentang pentingnya pendidikan moral di level akademi. PFA ingin, pemain di generasi sekarang tetap tumbuh menjadi pesepakbola yang bertanggung jawab. Jangan sampai mereka ini tumbuh tidak mengenal moral dan bertingkah semuanya tanpa rasa tanggung jawab.

Hal ini tidak lepas dari dunia sepakbola yang begitu kompleks. Kehidupan tidak hanya tentang 11 vs 11 yang ada di atas lapangan. Sepakbola juga bicara tentang humanitas yaitu bagaimana caranya saling menghargai antar sesama manusia.