Foto: United Journal

Kata “pengabdian” mungkin lebih lekat dalam dunia pendidikan. Di mana itu terjadi ketika seorang murid lulus dari ajaran gurunya, dan kemudian mengabdi seperti gurunya di suatu institusi tertentu. Berbekal ilmu dari sang guru, meski telah keluar dari suatu institusi, sang murid biasanya memiliki ambisi untuk kembali dan melanjutkan perjuangannya di sana.

Mungkin hal itu juga yang ada di pikiran legenda Manchester United baru-baru ini yakni Jaap Stam. Secara terang-terangan, ia telah mengkonfirmasi bahwa ia akan kembali ke klub sebagai pelatih jika diminta. Dan perkataannya ini merupakan bukti pengabdiannya pada klub yang telah membesarkan namanya.

Kebetulan juga perkataannya ini muncul di tengah United yang sedang mencari manajer permanen baru. Namun semua orang tahu, Setan Merah sudah lebih dulu tertarik pada nama Erik ten Hag atau Mauricio Pochettino sebagai kandidat kuat pengisi kursi manajer mereka.

Saat ini posisi manajer adalah pilar penting Manchester United dalam proses membangun kejayaannya kembali. Dengan begitu manajer baru yang datang nantinya harus memiliki kualitas terbaik. Dan ketika menyikapi hal ini, Jaap Stam mengatakan kalau ia merasa mampu mengisi posisi manajer United jika diminta.

“Jika mereka (Manchester United) meminta saya (untuk mengambil peran kepelatihan/manajerial), saya akan langsung mengambilnya tanpa ragu-ragu. Saya tidak punya pilihan untuk menolak hal itu. Anda tahu United adalah bagian dari hidup saya juga,” tegas Jaap Stam kepada Betting Expert.

“Saya memiliki musim yang hebat di sana. Saya juga berhasil memenangkan trofi dan itu sangat penting bagi saya. Bagaimanapun, jika saya bisa membantu mereka, saya akan siap untuk mengambil kesempatannya. Karena saya sendiri memang ingin mengabdi di sana.”

Jaap Stam menghabiskan tiga tahun di Manchester United antara tahun 1998 dan 2001. Ia berhasil membantu Setan Merah meraih treble pada tahun 1999. Namun mantan bek tersebut kemudian dijual ke Lazio pada tahun 2001 –sebuah keputusan yang Sir Alex Ferguson sebut sebagai kesalahan terbesar dalam kariernya.

Sejak pensiun, Stam sendiri sudah lumayan memiliki CV pengalaman di dalam dunia manajer atau kepelatihan. Di mana ia pernah menjadi manajer Reading, Feyenoord dan yang terbaru, ia sempat menjadi manajer tim MLS yaitu FC Cincinnati hingga September 2021.

“Saya tahu mereka (United) mungkin tidak akan datang dan memanggil saya. Tetapi saya tidak merasa kurang mampu, dan itu penting. Saya pikir setiap pemain yang pernah bermain untuk United bisa mendapat kesempatan jadi manajer. Saya pikir semua orang sangat ingin membantu klub, dan mudah-mudahan mereka bisa kembali ke level puncak,” pungkas Stam.

“Seperti yang saya katakan, Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi di dunia sepakbola. Bagi saya, itu (menjadi manajer United) akan menarik. Meskipun ini semua akan kembali kepada keputusan pemilik klub atau direktur teknis. Jadi jika bukan menjadi manajer utama, setidaknya saya bisa diinginkan sebagai asisten pelatih.”

Sekarang Ralf Rangnick masih bertanggung jawab menjadi manajer sementara United sampai akhir musim. Sementara ini masih belum ada keputusan resmi tentang siapa manajer permanen baru mereka. Dan agak berat rasanya jika klub kembali mengambil mantan pemain untuk mengisi kursi manajer.

Karena seperti yang terjadi, Manchester United telah tersingkir dari Liga Champions dan Piala FA, sehingga mereka kembali gagal meraih trofi di akhir musim. Selain itu Setan Merah juga berada di urutan keenam klasemen Premier League. Maka jika bukan manajer baru terbaik yang datang di musim panas ini, kemungkinan United akan kembali jatuh di musim depan.