Foto: Twitter The Sun

Alexis Sanchez akhirnya buka suara soal alasan penampilan buruknya bersama Manchester United. Bagi pemain asal Cile tersebut, penurunan performanya disebabkan oleh sosok Jose Mourinho. Dalam wawancaranya bersama Ander Herrera kepada BBC, Sanchez menyebut kalau para pemain kerap kehilangan kepercayaan diri ketika masih dipegang Mourinho. Hal ini pula yang menimpa dirinya.

“Mourinho adalah salah satu pelatih terbaik di dunia. Dalam caranya melatih, menganalisis video, cara dia menangani berbagai hal, dia adalah salah satu pelatih terbaik di dunia,” tutur Sanchez. “Tapi di dalam kelompok ada perasaan bahwa kamu kadang-kadang bermain dan kadang-kadang tidak. Aku pun merasakannya. Kadang aku bermain, kadang tidak. Sebagai pemain hal itu membuat kamu kehilangan kepercayaan diri.”

Sanchez sendiri sedang dikritik karena penampilannya yang buruk saat menghadapi Paris Saint Germain. Ia tidak bisa melepaskan satupun umpan silang, tembakan, dan key pass sejak ia dimainkan pada penghujung babak pertama. Hal ini bahkan membuat Ole Gunnar Solskjaer menyerah dan meminta Sanchez untuk menemukan sendiri penampilan terbaiknya.

Sejak direkrut pada Januari lalu, mantan penggawa Udinese ini baru mencetak lima gol saja dari 37 penampilan. Padahal ekspektasi pendukung United kepada Sanchez sangat tinggi mengingat musim 2018/19 adalah musim penuh pertamanya di kota Manchester. Akan tetapi, serangkaian cedera dan penurunan performa yang ia alami bersama Mourinho mempengaruhi penampilannya.

“Saya sudah main bola sejak saya masih berusia lima tahun, dan jika bola diambil dari kaki saya, saya seolah-olah akan kehilangan kesenangan saya,” ujarnya.

Sosok Jose Mourinho dikenal sebagai pribadi yang kerap berseteru dengan para pemainnya. Saat masih menangani United, Luke Shaw, Paul Pogba, Henrikh Mkhitaryan, dan Bastian Schweinsteiger adalah beberapa korbannya. Penuturan Alexis Sanchez di atas semakin memperkuat kalau Mourinho adalah dalang dibalik menurunnya performa United pada paruh pertama musim ini.

Namun menyebut Mourinho sebagai penyebab menurunnya performa Alexis Sanchez bisa dibilang tidak beralasan. Karena berdasarkan statistik sepanjang 2018, Sanchez adalah pemain yang begitu disayang manajer asal Portugal tersebut.

Sejak bertukar kaus dengan Mkhitaryan pada paruh kedua musim 2017/18, Sanchez selalu menjalani pertandingannya sebagai starter. Hal ini menunjukkan betapa percayanya Mourinho kepada manjikan Atom dan Humber tersebut. Bahkan disaat ia bermain buruk, Mou masih tetap memberikan satu tempat sebagai pemain inti pada pekan berikutnya sampai merelakan untuk tidak memainkan Anthony Martial dan Marcus Rashford.

Musim ini juga tidak jauh berbeda. Meski kerap diganggu cedera, namun Sanchez memulai tujuh dari 12 pertandingannya bersama Mourinho sebagai pemain inti. Tidak perlu pula Sanchez menyalahkan Mourinho karena ia memang bermain buruk sehingga kerap diganti pada pertengahan pertandingan.

Sulit memang untuk mencari alasan dari menurunnya penampilan Sanchez. Ada yang mengatakan kalau nomor tujuh dan gaji tinggi memberikan beban ekstra kepadanya. Tidak sedikit pula yang menyebut kalau masa emasnya sebagai pemain sepakbola memang sudah berakhir karena sejak usia 20 tahun, tenaga Sanchez begitu diporsir oleh Udinese, Barcelona, dan Arsenal, sehingga United hanya mendapat remah-remahnya saja.

Hingga jelang pertandingan melawan Chelsea, Solskjaer baru memainkan Sanchez dalam tiga pertandingan saja. Mendengar sikap pesimis Ole beberapa waktu lalu, Sanchez bertekad untuk memperbaiki penampilannya melalui pengalamannya yang panjang bersama Arsenal dan Barcelona.

“Saya belum berbicara banyak kepada Solskjaer. Tetapi saya melihat kalau saya adalah pemain berpengalaman dan saya tahu apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh saya lakukan. Namun yang pasti saya ingin bermain di setiap pertandingan karena saya merasa kehilangan jika tidak menyentuh bola. 10, 20 menit, saya harus membuat perbedaan. Saya tidak tahu bagaimana orang melihat saya, tapi sepakbola adalah hasrat saya.”