Foto: Manchester Evening News

Siapa yang tidak ingat dengan Jonny Evans? Ia adalah mantan pemain Manchester United yang meninggalkan Old Trafford pada 2015. Setelah malang-melintang di Sunderland dan West Brom, kini pemain asal Irlandia Utara itu membintangi Leicester City dan menjadi bagian utama dari lini pertahanan The Foxes dalam satu musim terakhir.

Namun sebenarnya, yang unik di antara itu semua adalah sekarang Evans memandang rendah keadaan yang dialami United musim ini. Hal itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, Jonny Evans sekarang sedang bahagia setelah bisa merasakan kembali berada di papan atas klasemen Premier League bersama Leicester, sementara United harus terpaksa duduk di papan tengah (posisi kesepuluh) dan sedang berjuang untuk menemukan kembali identitas mereka.

Di bawah Brendan Rodgers, Leicester muncul sebagai pesaing serius untuk tempat empat besar, dan juga tentunya tempat di Liga Champions. Seiring dengan itu, The Foxes harus menghadapi ujian terbesar mereka pada pekan ini dengan melawan salah satu tim empat besar yang sekaligus pemimpin klasemen, yaitu Liverpool. Tim asuhan Jurgen Klopp itu merupakan lawan yang berat, dan bahkan mereka masih melanjutkan rekor 100 persen tanpa kalah di liga musim ini.

Namun kendati begitu, Jonny Evans tetap yakin kalau Leicester memiliki apa yang diperlukan untuk memangkas jarak poin mereka di musim ini dengan pasukan The Reds. Di satu sisi, pertandingan ini merupakan yang pertama kalinya bagi Brendan Rodgers yang akhirnya bisa kembali ke Anfield sejak pemecatannya pada 2015.

“Kami di sini selalu punya tujuan tinggi, dan kami punya ambisi untuk benar-benar mencoba mencapai sesuatu di musim ini. Salah satu perubahan terbesar yang dilakukan Brendan Rodgers adalah mengubah mentalitas, dan dia memberi banyak kepercayaan kepada para pemain,” tutur Jonny Evans dikutip dari Mirror.

“Dia adalah manajer yang sangat positif. Dia jelas memiliki kemampuan taktisnya, dan kami belajar darinya setiap hari. Dia selalu menantang semua tim di sisi timnya, dan memberi para pemain muda kepercayaan diri untuk pergi dan mengekspresikan dirinya. Dia sangat menuntut tetapi dengan cara yang semua pemain muda bisa meresponsnya.”

Dengan perasaan yang yakin, Jonny Evans pun membicarakan tentang perubahan yang ia rasakan saat ini, termasuk perubahan situasi yang ia alami ketika keluar dari Manchester United pada 2015. Ia mengatakan bahwa sepakbola bisa berubah begitu cepat, dan tidak akan ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi di depan meski sebuah tim berhasil memenangkan gelar juara.

“Terdapat hal besar yang saya dapatkan tentang situasi yang saya alami. Anda harus percaya bahwa Anda dapat mencapai sesuatu di luar kepala Anda, dan itu adalah sesuatu yang akan diberikan kepada Anda jika Anda adalah seorang pemain. Sepakbola bisa berubah begitu cepat. Saya pernah memenangkan liga, dan kemudian selesai di posisi tujuh di musim berikutnya. Mereka (United) masih dalam keadaan sulit bahkan sampai sekarang,” ungkap Evans.

“Jadi, sangat sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi meski sebuah tim telah memenangkan gelar. Tapi, sekarang saya berada di klub hebat, dan saya akan mendukung klub dengan cara yang luar biasa. Mereka sangat ambisius dan ingin menerjang segalanya. Setiap pertandingan yang kami mainkan melawan enam tim teratas, kami merasa yakin kalau kami telah berkompetisi dengan baik.”

“Kami mendapat poin di kandang Liverpool musim lalu, dan kami berada dalam kondisi baik saat pertandingan di kandang Manchester City, sampai Vincent Kompany mencetak gol yang luar biasa. Jadi saya pikir tim ini bisa berkompetisi baik, dan akan memberikan banyak rasa hormat kepada semuanya. Anda harus memahami bahwa ketika mereka (Liverpool) bermain melawan kami, itu akan menjadi pertandingan yang sulit.”

Terlepas dari itu, Leicester City mungkin kehilangan Harry Maguire yang pindah ke Manchester United di musim panas kemarin, akan tetapi Jonny Evans tidak merasa keberatan dengan itu. Ia bahkan telah membentuk kemitraan defensif di lini sentral pertahanan The Foxes dengan begitu mengesankan bersama Caglar Soyuncu. Mereka hanya kebobolan lima gol dalam tujuh pertandingan Premier League musim ini –jumlah kebobolan paling sedikit yang sama dengan Liverpool.

“Kehilangan Maguire tidak masalah, karena kami memiliki pemain muda yang baik di sini. Jelas, dia memang punya pengalaman, tetapi kami memiliki beberapa pemain muda yang sangat baik, terampil, atletis dan cepat. Bek kanan kami, Ricardo, mungkin adalah pemain terbaik kami di setiap minggunya. Dia luar biasa. Merupakan hak istimewa untuk bermain bersamanya,” pungkas pemain berusia 31 tahun tersebut.

Sumber: Mirror