Foto: Zimbio

Setidaknya, apa yang dilakukan Jesse Lingard masih lebih baik dibanding menghabiskan liburan dengan minum-minuman keras.

***

Gara-gara media sosial, Jesse Lingard mendapat kritikan yang sangat keras dari suporter Manchester United. Video liburannya yang sedang merekam kamarnya yang berantakan, lalu diikuti dengan kata-kata kotor, serta aksi rekannya yang memperagakan gerakan seks, membuat publik bertanya apakah dia layak masih diberi kesempatan pada musim depan?

Rata-rata para suporter mempertanyakan komitmen si pemain. Ia seolah-olah tidak merasa kecewa dengan penampilannya musim lalu yang hanya sanggup membawa Setan Merah finis di urutan keenam dan kehilangan kesempatan untuk kembali bermain di Liga Champions pada musim depan. Apalagi permainannya dianggap belum istimewa meski sudah berusia 26 tahun, usia ketika pesepakbola seharusnya sudah berada dalam permainan terbaik.

Lingard sendiri mencoba menjawab kritikan tersebut. Dalam video instagram terbarunya, ia berlatih bersama Marcus Rashford di sebuah pantai. Lingard mencoba meyakinkan kalau dia masih serius untuk membawa United ke arah yang lebih baik. Namun tidak sedikit yang berprasangka kalau Lingard melakukan ini sebagai upaya pencitraan.

Meski banyak yang mengkritik, ada juga yang mencoba untuk melindungi pemain kelahiran Warrington ini. Salah satunya adalah Gary Neville. Bek kanan legendaris ini memang menyarankan Lingard untuk menahan aktivitasnya di media sosial karena bisa memberikan dampak buruk.

“Ketika saya menonton Lingard, saya merasa kalau dia adalah sosok pekerja keras untuk rekan setimnya. Namun kenapa ia melakukan hal yang dapat membuatnya menerima kritik di luar lapangan seperti yang ia lakukan saat ini,” kata Gary seperti dikutip dari Training Ground Guru.

“Sebagai pemain profesional, Anda perlu mempertanyakan setiap hal yang akan Anda lakukan, apakah itu ada hal positifnya? Apakah ini akan menjadikan saya pemain yang lebih baik? Apakah ini akan diterima dengan baik oleh para penggemar? Apakah manajer akan senang melihat apa yang saya lakukan? Jika jawaban tadi agak negatif maka lebih baik Anda tidak melakukannya.”

Namun apa yang dilakukan Lingard dalam video yang viral tersebut masih tergolong wajar bagi Neville. Setidaknya, Lingard tidak mabuk-mabukkan atau mengonsumsi apa pun yang membuat berat badannya menjadi berlebihan seperti yang terjadi pada saat ia masih bermain dulu. Di mata Neville, Lingard adalah pekerja keras yang kerap mendapat kritikan tidak beralasan dari para suporter United.

“Namun, setiap pemain pernah membuat kesalahan. Saat hasil tim sedang buruk, dan Anda sedikit bersenda gurau di media sosial, reaksinya mungkin sudah bisa ditebak. Namun saya masih melihat Lingard yang bekerja keras di lapangan dan itu yang paling penting. Ia hanya perlu paham dampak media sosial.”

“Lingard bukan pemain yang hobi minum minuman keras. Beberapa dekade lalu, ada beberapa pemain yang kembali sebelum pra musim dengan kondisi fisik yang sangat buruk. Jujur saja, saya akan memilih orang yang membuat kesalahan di media sosial ketimbang blunder dengan kondisi fisiknya saat liburan. Beberapa pemain dahulu datang sehari sebelum pra musim dengan perut yang berisi dan mengatakan jika mereka akan menurunkan berat badan selama pra musim. Manajer lebih tidak menyukai hal seperti itu,” tuturnya menambahkan.

Kurangnya Pemimpin

Mantan pelatih Valencia ini mengungkapkan, alih-alih mengkritik Lingard, para suporter sebaiknya mempertanyakan kondisi skuad sekarang yang krisis seorang pemimpin di ruang ganti. Pemimpin yang bisa memberikan pengaruh sekaligus membuat para pemain menjaga nilai-nilai filosofi klub.

“Saat saya bermain, Ada tiga kelompok di dalam skuad. Kelompok pemimpin, menengah, dan anak-anak muda. Ketika saya masuk tim utama, ada Paul Ince dan Roy Keane yang menganggap satu umpan buruk sebagai sebuah kejahatan luar biasa.”

“Pemimpin itu yang tidak ada sekarang. Sama sekali tidak ada. Ada beberapa profesional yang baik menurut saya seperti Juan Mata, Ander Herrera, dan Scott McTominay. Tapi saya merasa tiga orang ini tidak bisa memberi pengaruh di ruang ganti untuk mempertahankan nilai-nilai klub. Saat ruang ganti Anda tidak punya sosok pemimpin, maka Anda memiliki masalah besar.”