Louis van Gaal telah mengungkapkan isi hatinya dengan mengatakan jika melatih Tottenham Hotspur mungkin akan lebih cocok untuknya daripada Manchester United. Menurutnya, jika dulu dirinya lebih memilih untuk melatih Spurs, akhir kariernya tidak akan seperti ini.
Di sisi lain, pelatih asal Belanda itu mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia kepelatihan pada pekan lalu. Ia meresmikan masa pensiunnya itu setelah melewati 47 tahun kariernya yang dimulai sejak ia masih sebagai pemain Ajax pada 1972, sebelum akhirnya menjadi manajer klub Ibukota Belanda itu pada 1991.
Van Gaal sendiri sempat menghabiskan dua tahun kariernya di Old Trafford, melatih United, dan membawa klub berjuluk Setan Merah itu lolos ke Liga Champions di musim pertamanya. Ia lalu berhasul memenangkan Piala FA di pertandingan terakhirnya sebagai manajer United. Namun, ia tidak begitu bahagia berada di Theatre of Dream, dan ia sangat menyesali keputusannya mengapa memilih United sebagai tempat singgah perjalanan kariernya.
Van Gaal memiliki pemikiran bahwa, mungkin jika ia waktu itu bisa memiliki opsi lain, ia akan lebih memilih singgah dan melatih Tottenham Hotspur ketimbang United. Karena menurutnya, ia akan diberi kesempatan untuk bekerja dengan lebih baik berkat keunggulan dari aspek pemain muda yang dimiliki Spurs.
“Saya pikir klub seperti Tottenham adalah pilihan yang lebih baik ketimbang Manchester United. Karena United adalah tim lama, dan saya tahu saya harus mengubah mereka kembali seperti dulu. Apakah saya salah memilih United? Mungkin. Tapi saya mengikuti kata hati saya. Saya bekerja di tim nomor satu di Belanda, Jerman, Spanyol dan juga di Inggris,” ungkap Louis van Gaal dilansir dari BBC Sports.
“Namun United memiliki tujuh pemain di atas 30 tahun. Saya pernah berbicara tentang hal itu di wawancara kerja dengan manajemen klub mereka. Di tahun pertama saya, United lolos ke Liga Champions. Di tahun kedua saya, United memenangkan Piala FA. Tapi tidak ada yang istimewa, saya juga kurang merasa nyaman.”
Semua oang bisa menilai bahwa masa jabatan Van Gaal di Manchester United berakhir dengan buruk. Apalagi, hal ini tergambar dengan jelas ketika ia dipecat tak lama setelah mengalahkan Crystal Palace di Wembley pada final Piala FA. United juga kehilangan tempatnya di kualifikasi Liga Champions, dan ditambah lagi, para suporter sangat tidak puas dengan tipikal permainan buruk di bawah Van Gaal.
Setelah Jose Mourinho ditunjuk sebagai pengganti Van Gaal, sebuah cerita baru pun dimulai. Namun harus berakhir dengan hal yang sama buruknya. United semakin tidak jelas dalam menjalankan visi dan misi klubnya. Bahkan, hal seperti ini benar-benar membuat Van Gaal marah. Ia merasa bahwa keputusan penunjukkan Mou merupakan hal terburuk yang pernah ia lihat.
“Saya bisa membayangkan mengapa Woodward memilih Mourinho. Dia adalah pelatih top. Dia telah memenangkan banyak gelar. Lebih dari saya. Tapi, yang tidak saya sukai adalah, Woodward menghubungi dia (Mourinho), lalu sudah berencana dalam benaknya bahwa dirinya akan menggantikan saya, dan dia tutup mulut selama enam bulan,” tutur Van Gaal.
“Ini merupakan keputusan terburuk yang pernah saya lihat. Bayangkan, setiap hari Jumat saya harus pergi ke konferensi pers dan ditanyai apa pendapat saya tentang rumor itu. Sebenarnya, apa hubungannya semua itu dengan otoritas pelatih?”
Perjuangan Van Gaal di musim keduanya memang benar-benar di bawah tekanan, dan semakin meningkat ketika Jose Mourinho mulai menjadi pilihan terbaik untuk manajer baru United. Ketika itu, kabar tersebut pun akhirnya memunculkan sebuah pertanda yang mengklaim bahwa Van Gaal akan dipecat beberapa saat setelah memenangkan Piala FA. Maka benar saja, itu terjadi.
“Ketika saya berjuang untuk memenangkan Piala FA, selama enam bulan, media sudah memasangkan sebuah tali di leher saya. Saya benar-benar berada di bawah tekanan. Ya, saya akan dipecat setelah pertandingan itu. Tapi, semua ini adalah prestasi terbesar saya. Karena setidaknya saya benar-benar memenangkan Piala FA,“ jelas eks pelatih Barcelona tersebut.
“Saya lalu berbicara dengan Woodward sehari setelah pertandingan final Piala FA. Argumen yang dia keluarkan adalah, bahwa saya hanya akan berada di klub ini selama satu tahun lagi, dan Mourinho akan berada di klub ini selama tiga, empat atau lima tahun. Saya sangat menghargai dia sebagai petinggi United, tetapi argumennya itu tidak cukup baik dan membuat saya kesal sampai detik ini.”
Sumber: Sky Sports, The Peoples Person, BBC Sports