Foto: Manchester Evening News.

Salah satu lulusan akademi Manchester United, Axel Tuanzebe, telah mendapatkan tempatnya di skuat tim utama di bawah Ole Gunnar Solskjaer. Oleh karenannya, Tuanzebe mulai membuka pembicaraan dengan Solskjaer tentang masa depannya di United setelah menghabiskan musim lalu dengan status pinjaman bersama Aston Villa dan kembali untuk menandatangani kontrak selama tiga tahun dengan opsi tambahan satu tahun di akhir kontraknya.

Di satu sisi, MEN Sports melaporkan bahwa pada musim panas lalu Axel Tuanzebe berencana menggunakan tur pramusim di Australia dan Asia untuk membuatnya bisa masuk ke skuat tim utama United. Maka tak heran mengapa Tuanzebe berhasil tampil apik ketika United menang atas Inter Milan di Sangapura, dan penampilannya itu juga sempat membuat Solskjaer menyebut bahwa anak asuhnya itu akan menjadi aset masa depan pasukan Setan Merah di masa depan.

Ole Gunnar Solskjaer sendiri telah menunjuk Axel Tuanzebe untuk masuk ke tim utamanya di Premier League musim ini, dan bek berusia 21 tahun itu pun muncul untuk pertama kalinya di skuat United –selama hampir dua tahun– saat melawan Leicester pada akhir pekan lalu. Dan sekarang, Tuanzebe akhirnya diplot menjadi pemain tengah pilihan ketiga di belakang Harry Maguire dan Victor Lindelof.

“Saya mengobrol dengan manajer. Saya mulai berani membicarakan masa depan saya di sini. Kami memutuskan apa yang terbaik untuk pengembangan saya, dan meminta agar saya diyakinkan bahwa tinggal di sini adalah pilihan terbaik. Saya memiliki keyakinan dalam proses ini, rencananya juga sudah ada, dan besok adalah batu loncatan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Saya tidak membiarkan perasaan saya bergejolak ketika bermain, karena itu merupakan respon yang baik,” tutur Axel Tuanzebe dikutip dari MEN Sports.

“Setiap kali ada peluang di sana, bagi saya, itu harus cepat ditanggapi untuk mengekspresikan diri, dan itulah mengapa saya ingin terus mengambilnya. Musim ini saya merasa sangat lapar, dan ketika saya percaya pada prosesnyaa atau saya percaya pada staf pelatih, saya bisa terus berkembang. Saya senang dengan kelompok pemain di sini, kami seperti lebih dari keluarga, sedikit lebih dekat, dan kami berkomunikasi dengan baik. Semua pemain muda mengalami hal itu, dan saya yakin ini akan menjadi musim yang hebat bagi saya.”

Di sisi lain, Axel Tuanzebe pernah bermain sebagai anggota skuat United untuk pertama kalinya pada Oktober 2015 ketika pasukan Setan Merah berkunjung ke Crystal Palace. Kala itu, Louis van Gaal masih menjadi manajer. Namun setelah itu Tuanzebe kemudian tidak bermain lagi, dan ia harus menunggu hingga Januari 2017 untuk melakukan debut kompetitifnya di bawah Jose Mourinho.

Ya, mantan pelatih Chelsea itu sempat memberi Tuanzebe debut pertamanya sebagai bek kanan ketika berkunjung ke Arsenal, dan sejak saat itu pula, sang pemain mulai merasa bahwa bek kanan adalah posisi terbaik yang paling cocok untuk karier sepakbola profesionalnya. Tuanzebe sendiri pernah juga bermain di lini tengah menjelang akhir musim 2016/2017. Bek kelahiran Kongo ini kemudian dipinjamkan ke Aston Villa pada Januari 2018, dan turut ikut berkontribusi penuh di sana sampai membawa mereka promosi ke Premier League musim ini.

“Anda menyadari ketika Anda melangkah ke dunia sepakbola profesional, terutama di kejuaraan domestik, ini bukan tentang permainan yang bagus, tapi ini semua lebih tentang melakukan pekerjaan. Memastikan tim Anda bisa mendapatkan tiga poin saja tidaklah cukup, karena Anda harus menunjukkan komitmen penuh. Semua ini menjadi lebih bergeser dari sekadar menikmati permainan,” ungkap Tuanzebe.

“Jadi, saya pikir dalam istilah-istilah itu saya telah banyak berjuang, belajar untuk naik ke pertempuran, dan memahami apa yang saya hadapi. Anda harus memahami apa yang harus Anda lakukan untuk memenangkan permainan. Ini bagian dari proses pertumbuhan, saya ingat pandangan sekilas saya di tim utama ketika saya berusia sekitar 19 tahun, saat itu manajer mengatakan kepada saya bahwa saya hanya perlu terus bekerja keras.”

“Sekarang, saya sudah berusia 21 tahun, dan banyak hal sudah terjadi. Saya mulai membuka lebih banyak peluang bermain, dan saya memiliki lebih banyak jalur yang lebih jelas untuk menentukan ke mana saya ingin pergi (memilih posisi). Jelas, saya akhirnya menjadi bek tengah, tetapi sekali lagi, jika manajer membutuhkan saya untuk melakukan pekerjaan lain untuk timnya dengan berpindah posisi, maka saya bisa memastikan bahwa diri saya siap untuk itu.”

 

Sumber: Manchester Evening News