Perjalanan Manchester United musim ini membuat Ole Gunnar Solskjaer percaya diri. Mantan manajer Molde tersebut yakin kalau United bisa bersaing dengan kesebelasan-kesebelasan top Eropa lainnya. Asalkan, para pemain mampu menunjukkan penampilan yang konsisten musim depan.
Musim ini, United berhasil lolos ke final Europa League. Akan tetapi sebenarnya, United tidak mengawali Europa League sejak fase grup. United ke Europa League karena menempati peringkat ketiga babak grup Liga Champions. The Red Devils kalah bersaing dengan Paris Saint-Germain dan RB Leipzig yang lolos ke babak 16 besar.
Terlempar dari Europa League, ternyata penampilan MU cukup konsisten. Dari delapan laga hingga babak semifinal, United cuma kalah sekali dari AS Roma di leg kedua semifinal. Itu pun setelah membantai Serigala Ibukota itu, 6-2 di leg pertama.
Lawan yang dihadapi United di fase gugur Europa League juga berasal dari La Liga dan Serie A. United mengalahkan Real Sociedad dan Granada, serta AC Milan dan Roma dari Italia.
United akan bertemu dengan wakil Spanyol di final yang digelar di Gdansk pada 26 Mei mendatang.
Di liga, United tak terkalahkan saat menghadapi finalis Liga Champions, Manchester City dan Chelsea. Namun, Solskjaer sadar bahwa konsistensi adalah kunci buat United untuk melangkah ke tahap selanjutnya dan menunjukkan kalau mereka bisa menantang juara di domestik maupun di Eropa.
“Kami telah bermain menghadapi sejumlah tim bagus, dari Spanyol dan Italia. Kami tak bisa bilang kalau itu Liga Champions, karena memang bukan. Akan tetapi, kami harus bermain amat bagus untuk lolos, kami belum bisa menghadapi lawan yang lebih lemah, yang mana sering Anda temukan di kompetisi Eropa,” kata Solskjaer.
Menurut Solskjaer, musim ini adalah ujian bagi skuadnya. “Lihat sejauh apa kami berjalan, kami telah bertanding melawan finalis Liga Champions, kami telah bertandingan di sejumlah pertandingan bagus menghadapi kedua kesebelasan itu, kami harus konsisten melakukannya.”
Final di Gdansk nanti merupakan final pertama Solskjaer sebagai manajer Manchester United. Ini sekaligus menjadi peluang baginya mengantarkan trofi pertama buat The Red Devils. Solskjaer juga percaya kalau skuadnya akan merasakan manfaat kesuksesan bila berhasil membawa trofi Europa League ke Manchester.
“Anda ingin memenanginya buat tim, buat klub, buat para penggemar, malam itu membawa semua orang bersatu. Itu adalah perayaan, ketika Anda kalah dalam sebuah pertandingan besar, itu adalah kekecewaan,” tutur Solskjaer.
“Saat kami memenanginya pada 1999, kesuksesan itu menciptakan sejarah, kemenangan itu tak membuatku menjadi pemain yang lebih baik, tak membuat kami secara individu jadi lebih baik, tapi secara kelompok, kami percaya kami bisa memenangi banyak hal. Kami nyaman memenangi liga pada musim-musim selanjutnya.”
“Hal itu memberimu banyak hal sebagai kelompok, tapi waktu yang akan memberi tahu apa arti kesuksesan itu buat tim, terkadang trofi akan menyembunyikan fakta lain. Kami telah merasa kami telah berjalan sejauh ini, kami telah melakukannya dengan susah payah, kami pernah kalah di semifinal, dan kami siap buat sebuah partai final dan langkah selanjutnya.”
Solskjaer memang mengalami masa naik-turun bersama United. Puncak kekecewaanya ada di musim lalu ketika United selalu kalah di semifinal. Final Europa League akan menjadi pembuktian buatnya.
“Manchester United begitu berarti banyak buatku sepanjang hidupku dan bisa memimpin tim ini akan menjadi momen membanggakan buatku. Akan hebat melihat para pemain yang bekerja bersama selama dua setengah tahun bahwa kami telah mengambil langkah ke final setelah kegagalan yang kami punya.”
“Mencapai final adalah satu hal, ketika Anda sampai ke final, Anda harus memenanginya. Kami semua fokus dan aku tak sabar untuk melihat para pemain berjalan ke lapangan.”