Manchester United memiliki beberapa pertandingan Premier League dan Europa League yang lumayan berat dalam beberapa pekan ke depan, dan dari pertandingan-pertandingan itu, beberapa diantaranya akan menjadi sebuah “tabir pembuka” untuk melihat seperti apa sebenarnya hasil dari tangan dingin Ole Gunnar Solskjaer sejauh musim ini.
Entah benar atau salah, terdapat fakta bahwa Ole Gunnar Solskjaer sedang diberikan kelonggaran jauh lebih banyak dari beberapa manajer pendahulunya di United. Jika benar, mungkin hal ini merupakan koneksi kuat yang bisa membuatnya bertahan lama di United. Sementara itu, kedekatannya dengan beberapa pundit terkemuka di Inggris juga sudah menjadi faktor pendukung perencanaan jangka panjangnya di Old Trafford, dan ini sudah mendapat jaminan oleh sebagian besar media dan basis suporter The Red Devils.
Maka, wajar mengapa ada beberapa pundit yang berpendapat bahwa Solskjaer pantas mendapatkan kebebasan yang banyak di United. Meski, sebagian yang lain masih mempertanyakan mengapa Jose Mourinho, Louis van Gaal dan David Moyes, tidak didukung dengan cara yang sama. Mungkin, aspek inilah yang membuat Gary Neville sempat mengklaim bahwa “United sudah berada di jalur yang benar” meski “hal itu akan memakan waktu” bagi Solskjaer untuk mendapatkan formula yang tepat.
Pun dengan Paul Scholes, yang juga sudah menerima jika “harus menghapus United (dari perebutan gelar) untuk dua tahun ke depan.” Retorika yang dikemukakan dari kedua mantan pemain Setan Merah itu seolah sudah menampilkan tentang jangka panjang Solskjaer. Mereka seolah tidak khawatir soal posisi Solskjaer yang terancam jika hasil buruk terus berlanjut di musim ini.
Kendati begitu, pernyataan dari kedua legenda United tadi bukan berarti akan menafikan pembenahan pada skuat Solskjaer. Jangan lupa juga, United hanya meraih tiga kemenangan dalam 16 pertandingan (resmi) mereka. Jadi, peran manajer masih sangat dipertanyakan, dan sampai waktunya, akan datang sebuah “penggambaran” yang memberi tahu banyak orang tentang “apakah Solskjaer sudah merasakan tekanan besar atau belum.”
Yang jelas, kedepannya bakal ada seuatu yang memastikan apakah selama ini Solskjaer cocok atau tidak dalam menangani United. Salah satu yang bisa jadi tolak ukur untuk hal itu adalah sejumlah pertandingan di sisa bulan September dan awal Oktober. United sendiri memiliki jadwal resmi (jika tidak ada perubahan) sebagai berikut: Leicester (kandang), FC Astana (kandang), West Ham (tandang), Rochdale (kandang), Arsenal (kandang), Az Alkmaar (tandang) dan Newcastle (tandang). Ketujuh klub di tujuh pertandingan mendatang inilah yang akan menjadi “penggambaran” Solskjaer di musim ini.
Meski dari ketujuh klub di tujuh pertandingan tersebut, hanya pertandingan melawan Arsenal saja yang tampaknya paling sulit, akan tetapi United tidak boleh lengah. Karena setidaknya, semua pertandingan-pertandingan itu harus dipikirkan secara matang. Hal ini juga diperlukan untuk membuat Solskjaer terlihat benar tentang konsep setia pada etos kejanya yang ia serap dari sang mentor sekaligus mantan manajernya, Sir Alex Ferguson.
Jika tidak, ya Solskjaer harus terus membuktikan dirinya di pertandingan lain, entah di Europa League, Piala Liga atau Premier League, dengan segenap keyakinan bahwa prosesnya ini akan berubah menjadi hasil yang baik. Namun, seperti yang disarankan Gary Neville, itu semua tidak akan berjalan mulus, karena akan ada gelombang besar di sepanjang jalan yang siap menerka mereka.
Salah satu gelombang tersebut sudah terjadi ketika Crystal Palace datang ke Old Trafford dan berhasil membuat United menjadi hancur sehancur-hancurnya. Bahkan, pasukan Solskjaer itu tidak memiliki jawaban apapun untuk menutup kekacauan permainan mereka. Maka bukan tidak mungkin, klub seperti Astana, Rochdale dan bahkan Leicester akan melakukan hal yang sama seperti Palace.
Maka, sebagai manajer, Ole Gunnar Solskjaer harus sigap dalam membaca situasi, dan membuktikan bahwa ia sudah membenahi United sampai ke akar-akar permasalahan peliknya. Ia juga harus terus menunjukkan sikap yang bijaksana dan tegas untuk membuat para pemain Setan Merah untuk mulai bermain baik secara konsisten, dan mengajak mereka berkomitmen agar tidak melakukan kesalahan yang sama di atas lapangan.
Karena kalau tidak, sekalipun United nantinya akan mengalami pukulan bergelombang lagi selama tujuh pertandingan berikutnya, maka sejak itu pula Solskjaer akan terus beralasan dengan menunjukkan bahwa ia sedang memberlakukan rencana jangka panjang, dan mungkin ia juga akan terus meminta kepada para suporter untuk kembali bersabar. Pada akhirnya, United akan mendapatkan hasil buruk yang sama seperti musim-musim sebelumnya.