Ole Gunnar Solskjaer memberikan dampak yang signifikan. Setidaknya itu yang ada di kepala para penggemar Manchester United sejak Desember lalu. Hanya menelan tiga kekalahan dan mengembalikan tim ke papan atas adalah prestasi yang sejauh ini sudah dibuat manajer asal Norwegia tersebut.
Selain itu, penampilan tim mulai berubah. Para pemain United kembali bermain dengan penguasaan bola. Skill individu pemain kembali muncul. Beberapa pemain yang katanya kehilangan kepercayaan diri di era Mourinho mulai bisa mengeluarkan potensi terbaiknya. Segala dampak yang dibuat Ole membuat para penggemar United mulai menyamakan tim ini dengan United di era Sir Alex Ferguson.
Namun di saat para suporter dan legenda klub menyebut ada kemiripan dari segi permainan di era Ole dan Fergie, satu nama memilih untuk menolak anggapan tersebut. Dia adalah Louis Van Gaal, mantan manajer mereka yang didepak menyakitkan 2016 lalu.
Di mata LVG, United sama sekali tidak ada perubahan di tangan Ole. Permainan mereka tetap sama dengan era Jose Mourinho yaitu parkir bus dan diselipi dengan serangan balik. Hanya atmosfer dalam ruang ganti saja yang menurutnya berbeda dibanding sebelumnya.
“Orang-orang berpikir kalau berita palsu (Hoax) muncul sejak era Donald Trump menjadi presiden. Namun dalam sepakbola, kami sudah memiliki berita bohong selama 50 tahun.”
“Pelatih setelah saya (Mourinho) mengubah gaya main klub dengan menerapkan taktik parkir bus dan serangan balik. Sekarang ada pelatih lain yang memarkir bus dan menerapkan serangan balik yang sama,” tuturnya kepada BBC.
“Perbedaan utama antara Mourinho dan Solskjaer adalah Solskjaer membawa kemenangan. Saya tidak ada di sana tetapi ada sebuah perubahan positif dari sisi atmosfer yang menjadi lebih baik. Solskjaer juga telah mengubah posisi bermain Paul Pogba hingga menempatkan dirinya sebagai pemain yang penting.”
“Tapi cara Manchester United bermain sekarang adalah bukan gaya bermain ala Sir Alex. Permainan mereka masih defensif. Mereka masih mengandalkan sepakbola serangan balik. Jika Anda menyukai yang dimainkan Ole, tidak masalah. Jika taktik Ole jauh lebih baik dibanding punya saya yang dianggap membosankan, juga tidak masalah. Tapi gaya main saya saat itu bukanlah taktik saya sesungguhnya.”
Cap membosankan memang lekat dengan Van Gaal saat dirinya pertama kali memegang United. Setan Merah hanya bisa menguasai bola hingga 80 persen tetapi tidak diimbangi dengan ketajaman di lini depan. Dalam satu pertandingan, United bisa tidak membuat tembakan tepat sasara sekali pun. Akan tetapi, Van Gaal menolak kalau taktiknya dibilang membosankan.
“Tidak benar kalau taktik saya membosankan. Media tidak pernah menganalisis laga secara mendalam. Kesan membosankan itu muncul karena lawan memarkir bus. Kemudian kamu harus bermain dengan tempo yang lebih tinggi, tempo yang cukup sulit. Maka kamu harus melihat pemain seperti apa yang Anda miliki saat itu.”
Meski kesannya seperti membela Mourinho, namun Van Gaal juga mengkritik juniornya tersebut. Kali ini soal bagaimana memberi kesempatan kepada pemain muda. Mantan manajer Barcelona ini memang dikenal gemar memainkan pemain muda. Nama-nama seperti Van Der Sar, Kluivert, Puyol, hingga Thomas Muller adalah pemain yang diorbitkan oleh Van Gaal. Saat Van Gaal masih di kursi manajer, ia mempromosikan lebih dari 10 pemain untuk bermain di tim utama. Salah satu nilai plus Van Gaal selain trofi Piala FA yang ia punya.
“Saya membaca pernyataan Mourinho dan dia mengatakan kalau saya mempromosikan pemain muda karena kebutuhan tim. Namun itu tidak benar. Saya sengaja menciptakan hal itu. Saya selalu melakukannya di setiap klub. Mourinho hanya memberi kesempatan lima menit, Solskjaer 10 menit, itu bukan kesempatan. Kesempatan adalah memberikan waktu lebih lama untuk terlibat dalam suatu pertandingan.”
Tidak hanya menyerang Ole, Van Gaal juga menyerang Ed Woodward yang menjadi CEO United sekarang. Ed dianggap membuat United hanya bergerak menjadi tim yang berorientasi kepada bisnis dan bukan untuk prestasi di atas lapangan. Hal ini yang membuatnya menyebut kalau United tidak akan berubah dengan Ole jika masih ada Ed Woodward di jajaran eksekutif.
“Struktur tim ini tidak buruk tetapi tangan kanan Ed Woodward harus menjadi direktur dengan pandangan penuh kepada sepakbola, bukan seseorang dengan peran bankir. Sayangnya, kita berbicara tentang klub komersial, bukan klub sepakbola. Saya sudah pernah bicara dengan Ferguson tentang ini dan dalam tahun-tahun terakhirnya, dia juga bermasalah dengan itu.”
Van Gaal menolak anggapan banyak orang kalau filosofi yang ia agung-agungkan gagal bersama United. Memenangi banyak gelar di empat negara menjadi bukti kalau filosofinya tidak gagal. Dengan percaya diri ia juga menyebut kalau para penggemar United masih meneriakkan namanya setiap kali bertemu dengannya.