Manchester United telah kalah di tujuh dari sembilan pertandingan terakhir mereka, dan berisiko kehilangan tempat untuk dapat ikut kualifikasi Liga Champions di musim depan. Tren negatif ini akhirnya membuat suasana ruang ganti pemain menjadi sedikit gaduh. Bahkan, salah satu pemain United, Ashley Young, sempat mengatakan jika kata-kata kasar telah banyak diucapkan di ruang ganti di tengah performa terburuk klub sejak 1962 itu.

Selain itu, United juga sedang dalam kondisi yang tidak seperti sebelumnya, di mana mereka sempat tampak superior dengan kemenangan di tiap pekannya. Saat ini pasukan Setan Merah itu justru harus berada dalam ketidakstabilan akibat perombakan yang dibuat Ole Gunnar Solskjaer dengan ancaman kehilangan tempat di Liga Champions musim depan.

Padahal, semua orang telah berekspektasi tinggi dengan kehadiran Solskjaer di atas semua catatan awal yang ia buat. Bagaimana tidak? Sebelumnya The Red Devils sendiri sempat terpaut 11 poin dari tempat keempat ketika Jose Mourinho dipecat pada 18 Desember lalu, dan lalu Solskjaer berhasil mengikis 11 poin tersebut sebelum akhirnya ditunjuk sebagai manajer permanen klub pada bulan lalu.

Namun, siapa yang sangka jika penunjukan itu malah berdampak pilu. Pasalnya, penunjukan itu harus bertepatan dengan penurunan kondisi United, dengan kekalahan 3-0 atas Barcelona di leg kedua Liga Champions, lalu kekalahan 4-0 atas Everton di Goodison Park, sampai dengan kekalahan 2-0 mereka atas Manchester City di Old Trafford beberapa waktu lalu. Menanggapi hal ini, Young kemudian mengatakan jika para pemain United merasa frustrasi dengan kondisi-kondisi tersebut.

“Kami berbicara tentang penurunan performa kami, kami lalu berbicara tentang hal apa yang seharusnya diperbaiki, dan semua itu berlangsung tidak sesuai harapan kami. Ya, kami akhirnya harus melakukannya ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik. Kami hanya bisa membayangkan apa yang dikatakan di ruang ganti dengan muka tertunduk,” tutur Young dikutip dari MEN Sports.

Penampilan buruk Manchester United dalam beberapa pekan terakhir memang telah memicu spekulasi tentang ketidakpuasan para pemain di ruang ganti, dan bahkan banyak munculnya konfrontasi di sana akibat buruknya permainan mereka. Akan tetapi, Young menegaskan bahwa dirinya sudah menetralisir keadaan tersebut, dan tetap mencoba menjaga kerukunan hingga akhir musim nanti.

“Saya tahu apa kekurangan kami setelah deretan hasil buruk itu. Perubahan karakter di ruang ganti, semangat dalam tim yang kita miliki, semuanya berubah total mengikuti situasi yang ada. Saya tahu semua orang ingin memenangkan pertandingan dan menyelesaikan musim dengan duduk di empat besar. Tapi, mereka justru harus merasa frustasi,” pungkas Young.

“Akan ada banyak pemain yang berbalik dan mengatakan ‘saya sudah cukup pusing dengan keadan ini’ ketika mereka mengalami kekalahan hari demi hari. Mereka semua mulai jengah seperti sebelumnya. Tapi, saya harus menegaskan bahwa semua pemain berhak atas pendapat mereka. Karena ada begitu banyak kepala yang berbeda dalam tim ini.”

“Saya hanya bertanggung jawab menetralisir semua itu karena saya mengemban ban kapten. Saya hanya salah satu pemimpin di sini. Ada banyak yang dikatakan tentang Manchester United, dan banyak orang mulai mengomentarinya ketika segalanya tidak berjalan dengan baik. Kami sebagai pemain sangat kecewa dengan keadaan yang terjadi, dan kami harus segera membenahinya.”

Manchester United kini sudah bermain selama delapan jam 47 menit tanpa mencetak gol dari penerapan skema permainan terbuka mereka. Skema tersebut tampak seperti sia-sia menyusul kekalahan menyedihkan mereka atas Everton di Goodison Park, dan atas Manchester City di kandang sendiri beberapa waktu lalu. Maka hal ini seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan Ole Gunnar Solskjaer untuk segera dimasukannya ke dalam pembenahan yang sedang ia lakukan sejak ditunjuk sebagai manajer permanen.

 

Sumber: Manchester Evening News