Foto: ESPN FC

Emosi pasti memuncak tak terbantahkan jika mengingat apa yang terjadi di stadion Amex akhir pekan lalu. Sulit rasanya untuk mengungkapkan kata-kata yang pas selain “memalukan” sebagai tanda kecewa sebesar-besarnya kepada Manchester United.

Bagaimana tidak, tim yang katanya dijuluki “The Red Devils” ini lagi-lagi harus menelan kekalahan dalam laga lanjutan pekan ke-36 Premier League kala melawat ke markas Brighton. Mereka tumbang secara memalukan dengan skor 0-4 dari tuan rumah.

Padahal United tampil dengan sebagian pemain terbaiknya sebagai starter. Tapi gawang mereka begitu mudahnya dibobol di menit ke-15 lewat sepakan Moises Caicedo. Ketertinggalan awal ini sempat dikejar. Hanya saja usaha dan peluang anak asuh Ralf Rangnick nihil hasil. Dan bahkan bisa dibilang sia-sia.

Karena itu, dengan rasa kecewa yang besar, penulis mungkin hanya bisa mengutip apa yang dikatakan jurnalis Sky Sports yakni Lewis Jones. Terutama ketika ia mendeskripsikan United di pertandingan melawan Brighton tersebut. Penjelasanya lumayan memberi kita salah satu gambaran betapa buruk tim Setan Merah di musim ini.

Menurut Jones, kemampuan Brighton di laga ini sangat brilian. Dan lucunya hal itu adalah sesuatu yang tidak dimiliki oleh lawan mereka yakni United. Pasukan Graham Potter bahkan tampak seperti terlatih dengan baik, penuh ambisi, penuh keterampilan dan penuh kepercayaan diri.

Maka ketika sang manajer berbicara, para pemain Brighton begitu semangat dengan menuruti dan mendengarkan semua instruksi yang diberikan. Oleh sebab itu mereka bisa menang besar melawan United, dan membuat seisi stadion Amex bergemuruh untuk merayakannya.

Tapi berbeda dengan Manchester United. Bagi Jones, mereka adalah kebalikan dari Brighton. Ketika manajer sementara mereka yakni Ralf Rangnick memberitahu anak asuhnya tentang apa yang harus dilakukan, mereka (para pemain United) malah kebingungan.

Mungkin itulah sebabnya mengapa Ralf Rangnick meminta maaf kepada suporter United setelah pertandingan. Manajer asal Jerman ini juga bahkan harus sampai mengakui kalau timnya bermain “sangat mengerikan” untuk “dipermalukan”. Dan ini merupakan bentuk pengakuan yang amat miris.

“Ya, kami bermain mengerikan dan kami hanya bisa meminta maaf kepada para suporter. Itu semua adalah penampilan yang buruk dan kekalahan yang memalukan. Kami memberi mereka (Brighton) terlalu banyak waktu menyerang dan terlalu banyak ruang. Kami tidak bisa masuk ke posisi untuk menghentikan mereka melalui permainan kami,” ungkap Rangnick dikutip dari Sky Sports.

“Rencana permainan kami benar-benar berbeda. Saya mengatakan kepada para pemain untuk menjadi sekompak mungkin dan kemudian melepaskan tekanan. Tapi yang terjadi kami malah tidak bisa menghentikan mereka. Saya tidak berpikir para pemain mengabaikan rencana saya, cuma pada faktanya mereka tidak dapat menghentikan tuan rumah.”

“Di babak kedua kami mengambil risiko untuk memasukkan Cavani sebagai striker kedua. Tetapi jika dipikir-pikir, terlalu banyak risiko untuk bermain dalam 4-4-2 melawan mereka (Brighton). Karena kami harus mengubah energi. Sebagai tim, kami tampak tidak bertahan sama sekali. Kami juga kembali tidak bisa menghentikan mereka (di babak kedua).”

Sekali lagi, tidak ada yang tidak kecewa dengan Manchester United di laga itu. Kekalahan memalukan yang terjadi seolah-olah membuat para suporter Setan Merah –yang memadati stadion Amex– telah membuang waktu berharganya. Wajar mengapa mereka sampai meluapkan amarahnya sambil meneriakkan sesuatu ketika Brighton menggenapi skor jadi 4-0.

“Anda (para pemain United) tidak cocok untuk mengenakan kaus itu...

Sungguh memalukan memang. Dan ketika ditanya tentang teriakan tersebut, kapten tim United di laga melawan Brighton yakni Bruno Fernandes setuju dengan para suporter. Ia mengatakan kepada Sky Sports, “apa yang kami lakukan, dan saya sendiri, memang tidak cukup pantas untuk mengenakan seragam Manchester United. Saya menerimanya.”