Foto: ESPN

Beberapa waktu lalu, manajer timnas sepakbola perempuan Inggris, Phil Neville, memberikan sebuah ide yang terbilang cukup menarik. Adik kandung dari Gary Neville ini menginginkan para kesebelasan Premier League untuk menggelar pertandingan tim perempuan di stadion utama mereka. Ide ini tentu saja bertujuan agar lebih banyak lagi orang-orang yang mau menonton pertandingan tim perempuan.

Sepakbola perempuan menjadi pemberitaan utama akhir-akhir ini. Semuanya berkaitan dengan kehadiran jumlah penonton. Di Spanyol, laga Liga Iberdrola antara Atletico Madrid melawan Barcelona di Wanda Metropolitano mampu menarik atensi lebih dari 60 ribu penonton. Hal serupa juga terjadi di Turin ketika pertandingan Juventus melawan Fiorentina memecahkan rekor penonton di Italia dengan 39 ribu penonton memadati Alianz Stadium.

Menurut Phil, Dua kejadian tersebut patut dicoba untuk kompetisi di Inggris. Hal ini dikarenakan mereka memiliki stadion utama dengan kapasitas yang begitu besar. Selain itu, prestasi timnas perempuan Inggris dalam beberapa tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Bulan lalu, mereka menjadi pemenang dalam turnamen She Believes Cup.

“Apa yang akan saya katakan adalah sekarang ada beberapa tim-tim besar yang mulai membuka stadion utama mereka dan mengisinya dengan penonton perempuan. Mari kita buat sejarah di Eropa karena saya pikir negara ini jauh lebih baik daripada di Spanyol atau Italia,” kata Phil.

“Jika Manchester United atau Arsenal memenangkan liga maka buka stadion utama Anda. Pertandingan liga Champions untuk Chelsea, mengapa tidak untuk memainkan laga Liga Champions di Stamford Bridge? Kita bisa dapat 30 dan 40 ribu penonton.”

Gagasan Phil ini kemudian mendapatkan dukungan. Salah satunya datang dari manajer kesebelasan perempuan United, Casey Stoney. Salah satu legenda timnas Inggris ini menginginkan anak asuhnya untuk bisa bermain di Old Trafford. Meski begitu, kesempatan ini nampaknya baru bisa terealisasi pada musim depan.

“Secara logistik, hal itu mungkin tidak akan terjadi pada tahun ini. Tapi saya tahu kalau klub ini sudah menargetkan untuk bisa berada di sana (bermain di Old Trafford) pada musim depan. Jika hal itu bisa terealisasi, maka itu akan menjadi hal yang sangat brilian. Tugas kita hanya perlu mencocokan dengan jadwal tim pria,” tutur Casey.

Saat ini, kesebelasan perempuan United mengandalkan Leigh Sports Village sebagai kandang mereka. Alex Greenwood dkk harus berbagi tempat dengan kesebelasan U-23 dan tim akademi. Moss Lane juga menjadi kandang alternatif Setan Merah jika Leigh Sports Village tidak bisa digunakan.

Rekor penonton tim perempuan Manchester United terjadi pada FA Women’s Super League Cup menghadapi Reading. Ketika itu, ada 4.835 penonton yang hadir di Leigh Sports Village. Angka ini berselisih sedikit saja dari rekor penonton di divisi sepakbola perempuan Inggris ketika Chelsea berjumpa dengan Arsenal dalam Women’s Super League pada tahun 2012.

Jika hanya menghitung penampilan mereka di liga, United memiliki rataan penonton kandang sebanyak 1.772 penonton. Jauh lebih sedikit dibanding ketika melawan Reading, namun angka ini justru jauh lebih banyak dari Manchester City yang merupakan pemimpin klasemen di divisi utama. Hal ini menandakan sudah banyak yang mengikuti kiprah kesebelasan yang baru berdiri pada 28 Mei 2018 tersebut.

Musim ini, penampilan apik ditampilkan oleh tim perempuan Manchester United. Mereka berpeluang besar untuk menjadi juara FA Women’s Championship atau kompetisi tingkat dua sepakbola perempuan Inggris. Untuk sementara mereka unggul empat angka dari Tottenham Hotspur dan mengantungi keuntungan satu pertandingan. Dua kemenangan lagi sudah memastikan poin mereka tidak terkejar lagi dengan runner-up Tottenham Hotspur sekaligus menggenggam tiket promosi.

Mereka juga merupakan tim tersubur di liga dengan memasukkan 76 gol atau dua kali lipat dari torehan Tottenham. Produktivitas mereka bahkan jauh lebih banyak dari Arsenal yang berada di divisi utama. Seandainya mereka tampil di Old Trafford pada musim depan dan tetap menampilkan penampilan yang konsisten di divisi satu, bukan tidak mungkin rataan penonton mereka bisa semakin meningkat dan mampu memenuhi harapan Phil untuk bisa melihat tim-tim perempuan Inggris, khususnya Manchester United, disaksikan lebih dari 10 ribu penonton.