Foto: Sky Sports

Setelah meraih debutnya bersama Manchester United pada bulan terakhir 2021, Zidane Iqbal bersiap untuk mendapatkan debutnya yang lain yaitu bersama tim nasional.

Awal tahun 2022 tampaknya berjalan sesuai rencana bagi karier seorang Zidane Iqbal. Setelah beberapa kali bermain untuk tim nasional U-23 Iraq di kejuaraan Asia Barat U-23, ia akhirnya mendapat panggilan pertamanya untuk tim nasional senior Irak yang akan bermain melawan Iran dan Lebanon dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Pemanggilan ini begitu spesial untuk kariernya. Pasalnya, Zidane baru tiga kali bermain bersama timnas U-23. Zeljko Petrovic tentu memiliki alasan jelas untuk memanggilnya dan bukan tidak mungkin itu semua karena talentanya yang dianggap sudah mampu untuk diberi kesempatan bersaing dengan pemain yang lebih senior.

“Ini menjadi tonggak sejarah lain yang akan saya capai yaitu bisa mendapat debut di tim utama Irak. Saya menantikannya dan ini akan menjadi pertandingan besar. Semoga saja kami bisa meraih kemenangan. Saya sangat senang karena ini menjadi suatu kehormatan bagi saya untuk mewakili Irak,” kata Zidane.

Nama Zidane sebelumnya sempat membuat heboh dunia maya ketika ia dianggap memiliki darah Indonesia. Namun setelah diselidiki, darah Indonesia itu tidak ada sama sekali. Ayah Zidane yaitu Aamar dibesarkan di Lahore, Pakistan, sedangkan ibunya berasal dari Samawah, Irak. Keduanya pindah ke Inggris dan telah menetap di Manchester selama beberapa dekade.

Zidane punya pilihan untuk memperkuat tiga tim nasional yaitu Inggris, Irak, dan Pakistan. Dengan beberapa pertimbangan, ia akhirnya memilih Irak.

“Saya dibesarkan di Manchester sepanjang hidup saya, jadi saya akan berkata kalau saya bangga sebagai Mancunian. Tapi saya juga bangga dengan warisan saya yaitu sebagai orang Inggris, Pakistan, dan Irak,” ujarnya menambahkan.

 

“Saya memilih bermain untuk Irak bukan berarti saya tidak bangga sebagai Mancunian atau Pakistan. Saya hanya merasa ini adalah kesempatan yang tepat bagi saya sebagai pemain, langkah tepat dalam karier dan suatu kehormatan. Tapi itu jelas tidak menghilangkan fakta bahwa saya adalah Mancunian dan juga seorang Pakistan.”

Jika melihat situasi dan kondisi, tentu memilih Irak adalah keputusan yang tepat. Terlepas dari kemampuan sepakbola dan segala macamnya, memilih Inggris adalah keputusan yang bisa dibilang konyol. Memilih Pakistan juga bukan pilihan tepat mengingat bagaimana kualitas sepakbola tidak terlalu bagus jika dibandingkan Irak. Pakistan berada di peringkat 198 sedangkan Irak masih masuk di 80 besar dunia (peringkat 75).

Level kompetitif Irak juga masih sangat bagus dimana mereka bisa bersaing melawan tim-tim dengan kualitas sepakbola yang lebih tinggi seperti Iran, Korea selatan, Saudi Arabia, Jepang, atau bahkan Australia. Inilah yang membuat Irak tentu menjadi negara yang tepat bagi dirinya. Toh pada akhirnya keputusannya memilih Irak juga disambut dengan baik.

“Dukungan itu sangat besar. Tapi itu bukan sesuatu yang benar-benar saya fokuskan sejak masih muda. Saya hanya menikmati olahraga ini dan tidak terlalu memikirkannya. Ini adalah hal yang hebat tapi pada akhirnya hanya kerja keras saja yang bisa saya lakukan,” tuturnya.

Setelah menjadi pemain Inggris Asia Selatan pertama yang bermain untuk United, Zidane kini bersiap menanti sejarah baru yaitu menjadi wakil Manchester United pertama yang bermain untuk timnas Irak.