Musim lalu Manchester United kedatangan dua pemain anyar asal Brasil ke dalam skuat asuhan Jose Mourinho. Yang pertama adalah Andreas Pereira. Pemain yang sudah memperkuat tim utama United sejak 2014 ini kembali dari masa peminjamannya dua tahun di kesebelasan asal Spanyol, Granada dan Valencia.

Yang kedua adalah Fred. Dengan dana 47 juta paun mereka berhasil mendaratkan pemain yang bernama lengkap Frederico Rodrigues de Paula Santos ini dari kesebelasan asal Ukraina, Shakhtar Donetsk. Saat itu, United sukses mengalahkan Manchester City yang juga menginginkan jasa pemain berusia 26 tahun tersebut.

Pemain asal Brasil lekat dengan permainan indah dan teknik tinggi yang akrab disapa dengan Jogo Bonito. Mereka kerap menampilkan skill individu dan kecepatan yang membuat para penonton berdecak kagum ketika melihatnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak terlihat dari kedua pemain yang sama-sama berposisi sebagai gelandang tengah ini.

Baik Fred dan Andreas gagal mencuri perhatian Jose Mourinho untuk menjadi pemain utama. Hal serupa juga mereka rasakan saat tampuk kepelatihan berganti ke sosok Ole Gunnar Solskjaer. Mereka lebih akrab sebagai pemain cadangan dan hanya menjadi pilihan ketiga atau bahkan keempat di lini tengah.

Fred hanya bermain 25 pertandingan saja di semua kompetisi. Meski 20 laga diantaranya ia selalu menjadi starter, namun penampilannya pada musim lalu tidak terlalu menggembirakan. Ia hanya membuat satu gol dan satu asis serta kerap kali kesulitan mengimbangi cepatnya ritme kompetisi Premier League dan kerap keteteran menghadapi pemain-pemain lawan yang memiliki kecepatan.

Di sisi lain, Andreas adalah korban dari sesaknya para pemain depan Setan Merah. Ia tidak bisa mengalahkan Pogba, Rashford, Martial, bahkan Jesse Lingard untuk menjadi pemain utama dalam formasi 4-2-3-1 Mourinho atau 4-3-3 ala Solskjaer. Hal ini yang kemudian membuat posisinya diubah oleh Mourinho sebagai seorang gelandang tengah. Namun pada posisi itu ia harus bersaing dengan Nemanja Matic, Fred, Ander Herrera, hingga Scott McTominay. Hanya sembilan kali Andreas turun sejak menit awal dari 23 pertandingan yang ia mainkan dengan catatan satu gol dan satu asis.

Hal ini membuat salah satu mantan pemain Brasil, Kleberson, angkat bicara. Anggota skuad timnas Brasil saat menjadi juara dunia 2002 ini mengungkapkan kalau sulitnya Fred dan Andreas mendapat tempat di tim utama dikarenakan gaya bermain United yang berbeda dengan gaya main mereka yang penuh teknik dan gemar berlama-lama dengan bola.

“Ketika Anda memiliki pemain asal Brasil, mereka umumnya adalah pemain yang penuh teknik dan lebih nyaman menguasai bola di kaki mereka. Saat tim tidak menguasai bola, mereka akan kesulitan. United seringkali bermain dengan dua gelandang tengah dan seringkali bola tidak berada di area ini,” tutur Kleberson seperti dilansir dari MEN.

“Jika Fred dan Andreas diberi kepercayaan lebih untuk bisa bermain sesuai kelebihan mereka, maka mereka akan semakin berkembang dan akan mendapatkan pertandingann yang lebih banyak. Semuanya dimulai dari permainan di dalam tim.”

“Akan lebih baik melihat mereka berdua lebih sering menguasai bola dan menjadi lebih kreatif lagi dalam pertandingan. Mereka perlu memperkuat badan mereka menjadi lebih atletis, agresif, dan lapar untuk merebut bola kembali. Pemain-pemain dari Amerika Selatan lebih menyukai permainan menyerang yang penuh teknik,” tuturnya.

Peluang Kleberson untuk melihat kedua pemain ini menjadi pemain utama musim depan terbuka cukup lebar. Fred diprediksi akan menjalani musim yang lebih baik dibanding musim pertama. Musim lalu adalah adaptasi dan diharapkan Fred memiliki musim seperti Victor Lindelof yang berkembang cukup bagus dan menjadi pemain utama.

Bagi Andreas Pereira, kehilangan Ander Herrera dan Marouane Fellaini membuka dirinya untuk menemani Fred atau Scott McTominay sebagai poros ganda di depan lini belakang. Kesempatan bermain akan semakin terbuka apabila Pogba jadi pindah karena ia bisa bermain di posisi favoritnya yaitu gelandang nomor sepuluh.

Sepanjang sejarahnya, pemain Brasil memang kurang berjodoh dengan Manchester United. Baik Anderson, Rodrigo Possebon, Kleberson, hingga si kembar Rafael dan Fabio pun tidak terlalu memberikan penampilan yang mumpuni.

Louis van Gaal adalah salah satu mantan manajer United yang secara terang-terangan tidak menyukai pemain Brasil. Itulah kenapa dia melepas Rafael meski si pemain sebenarnya masih bisa memperkuat United beberapa tahun lagi. Giovanni, mantan pemain Barcelona yang pernah diasuh Van Gaal, pernah mengatakan kalau LVG adalah Adolf Hitler bagi para penggawa Brasil. Konflik dengan Rivaldo saat masih menangani Barcelona menjadi awal mula yang membuat mantan manajer Bayern Munich ini membenci para pemain Brasil.