Foto: Manchester Evening News

Jamie Caplan mungkin adalah representasi dari kita, para fans layar kaca, yang kecewa atas penampilan Manchester United pada musim ini. Yang membedakan adalah Jamie punya kesempatan melampiaskan kekecewaannya secara langsung dibandingkan kita yang terbentur sebuah kotak berwarna bernama televisi.

Pada pertandingan United melawan Leicester City yang berakhir 1-1 pekan lalu, ada sebuah insiden dimana seorang suporter United mengeluarkan beberapa kata kasar yang diarahkan langsung ke bangku cadangan United. Hal itu memang tidak tertangkap kamera televisi, namun wartawan Manchester Evening News, Samuel Luckhurst, menceritakan dengan detail kejadian tersebut.

Suporter itu bernama Jamie Caplan. Bisa dibilang, dia menjadi satu-satunya orang yang sangat frustrasi dengan permainan United pada saat itu. Sampai-sampai dia tidak bisa mengontrol emosinya hingga harus dipaksa keluar dari stadion.

Peristiwa itu terjadi sesaat setelah Kelechi Iheanacho mencetak gol. Menurut Samuel, Jimmy langsung berdiri dan mengeluarkan kalimat-kalimat bernada kasar yang diarahkan ke bangku cadangan United. Jamie merasa kalau semua yang berada di bangku cadangan ini tidak peduli dengan Manchester United.

Sayangnya, Ralf Rangnick tidak mendengar keributan itu karena sedang di pinggir lapangan. Yang menanggapi ucapan Jamie adalah sang direktur teknik, Darren Fletcher. Keduanya sempat terlibat adu mulut.

“Saya berkata, you don’t f****ng care yang sebenarnya bukan diarahkan ke Fletcher secara pribadi. Tapi dia tersinggung dan berbalik ke arah saya dan menyerang saya. Saya marah dan dia tidak bicara lagi saat itu. Saya kemudian melihat Scott McTominay melihat saya dan mengucapkan sesuatu yang saya tidak mengerti karena saya sudah naik tangga saat itu,” kata Jamie.

Jamie mungkin menjadi salah satu yang berani dari 70 ribu penonton yang hadir saat itu. Jika yang lain masih duduk dan optimis kalau United akan menang, ia memilih untuk pergi dari Old Trafford. Melihat permainan United yang ala kadarnya, ia sadar kalau tim kesayangannya tidak akan menang dan prediksinya benar. Jamie memilih realistis ketimbang berlindung dibalik kata optimis.

“Saya tidak peduli dengan hasilnya, tapi saya melihat pemain-pemain ini seperti tidak peduli. Saya sudah habiskan banyak uang ke klub ini dan sering menonton mereka. Dari yang saya lihat adalah permainan United saat ini seperti permainan tim non-liga. Saya bilang seperti ini karena saya menonton banyak pertandingan non liga. Jadi, saya tahu kalau level sepakbola yang diinginkan United tidak ada di tubuh mereka saat ini,” ujarnya.

“Cukup banyak kata yang saya katakan dan Fletcher tidak suka. Tapi dia tidak akan bisa menyangkal ucapan saya. Dia tahu standar United dan apabila dia bilang tim United sekarang adalah tim yang bagus, maka dia adalah pembohong. Tidak ada hasrat dari para pemain United yang ada saat ini.”

Keluarnya Jamie dari stadion diiringi tepuk tangan pendukung yang lain. Entah apakah itu tepuk tangan mendukung atau tidak, yang jelas Jamie benar-benar frustrasi. Ia bahkan tidak mau lagi duduk di tribun selatan yang dekat dengan bangku cadangan United karena suporternya di sana lebih banyak diam.

“Malu rasanya duduk di sana dan bernyanyi sendirian. Tapi saya pikir yang paling penting adalah bisa melampiaskan kekesalan. Saya tidak melampaui apa pun karena saya melihatnya hanya sebagai ledakan emosi saya saja.”

Jamie bukanlah suporter United karbitan. Ia sudah nonton tim ini sejak kelas dua SD dan selama 14 tahun selalu mengikuti kiprah klub ini bahkan untuk bertandang sekalipun. Ia bahkan sudah empat tahun menjadi pemegang tiket musiman dan masih berupaya untuk terus memiliki tiket musiman meski finansialnya bermasalah seiring pandemi Covid-19.

Menurut Samuel, klub kini sedang berusaha untuk bisa menjalin komunikasi dengan Jamie dan suporter lain terkait penampilan mereka di atas lapangan. Hal ini diapresiasi penuh oleh Jamie sebagai tanda kalau klub kini mulai tidak berjarak dengan para penggemarnya. Ia juga menerima apabila mendapat larangan tidak boleh ke stadion lagi terkait kejadian ini.

Meski begitu, Jamie merasa kalau dia sudah melakukan hal yang benar. Hal ini semata-mata agar para pemain bergaji mahal ini sadar kalau mereka perlu untuk membahagiakan para penggemarnya yang sudah rela menghabiskan banyak uang untuk melihat mereka bermain dan tentu saja menang.

“Saya sudah sering menonton mereka di kandang dan saya tidak berpikir kalau saya melakukan tindakkan salah dan saya pasti akan melakukannya lagi,” tuturnya.