Tidak sedikit para penggemar United yang merasa kecewa ketika pihak klub mengundang Marcus Rashford dan Jesse Lingard sebagai tamu dalam pertandingan treble reunion beberapa waktu lalu. Alasannya hanya satu, mengapa mereka mengundang kedua pemain tersebut? Pemain yang dianggap belum setara dengan para legenda yang bermain saat itu.

Satu hal yang menjadi target kritikus kepada jebolan akademi tersebut adalah gaya pakaian mereka. Saat itu, baik Lingard dan Rashford datang dengan mengenakan setelan mewah. Terutama Lingard yang menunjukkan sisi fashionable dalam dirinya.

Kritik terhadap keduanya meningkat sepanjang musim 2018/2019. Rashford, yang sempat mendapat pemain terbaik Premier League bulan Januari, mengalami penurunan performa ketika memasuki Maret. Delapan pertandingan terakhirnya dijalani dengan nihil gol. Sementara Lingard sudah dikritik sejak awal musim. Ia dianggap tidak memberi dampak apa pun kepada skuad dan hanya membuat satu gol pada 2019. Aktivitasnya sebagai selebgram juga menjadi kecaman. Di usia yang sudah mendekati angka 27, Lingard belum menunjukkan kematangannya sebagai pemain sepakbola.

Beberapa hari setelah laga reuni tersebut, keduanya memposting “0,012%” dalam instagram story mereka. Angka tersebut mereka tulis dengan font berwarna putih dan latar belakang berwarna hitam. Banyak yang penasaran terkait angka tersebut. Tidak sedikit yang menerka apa maksud dibalik angka 0,012% tersebut.

Arti dari angka tersebut perlahan mulai mengemuka ketika Manchester Evening News mengutip statistik dari seorang penulis bernama, Michael Calvin. Dalam sebuah wawancara terhadap Business Insider pada tahun 2017 lalu, ia berkata hanya ada 0,012 persen saja pemain akademi klub profesional di Inggris yang mempunyai karier di Premier League.

“Dari semua anak yang masuk ke akademi pada usia 9 tahun, kurang dari 1% yang berhasil. Statistik yang paling memberatkan adalah hanya 180 pemain saja dari 1,5 juta pemain yang bermain di tim akademi Premier League yang bisa berkarier sebagai pemain pro. Tingkat keberhasilannya hanya 0,012%,” tutur Calvin.

Apa yang diposting Lingard dan Rashford dalam instagram mereka adalah jawaban kepada para haters yang 24 jam penuh selalu berkomentar tentang mereka. Dengan angka 0,012% tersebut, mereka membuktikan kalau mereka mampu dan bisa bertahan dalam kerasnya kompetisi seperti di Premier League. Untuk bisa menjadi orang-orang terpilih tersebut, butuh dari sekadar keberuntungan.

Rashford dan Lingard masuk ke akademi United pada usia yang sama yaitu tujuh tahun. Akan tetapi, jalan karier mereka cukup berliku untuk bisa sampai ke tim utama. Rashford harus berterima kasih kepada Anthony Martial yang mengalami cedera jelang laga melawan Midtjylland. Jika Martial tidak cedera, maka nama Rashford tidak akan ada dalam skuad United saat ini.

Jalan Lingard lebih rumit lagi. Untuk bisa ke tim utama, ia harus menjalani empat peminjaman di empat klub berbeda. Debutnya bersama United bahkan baru ia rasakan ketika usianya sudah 21 tahun. Mereka membuktikan kalau butuh kerja keras untuk bisa sampai ke level mereka sekarang.

Namun, respon para penggemar justru semakin tidak senang ketika mengetahui makna dari angka tersebut. Ada yang menyebut mereka anti terhadap kritik. Ada juga yang menyebut kalau keduanya arogan.

“Lingard dan Rashford keduanya menunjukkan kesombongan mereka sebagai pemain sepakbola profesional. Mereka menuntut rasa hormat,” kata salah satu penggemar United di Twitter seperti dikutip Daily Mail.

“Terus tampil seperti sekarang, maka Anda akan bermain di League 2 (Divisi Empat) pada usia 30.”

“Persis seperti hal yang saya bicarakan ketika saya mengatakan kalau Lingard memberi pengaruh buruk kepada Rashford,” tulis yang lain.

Selain kritik-kritik pedas, ada juga komentar yang mengundang gelak tawa. Ada yang menyebut kalau angka 0,012% ini adalah rasio gol per tembakan yang mereka miliki selama membela United. Selain itu, ada juga yang mengatakan kalau angka tersebut adalah persentase keberhasilan Ole Gunnar Solskjaer dalam menangani Manchester United.