Banyak kritikan menghujam Manchester United setelah mereka gagal lolos dari babak 16 besar Liga Champions. Salah satunya datang dari mantan kapten Setan Merah yakni Gary Neville. Ia menyebut kalau kekalahan United atas Atletico Madrid di Liga Champions sangatlah “menyedihkan”.
Walaupun di satu sisi, Gary Neville merasa tidak heran mengapa bekas klubnya itu tersingkir oleh Atletico. Baginya hal itu merupakan sebuah konsekuensi dari ketidakseriusan Ralf Rangnick dalam melakukan pendekatan kepada pemainnya. Dan lebih tegasnya lagi, Neville mengatakan kalau manajer sementara United itu seperti tidak punya rencana apa-apa.
Dengan begitu sirnalah semua kesempatan United meraih trofi di musim ini. Mereka tersingkir dari Liga Champions, gagal bersaing di Premier League, dan tereliminasi dari Piala FA. Genap sudah lima musim tanpa juara. Sebuah tren terburuk United dalam 40 tahun terakhir.
Parahnya lagi, peluang United untuk lolos ke Liga Champions musim depan juga diragukan. Selain karena penampilan yang buruk, posisi mereka juga terancam oleh Arsenal dan Tottenham Hotspur yang sedang bersaing merebut empat besar. Bahkan sekarang Arsenal sedang berada di atas United dengan sisa dua pertandingan
Namun, Gary Neville masih percaya kalau keluarnya United dari kompetisi Liga Champions musim ini setidaknya akan lebih membuat mereka fokus mengejar posisi empat besar. Meskipun di satu sisi, ia masih meragukan kapasitas Ralf Rangnick dalam memperbaiki situasi tersebut. Karena selama ini, manajer sementara itu seperti tidak punya rencana.
“Satu-satunya keuntungan Manchester United tersingkir tadi malam, jika memang ada, adalah mereka sekarang bisa 100 persen fokus pada liga. Tentunya mereka bisa berjuang untuk posisi empat besar agar bisa masuk lagi ke Liga Champions musim depan. Ini adalah prioritas mereka,” ujar Neville kepada Sky Sports News.
“Saya masih percaya ada peluang terbaik dari tersingkirnya mereka (Manchester Unitedd) dari Liga Champions musim ini. Mereka bisa lebih maksimal dari sebelumnya. Namun, saya kurang yakin apa yang akan dilakukan manajer mereka bisa menaikkan kepercayaan diri pemain atau tidak. Karena di laga vs Atletico, para pemain United begitu menyedihkan.”
“Saya berada di stadion. Saya berjalan ke lapangan di akhir pertandingan dan saya melihat kekecewaan besar di wajah mereka. Mereka benar-benar ditipu. Mereka kecewa, sedih, dan kesal. Mereka tampil buruk di babak kedua, dan manajer seperti tidak punya rencana. Mereka seolah dibiarkan gagal. Dan itu adalah momen yang sangat buruk.”
Secara teknis, Garu Neville juga memberikan pendapatnya dengan memberikan analisis mengapa Manchester United tampil buruk di laga vs Atletico Madrid. Ia menyimpulkan kalau masalah yang Setan Merah hadapi saat ini sering muncul ketika menghadapi lawan yang disiplin. Dan tim seperti itu pasti memiliki ancaman serius dalam menyerang.
“Saya melihat ada kesamaan ketika United melawan Spurs dan melawan Atletico. Mereka memang menang 3-2 atas Spurs, tapi saya tidak yakin apakah mereka bisa menang ketika berhadapan dengan Atletico Madrid. Dan itu terjadi (United kalah). Padahal Atletico sama-sama disiplin seperti Spurs,” pungkas Neville.
“Atletico terorganisir, kompak, dan mereka terus berjuang. Mereka punya kualitas di depan dan di lini tengah. Tidak sulit untuk melihat di mana masalah tim Manchester United saat ini. Bagi saya, setiap kali mereka bermain melawan tim yang terorganisir dan kompak, mereka tampak kesulitan. Mereka memang menang melawan Spurs, tetapi mereka lebih sering kalah.”