Setelah Sir Alex Ferguson lengser pada 2013, hidup Manchester United setelahnya lebih banyak diwarnai penderitaan ketimbang kesuksesan. Memang, sesekali United menyelesaikan kompetisi dengan raihan yang cukup baik. Akan tetapi, pencapaian apik itu kerap tidak bisa dipertahankan pada musim berikutnya sehingga tim ini kelak hingga sekarang tidak bisa berproses dan berprogres dengan baik.

Bahkan penderitaan itu langsung dimulai tepat semusim setelah mereka juara liga yang ke-20. Musim 2013/2014 diklaim sebagai salah satu musim terburuk Setan Merah pasca era Sir Alex. Keluar dari zona Eropa, tidak bisa membeli pemain yang sesuai kapasitas klub, ditambah babak belur melawan tim-tim yang sebelumnya bisa dikalahkan adalah gambaran dari perjalanan musim itu. Namun, melihat apa yang terjadi pada klub ini saat ini, tidak ada yang lebih tepat unyuk menggambarkan kalau musim 2021/2022 jauh lebih buruk ketimbang musim 2013/2014.

Simak susunan pemain terbaik Manchester United pada musim ini:

Kiper: David de Gea, kiper timnas Spanyol

Bek Kanan: Aaron Wan-Bissaka, bek muda Inggris, pemilik tekel terbaik

Bek Tengah: Harry Maguire, pilar Inggris pada Piala Dunia 2018, dan Euro 2020

Bek Tengah: Raphael Varane, pemilik empat gelar Liga Champions dan satu Piala Dunia

Bek Kiri: Luke Shaw, bek kiri terbaik Liga Inggris musim lalu

Gelandang Tengah: Scott McTominay, pemain timnas Skotlandia

Gelandang Tengah: Fred, mantan bintang Shakhtar Donestk

Winger: Jadon Sancho, pemain masa depan Inggris

Winger: Marcus Rashford, pemain timnas Inggris

Gelandang Serang: Bruno Fernandes, motor serangan United dua musim terakhir

Striker: Cristiano Ronaldo, sang mega bintang

Jika itu belum cukup, di bangku cadangan United masih punya Victor Lindelof, kapten timnas Swedia, Paul Pogba, Juan Mata, Donny Van de Beek, Anthony Martial, hingga striker tajam timnas Uruguay, Edinson Cavani. Nama-nama ini belum ditambah potensi dari akademi seperti Mason Greenwood hingga Anthony Elanga.

Skuad di atas adalah dari contoh The Dream Team sebuah kesebelasan. Mayoritas pemainnya adalah pemain-pemain kelas A alias grade Premium. Dengan skuad seperti ini, wajar apabila ekspektasi suporternya adalah gelar juara atau paling tidak bersaing memperebutkan gelar juara. Tapi hasilnya? Nihil. Bisa dilihat dari klasemen saat ini dimana United sementara ada di peringkat 6 dan tersingkir di beberapa ajang piala pada fase fase awal. Mereka bahkan bisa dibilang sangat buruk untuk tim yang ada di posisi 6.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan United babak belur musim ini. Yang pertama adalah stabilitas manajer. Dengan pembelian musim ini, yaitu CR7, Varane, dan Sancho, Ole Gunnar Solskjaer dibebankan target untuk tidak lagi sekadar menjadi runner-up.

Sebenarnya, semua berjalan baik pada awalnya. United bahkan sempat ada di pucuk klasemen pada awal Agustus dan September. Akan tetapi, rentetan hasil buruk sepanjang periode tersebut membuat Ole akhirnya ditendang. Dari 25 September hingga 20 November, United hanya sekali menang namun menderita banyak kekalahan memalukan dengan puncaknya adalah pembantaian melawan Liverpool dan Watford.

Manajemen kemudian menunjuk Ralf Rangnick sebagai caretaker. Rangnick sebenarnya akan menjadi konsultan klub musim depan, tapi ia kemudian diberikan kesempatan mencicipi kembali menjadi manajer.

Masuknya orang baru dengan filosofi sepakbola baru ternyata tidak membuat United stabil. Yang ada, performa United semakin hari semakin merosot. Sebuah kegilaan untuk tim yang seproblematik United. Tak ayal, tujuan akhir yang menjadi target mereka satu per satu mulai hilang.

Faktor lain adalah betapa tidak konsistennya para pemain United musim ini. Contoh paling terlihat adalah dua pemain yang musim lalu masuk dalam Team of the Season yaitu Luke Shaw dan Bruno Fernandes. Nama pertama mulai kembali jadi pemain langganan cedera. Bruno sebenarnya tidak bermain buruk. Ia masih membuat 9 gol dan 14 assists musim ini. Namun, catatan ini jelas jauh jika dibandingkan musim sebelumnya yang bisa membuat 28 gol dan 17 assists.

Marcus Rashford juga mendadak melempem. Edinson Cavani yang musim lalu tampil elegan juga mulai menyerah dengan cedera. Mason Greenwood bermasalah di luar lapangan. Hanya Cristiano Ronaldo dan David de Gea yang masih bisa dikatakan sebagai pemain terbaik United musim ini.

Hal ini juga belum ditambah sikap para pemain yang terkesan sok dan mulai merasa lebih besar dari klub. Terlihat dari banyaknya pemberitaan yang menyebut kalau skuad United mulai tidak percaya dengan Rangnick dan asistennya. Bahkan beberapa pemain dikabarkan sudah fokus kepada manajer baru musim depan. Sebuah bentuk ketidak profesional dari pemain yang sebenarnya sudah berkali-kali terjadi.

Musim depan, United sudah resmi akan dipimpin oleh Erik Ten Hag. Ada indikasi kalau skuad kali ini akan mengalami cuci gudang besar-besaran dibanding sebelumnya. Dengan banyaknya rekrutan baru, sudah pasti target pun akan kembali berubah dari sebelumnya. Apakah mereka mengalami perubahan atau Same old alias tetap tidak memiliki progres yang signifikan.

Tren pecat memecat manajer kini sudah menjadi hal yang lazim dilakukan. Entah sampai kapan ini semua berakhir. Jika Erik Ten Hag musim depan belum memberi perubahan apa-apa, bukan tidak mungkin nasibnya juga akan sama seperti para pendahulunya.