Foto: Squawka

Hasil tidak mengenakan kembali diraih Manchester United. Kali ini mereka gagal menang atas tamunya Middlesbrough di Old Trafford dalam lanjutan putaran keempat Piala FA. Pasukan Ralf Rangnick gagal melangkah ke babak selanjutnya setelah kalah 8-7 melalui babak adu penalti.

Anthony Elanga, si pemain muda yang sedang naik daun, agaknya mengalami rasa frustrasi karena gagal mengeksekusi tendangan penalti penentu. Maka dengan hasil ini, United kembali mengulang kisah kekalahannya atas Middlesbrough pada 2015.

Namun, kekalahan Setan Merah ini “dianggap” terlumuri hal kontroversial. Terkhusus ketika proses gol Matt Crooks pada menit ke-64. Ia menyamakan skor pembuka Jadon Sancho setelah sebelumnya bola mengenai tangan Duncan Watmore. Hal itu dianggap tidak disengaja dan gol untuk tim tamu dinyatakan sah.

Mantan pemain Sunderland itu menyodok bola melintasi gawang, di mana Matt Crooks siap untuk meluncur dari tiang jauh dan memasukkan bola ke gawang De Gea. Maka terjadinya gol ini menyebabkan para pemain United mengepung wasit Anthony Taylor.

Selain itu tinjauan dari VAR dengan jelas menunjukkan kalau bola mengenai tangan Watmore. Namun sekali lagi, gol itu tetap dianggap sah. Wasit yang bertugas menganggapnya sebagai handball yang tidak disengaja. Jelas sekali kalau keterangan dari wasit ini kemudian membuat kesal para suporter United di media sosial.

Hanya saja, serangkaian peluang dari Manchester United juga banyak yang hilang di laga ini. Termasuk salah satunya adalah penalti krusial Cristiano Ronaldo. Pasukan Rangnick bahkan terlihat tidak mampu untuk mengontrol pertandingan. Kurang adil rasanya kalau mengatakan tim tuan rumah kalah cuma disebabkan oleh hal kontroversial.

Karena gol yang terjadi sebetulnya sudah sesuai dengan perubahan aturan tentang handball yang dirilis tahun lalu. Seandainya Duncan Watmore mencetak gol untuk dirinya sendiri, gol tersebut mungkin dianulir karena ia mendapat manfaat langsung dari handball yang tidak disengaja. Tapi yang mencetak gol adalah Crooks, maka Middlesbrough bebas merayakan gol penyama kedudukan mereka.

Manchester United, sekali lagi, sebetulnya sempat memimpin pertandingan lewat gol Jadon Sancho. Mereka juga memiliki banyak kesempatan untuk memperbesar keunggulan. Tapi sayang pasukan The Red Devils gagal mempertahankan keunggulan 1-0 tersebut.

Ini menggarisbawahi fakta bagaimana United memang tidak mampu untuk menghabisi tamunya di kandang. Padahal mereka punya kemampuan yang lebih unggul dalam hal kepercayaan diri dan skema permainan mereka. Tapi mengapa justru tim asuhan Chris Wilder yang menikmati permainan terbaik mereka?

Setan Merah terlalu membuang kesempatan. Peluang emas hanya hadir dari kaki Fernandes, di mana tendangannya membentur tiang. Atau paling tidak satu peluang lagi dari sundulan Paul Pogba setelah ia menyambut sepakan sudut Luke Shaw. Sisanya, bisa disimpulkan sendiri seperti apa kualitas tim Rangnick.

Di menit-menit akhir, Rangnick mengganti Rashford dan Sancho dengan Fred dan Elanga. Tidak diketahui mengapa ia memasukkan dua pemain ini. Namun yang jelas, mereka berdua tidak mempengaruhi daya gedor tim. Skor tidak berubah sampai Taylor meniup peluit tanda waktu normal berakhir. Laga pun harus masuk ke babak extra time.

Terlepas dari itu, pilihan tim United sendiri agak berbeda dari sebelumnya. Rangnick memasukkan Paul Pogba untuk pertama kalinya di tim setelah kembali dari masalah cedera paha. Pemain asal Prancis itu diplot di sebelah kiri dari tiga gelandang formasi 4-3-3. Penempatannya ini difokuskan agar ia dapat menahan skema wing bek Middlesbrough.

Paul Pogba sendiri sebetulnya tidak memiliki rekor yang cukup bagus di musim ini. Ia hanya tampil di 17 pertandingan (untuk klub dan timnas), mencetak tujuh asis, nihil gol, dan satu kartu merah. Namun Rangnick telah terkesima dengan penampilannya dalam latihan, dan itu baginya cukup menjadi alasan untuk memainkannya di Piala FA.