Foto: Metro.co.uk

Mantan bek Manchester United dan Torino, Matteo Darmian, telah kembali ke Serie A. Sebagai salam perpisahan, Darmian kemudian memuji mantan manajer United Jose Mourinho dan Louis Van Gaal dengan mengklaim bahwa mereka berdua memiliki efek positif pada kariernya.

Di sisi lain, bek sayap itu mengakhiri masa empat tahunnya di Old Trafford pada musim panas ini ketika ia menyelesaikan transfernya yang senilai 3,6 juta paun ke Parma. Selama waktunya di Old Trafford itu, ia berhasil memenangkan beberapa gelar, termasuk Europa (di bawah Jose Mourinho) dan Piala FA (di bawah Louis Van Gaal).

Melihat hal tersebut, ia mengakui kalau dirinya merasakan dampak positif dari kedua mantan manajernya itu, meskipun faktanya, ia tidak pernah benar-benar sukses secara konsisten mendapat waktu bermain reguler di United. Bahkan, ia hanya bermain sebanyak tujuh pertandingan di semua kompetisi di musim terakhirnya, sebelum akhirnya menyetujui pindah kembali ke tanah kelahirannya di akhir bursa transfer kemarin.

“Van Gaal dan Mourinho adalah dua pelatih hebat. Mereka telah memenangkan banyak piala dalam kariernya, dan Anda tahu mereka adalah dua pelatih senior di dunia sepakbola. Mereka adalah dua pelatih hebat yang telah meninggalkan saya sesuatu yang positif, dan saya berterima kasih kepada mereka,” tutur Matteo Darmian kepada media Italia Tuttomercatoweb.

Selain itu, Darmian juga berbicara tentang bagaimana kepindahannya ke United terjadi, dan bagaimana rasanya mengenakan jersey merah kebanggaan kota Manchester yang terkenal. Pemian berusia 29 tahun itu lalu menambahkan bahwa ia selalu bangga dan menginginkan tantangan ketika ia menyetujui untuk pindah ke Old Trafford pada 2015.

Pemain asal Italia ini pun ternyata tidak pernah menyesal ketika memilih menempatkan kariernya di Manchester United meskipun ia merasa kekurangan waktu bermain. Ia bahkan sudah bersikeras bahwa pengalaman yang telah ia lalui itu akan ia lalui lagi suatu hari nanti. Darmian juga selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang bekerja dengan keras untuk meraih sesuatu yang ia inginkan sejak ia berada di Torino.

Hal inilah yang sempat dikagumi oleh beberapa suporter. Maka wajar mengapa mereka benar-benar bersemangat ketika melihat Darmian menandatangani kontrak dengan klub kesayangan mereka. Namun, karena kenyataan pahit lebih dominan menutup ambisi Darmian, “berjuang” merupakan fokusnya selama dua sampai tiga musim terakhirnya. Apalagi, ia semakin sedikit bermain ketika Jose Mourinho datang ke Old Trafford di musim keduanya.

“Pilihan untuk pergi ke Inggris pada saat itu tampak mudah. Bermain untuk klub yang begitu besar dan erat dengan juara adalah sumber kebanggaan dan tanggung jawab besar bagi saya. Karena waktu itu, saya sudah mengenakan jersey merah yang mulia, yang menjadikan saya selalu harus memberi tanggung jawab besar,“ ungkap Darmian.

“Ini merupakan pengalaman yang akan saya lakukan lagi, sangat penting bagi karier saya memiliki pengalaman seperti ini. Saya pergi untuk menantang diri sendiri dengan budaya dan sepakbola yang berbeda, dan itu tentu saja membuat saya tumbuh baik di dalam maupun di luar lapangan.”

“Dua tahun pertama, saya bermain lebih banyak, kemudian setengah tahun terakhir saya bermain lebih sedikit, akan tetapi keinginan saya untuk bermain mendorong saya untuk meninggalkan Manchester. Jadi itulah alasan saya mengapa saya memilih pergi dari sana, karena saya masih ingin bermain banyak.”

Yang jelas, Matteo Darmian seolah tahu diri, dan ia tidak dapat memaksakan dirinya untuk tetap bertahan di Old Trafford menyusul pengambilalihan kursi manajer oleh Ole Gunnar Solskjaer. Ia juga sudah berpikir matang ketika menyelesaikan langkah untuk kembali ke tanah airnya demi menghidupkan kembali kariernya ke jalur yang benar. Bahkan, menyikapi hal ini, Darmian bersikeras bahwa kepindahannya tersebut terjadi karena ia adalah pemain profesional yang selalu menerima keputusan pelatih.

“Bermain di United adalah sumber kebanggaan dan tanggung jawab yang begitu penting bagi saya selama ini. Tapi sekarang, saya benar-benar ingin bermain, dan hanya iming-iming kembali ke Italia yang bisa mendorong saya untuk memfasilitasi itu. Maka saya harus meninggalkan Manchester. Sebagai seorang professional, saya juga harus selalu menerima keputusan pelatih. Anda harus bekerja keras untuk siap berjuang dengan karier Anda,” ungkap Darmian dilansir dari Football Italia.

 

Sumber: Manchester Evening News, Football Italia