Kunci utama kesuksesan Manchester United mengalahkan West Ham United 2-1 adalah karena penyelamatan David De Gea di menit akhir pertandingan. Penalti yang disebabkan karena handball Luke Shaw tersebut sebenarnya yang menjadi perbincangan. Bukan karena itu handball atau tidak, tapi karena sebelumnya, Cristiano Ronaldo tiga kali dilanggar dan tak sekalipun direview lewat VAR.
Hal ini yang membuat para pemain United protes kepada wasit Martin Atkinson. Ditambah lagi, dua pelanggaran terhadap Ronaldo, merupakan penalti sungguhan, tapi wasit tak memberikannya.
Di sisi lain, handball Shaw terjadi beberapa saat setelah Ronaldo dilanggara Kurt Zouma di dalam kotak penalti. Ditambah lagi, itu akan menjadi momen terakhir dalam laga yang digelar di London Stadium tersebut.
Pertandingan sempat berhenti beberapa saat karena Atkinson harus menepi dan melihat tayangan ulang. Ia dengan percaya diri memberikan penalti, karena itu memang handball. Jelas.
Di tengah waktu krusial tersebut, David De Gea mulai mencerna akan ke mana dia melompat. Dalam pikirannya, Declan Rice akan mengambil penalti lalu menendang ke arah biasanya.
Sampai akhirnya, Moyes memasukan Mark Noble, khusus untuk menendang penalti. De Gea sebenarnya tak ambil pusing. Soalnya, sejak April 2016, ia belum pernah lagi menahan tendangan penalti.
Saat Noble melepaskan tendangan, De Gea melompat ke arah yang tepat. Bola memang melambung lebih tinggi, tapi kiper berkebangsaan Spanyol tersebut berhasil menahan dengan tangan kanannya.
“Aku melihat Rice membawa bola, aku mengira dia yang akan mengambil penalti, lalu aku melihat Noble membawa bola. Itu adalah menit terakhir pertandingan dengan penyelamatan. Ini adalah tiga poin yang besar buat kami,” tutur De Gea.
“Menyelamatkan bola, menyelamatkan penalti, membantu tim untuk menang. Selalu sulit main di sini melawan West Ham.”
Sebenarnya wajar kalau Moyes memasukkan Noble hanya untuk menendang penalti. Soalnya pemain didikan Akademi West Ham tersebut sudah mencetak 38 gol dari titik putih selama kariernya. Terakhir kali Noble gagal mencetak penalti terjadi pada Desember 2016.
Di sisi lain, De Gea terakhir kali menyelamatkan penalti di Premier League terjadi pada Oktober 2014. Ia telah kebobolan 40 penalti baik saat membela United maupun timnas Spanyol di waktu normal dan di babak adu penalti. Penalti terakhir yang ia selamatkan terjadi pada 23 April 2016, ketika menahan penalti Romelu Lukaku di Piala FA.
Musim lalu, De Gea sempat menahan penalti penyerang Crystal Palace, Jordan Ayew, di pertandingan Premier League pertama United. Namun, ia dianggap maju terlebih dahulu sehingga penalti harus diulang, dan Wilfred Zaha akhirnya mencetak gol.
“Kami sangat senang dengan kemenangan ini dan kami layak menang. Kami memainkan sepakbola yang sangat baik, menciptakan sejumlah peluang bagus, kami menekan mereka agar membuat banyak kesalahan. Untungnya, David menyelamatkan penalti itu pada akhirnya.”
“Aku percaya pada David dan aku telah melihatnya [menyelamatkan penalti]. Dia menyelamatkannya melawan Crystal Palace musim lalu, dan kakinya sedikit di luar garis. Aku telah melihat Mark Noble mencetak banyak penalti. Anda merasa tertekan dan menyangka akan pulang dengan satu poin, tapi untungnya, David melanjutkan penampilan bagusnya,” kata Solskjaer.
De Gea sendiri menjadi kiper utama United di lima laga awal Premier League. The Red Devils meraih 13 poin atau menjadi awalan terbaik mereka sejak musim 2017/2018.
“Kami layak meraih tiga poin. London Stadium adalah tempat yang sulit untuk didatangi, semoga, poin ini bisa memberikan perbedaan.”
Sumber: Manchester Evening News (1), (2)