Berbeda dengan Ole Gunnar Solskjaer, Antonio Conte sebenarnya punya latar belakang prestasi yang bagus sebagai pelatih. Ia berhasil meraih trofi bersama Juventus, Chelsea, dan Inter Milan.

Saat masih melatih Chelsea, ia menggunakan skema 3-5-2. Ciri khas permainannya adalah bermain dengan penuh energi. Ini yang membuat Sir Alex Ferguson pernah memuji Conte atas apa yang ia lakukan bersama The Blues.

“Fantastis, Anda melihat energinya di atas lapangan,” kata Fergie kepada Skysports pada 2017 silam.

“Ada pepatah yang mengatakan kalau permainan tim mencerminkan manajernya dan itulah yang telah mereka lakukan bersamanya. Timnya bertahan di puncak liga begitu lama. Mereka kalah dari Arsenal dan Liverpool awalnya, tapi setelahnya mereka bangkit.”

Bersama Chelsea, Conte meraih 30 kemenangan dari 38 pertandingan liga dengan kalah lima kali. Di musim selanjutnya, meski gagal mempertahankan gelar dan hanya duduk di peringkat kelima, tapi Conte masih mampu mengantarkan Chelsea menjuarai Piala FA.

Sementara itu, meski tekanan padanya kian membesar, tapi Solskjaer masih dipercaya oleh dewan klub United. Mantan pemain United, Gary Neville, menyebut kalaupun Solskjaer dipecat, ia merasa kalau Conte tidak cocok buat United saat ini.

“Mereka tidak akan membawa masuk seorang pembunuh bayaran. Mereka akan bertahan dengan Ole dan dia harus memenangi sesuatu musim ini,” kata Neville.

“Jose adalah pelatih terbaik di dunia dan tak bisa melakukannya. Aku tak akan memabwa Conte ke United. Dia tidak cocok untuk United.”

“Aku mungkin salah tapi aku tak merasa dia adalah orangnya. Aku pikir akan salah untuk memecat Ole hari ini. Aku memecat seorang manajer setelah enam pertandingan musim lalu, itu adalah hal yang salah, aku harusnya membiarkannya bernafas.”

Sama seperti Neville, Peter Schmeichel juga merasakan hal yang sama. Bahwa merekrut Conte akan menjadi sebuah kesalahan.

“Anda bisa bilang, ‘Conte itu brilian’. Namun, dia tak bertahan di manapun selama lebih dari beberapa tahun.”

“Kami bukan kesebelasan macam itu. Kami telah mencobanya. Itu tak berhasil.”

“Louis van Gaal tidak memenangi Premier League, Mourinho tidak. Anda bilang Conte atau nama lain, tak ada bedanya. Ini adalah soal mereka dan apa yang mereka ingin lakukan di jendela kecil dalam sejarah besar Manchester United.”

Berproses Sampai Kapan?

Berbeda dengan Gary dan Peter, Bastian Schweinsteiger mempertanyakan seberapa lama United akan membangun ulang dan bagaimana Solskjaer akan menggunakan pemain yang tersedia untuknya.

“Itu adalah cara Anda bermain, bagaimana strateginya. Kalau Anda punya Cristiano Ronaldo dan dia istirahat saat bertahan, tapi kalau dia mencetak gol di dalam kotak penalti, itulah apa yang ia lakukan dan apa yang harus Anda tahu,” kata Schweini.

“Manchester United masih dalam proses. Solskjaer terus menyebutkan itu. Meski di mataku itu terlalu lama. Jika Anda melihat Manchester City atau Chelsea dan dampak yang Thomas Tuchel berikan pada mereka, sungguh luar biasa. Dia tahu persis apa yang para pemain perlu tampilkan dan mereka memiliki strategi dan sebuah DNA. Mereka memiliki lebih banyak hal dalam permainan mereka.”

“Pengalaman Ronaldo dan Raphael Varane pasti akan membantu tim, tetapi pertanyaannya adalah seberapa banyak mereka terlibat dalam taktik tim,” ucap mantan pemain Bayern Munchen tersebut.

Schweinsteiger mengaku masih belum 100 persen jelas apakah Manchester United dengan para pemain yang ada sekarang akan sukses atau tidak. Ia membandingkan dengan Chelsea, Manchester City, Liverpool, dan bahkan Bayern Munchen, bahwa United masih belum ada di level yang sama.

“United selalu bisa menyakiti Anda di satu pertandingan, itu yang jelas buatku, terutama di Old Trafford.”

Akan tetapi, setelah kekalahan dari Liverpool, Schweini mengaku tak kaget karena kekalahan ini tidak datang begitu saja.

“Liverpool menunjukkan mereka perbedaan, yang mana itu besar: punya sebuah filosofi dan visi. Selamat Liverpool. Semoga United bisa kembali segera.”

Sumber: Manchester Evening News (1), (2)