Foto: Manchester Evening News

Bermain lugas dan tegas selama 120 menit, Eric Bailly justru menerima nasib sial dalam drama adu penalti.

Eric Bailly hanya bisa terduduk sambil memegangi kepalanya. Sudah pasti ada penyesalan dalam hatinya. Jika ia bisa lebih tenang lagi dalam mengeksekusi tendangan 12 pas, bukan tidak mungkin nasib timnya akan berbeda.

Laga melawan Mesir pada babak 16 besar Piala Afrika menjadi momen kembalinya Bailly ke dalam starting XI skuad Pantai Gading asuhan Patrice Beaumelle. Sebelumnya, pemain Manchester United ini absen dalam laga terakhir babak grup melawan Aljazair karena cedera ketika melawan Sierra Leone.

Ketika itu, Bailly mengalami cedera kepala. Kehilangan Bailly tentu menjadi pukulan telak bagi lini belakang The Elephants. Beruntung, Patrice mengonfirmasi sebelum laga melawan Mesir kalau Bailly sudah bisa bermain meski harus menggunakan pelindung kepala.

“Bailly akan berada di lapangan. Dia akan bermain dengan helm rugby. Dia pulih dengan baik dan telah berlatih selama dua hari dengan tim,” tutur Patrice.

Sepanjang pertandingan Bailly tampil sangat baik. Beberapa kali dia memenangkan duel melawan Mohamed Salah. Seperti biasa, kita dipertontonkan aksi betapa tenangnya Bailly dalam melindungi pertahanan timnya. Cegatan dan sapuan sukses ia lakukan. Bahkan ia masih berani melakukan duel sundulan meski kepalanya tentu belum pulih benar.

Tidak hanya itu, kita juga diperlihatkan kelebihan seorang Bailly dalam melakukan akselerasi. Satu akselerasi menawan hampir menghasilkan peluang bagi Pantai Gading. Saat itu, ia menggiring bola sendirian mendekati garis tengah dan memberi umpan terobosan kepada rekan setimnya di lini depan. Sayangnya, reaksi temannya terlambat sehingga bola bisa dikuasai penjaga gawang Mesir.

Lugasnya Bailly membuat Mesir tidak bisa mencetak gol. Sayangnya, hal serupa juga menimpa timnya sehingga laga harus dilanjutkan pada babak adu penalti. Dua eksekutor pertama Pantai Gading yaitu Nicolas Pepe dan Ibrahim Sangare sukses mencetak gol. Akan tetapi, dua eksekutor Mesir yaitu Zizo dan El Solia juga menuntaskan tugasnya dengan baik.

Bailly kemudian menjadi penendang ketiga. Dengan tanpa helm ia melangkah ke kotak penalti dan bersiap mengambil ancang-ancang dari jarak dekat. Sayangnya, eksekusi eks Villarreal ini justru bisa ditepis oleh Mohamed Abou Gabal. Bola tepisannya juga hanya membentur mistar. Bailly seketika terdiam.

Setelah kegagalan Bailly, eksekutor Pantai Gading lainnya yaitu Cornet dan Zaha sukses mencetak gol. Namun, eksekutor Mesir masih jauh lebih jago. Mohamed Salah kemudian menjadi penentu. Pemain yang pergerakannya dimatikan Bailly selama dua jam justru membuat Bailly tertunduk sedih selepas tendangannya berhasil mengecoh Ali Sangare.

Bagi Pantai Gading kekalahan ini membuat mereka harus tersingkir karena adu penalti untuk dua kali berturut-turut. Pada edisi 2019, mereka kalah dari Aljazair. Sementara bagi Bailly, ia tidak bisa mengulang momen pada edisi 2015. Ketika itu, ia menjadi salah satu penendang yang sukses saat Pantai Gading mengalahkan Ghana untuk merengkuh titel mereka yang kedua.

Setelah ini, Bailly akan pulang ke Manchester untuk kembali bersama skuadnya. Semoga saja penampilan apik yang ia tunjukkan sepanjang turnamen bisa ia teruskan bersama United hingga akhir musim mengingat tenaganya masih diperlukan oleh Rangnick untuk melindungi gawang De Gea.