Pertandingan kesebelasan U-18 Tottenham Hotspur melawan Southampton beberapa waktu lalu menjadi tanda diresmikannya stadion baru milik klub asal London utara tersebut. Setelah menunggu hampir dua tahun, Spurs akhirnya memiliki stadion dengan kapasitas yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Pemain Spurs U-18, J’Neill Bennet menjadi pemain pertama yang mencetak gol di stadion baru tersebut. Pada akhir pekan ini, stadion yang belum memiliki nama karena menunggu hasil lelang dari para sponsor ini, akan menggelar pertandingan keduanya. Kali ini mempertemukan legenda Tottenham Hotspur melawan para legenda dari kesebelasan Italia, Inter Milan.
Untuk Premier League sendiri, stadion ini baru akan dipakai pada 3 April 2019 nanti saat Tottenham menghadapi Crystal Palace. Sebenarnya stadion ini akan dipakai ketika Spurs berhadapan dengan Liverpool pada 15 September 2018 lalu, namun karena adanya keterlambatan dalam hal konstruksi maka pembukaan stadion ini mengalami pengunduran jadwal hingga Maret 2019.
Stadion baru Tottenham ini memiliki kapasitas 62.062 penonton. Jika tidak menambah stadion Wembley, maka jumlah tersebut menjadikan Spurs sebagai klub dengan kapasitas stadion terbanyak kedua di Inggris setelah markas milik Manchester United, Old Trafford.
Dibangun dengan dana mencapai 1 miliar paun, maka stadion ini penuh dengan kemewahan. Tinggi tempat duduk dibuat seefisien mungkin agar pandangan para penonton yang hadir tidak terhalang oleh apa pun. Terdapat pula layar besar untuk memudahkan para penonton yang melewati beberapa momen di atas lapangan. Selain itu, ada 65 outlet makanan dan minuman untuk mereka yang lapar sepanjang pertandingan. Cara penyajian bir mereka yang sangat unik juga menjadi nilai jual tersendiri. Belum lagi menyebut kalau di stadion ini segala transaksinya tidak perlu menggunakan uang tunai.
Kemewahan lainnya adalah stadion ini tidak hanya untuk pertandingan sepakbola. Selain menjadi milik Tottenham Hotspur, stadion ini juga menjadi markas klub NFL, Philadelphia Eagles. Ketika Philadelphia akan bertanding, hanya butuh 25 menit untuk membuat stadion ini bertransformasi menjadi stadion khusus laga NFL.
“Ini adalah stadion terbaik di dunia. Kami menangis karena mimpi kami menjadi kenyataan. Kami sangat bersemangat. Saya merasakan hal yang sama ketika kami meninggalkan White Hart Lane pada hari terakhir, kami menangis dan sekarang kami merasakan emosi yang sama karena memiliki stadion baru,” kata Pochettino.
Ramai-Ramai Renovasi Stadion
Bagi sebuah kesebelasan, stadion memiliki peran yang cukup penting. Tidak jarang, mereka memilih untuk mempercantik rumah mereka ketimbang merekrut pemain-pemain bintang. Spurs adalah salah satunya. Demi membangun stadion, mereka memilih untuk tidak belanja pemain pada musim ini. Hal serupa juga dilakukan Arsenal yang memilih irit demi bisa melunasi hutang pembangunan Emirates Stadium. Bahkan tidak sedikit yang menjual pemain bintangnya agar bisa membangun stadion baru.
Mempercantik stadion tidak hanya menambah pemasukan dari segi penjualan tiket. Atmosfer baru yang dirasakan juga membuat para penonton akan berbondong-bondong datang untuk menyaksikan timnya bermain. Hal ini yang sudah dan sedang dicoba oleh beberapa klub Premier League.
“Meski renovasi tidak terlalu signifikan, namun sangat memungkinkan bagi sebuah klub untuk memperbaiki pengalaman menonton pertandingan bagi para suporter dan meningkatkan pemasukan dari penjualan tiket,” kata Andrew Hampel, CEO International Stadia Group (ISG) sebuah organisasi yang kerap dipercaya untuk membangun stadion di Eropa.
Bagi West Ham United, Olympic Stadium memang tidak terasa layaknya kandang sebelumnya yaitu Upton Park. Akan tetapi, sejak pindah ke stadion yang dibangun untuk Olimpiade 2012 tersebut, jumlah penonton mereka meningkat pesat.
Kedatangan Farhad Moshiri membuat Everton berniat membangun stadion baru di tepi sungai Mersey. Sedangkan rival sekotanya, Liverpool, sudah lebih dulu memperbaiki stadionnya dengan menambah kapasitas kursi menjadi 54 ribu. Si Merah bahkan masih belum puas dan menginginkan adanya penambahan kursi beberapa tahun kemudian.
Meningkatnya minat para penggemar Manchester City terhadap timnya membuat mereka berencana untuk menambah kapasitas stadionnya menjadi 63 ribu kursi. Saat ini, mereka hanya memiliki 55 ribu kursi saja. Rencananya, penambahan delapan ribu kursi akan dilakukan musim panas nanti.
Selain nama-nama tadi, Chelsea, Crystal Palace, Brighton, Fulham, dan Wolverhampton Wanderes adalah kesebelasan yang sudah memiliki wacana untuk memperbaiki atau membangun stadion bagi mereka. Di luar Inggris, ada Real Madrid yang sudah mempersiapkan diri untuk mempercantik Santiago Bernabeu.
Bagaimana dengan Manchester United?
Jika klub-klub seperti Chelsea, Spurs, Man City, dan Liverpool memiliki wacana atau sudah memperbaiki stadion mereka, lantas bagaimana dengan Old Trafford? Statusnya sebagai stadion dengan kapasitas terbanyak nomor dua di Inggris setelah Wembley, apakah Manchester United perlu untuk mempercantik rumah yang akrab disapa Teater Impian tersebut?
Old Trafford bukannya anti dengan kata renovasi. Sejak dibangun pada 1910, United beberapa kali mengubah tampilan stadionnya tersebut. Renovasi terakhir yang mereka lakukan terjadi pada tahun 2006. Saat itu, mereka menambah tribun di North-East Quadrant dan North-West Quadrant sehingga kapasitas OT meningkat menjadi 76.212 kursi.
Jika dibandingkan dengan stadion-stadion lain, Old Trafford tampak sudah mulai kuno. Menurut Andy Mitten, jurnalis yang akrab dengan Manchester United, penambahan kapasitas perlu dilakukan agar stadion ini bisa menarik minat orang-orang untuk mendukung Setan Merah.
Menurut penulis buku Man United Full Story ini, Old Trafford terbilang terlambat untuk melakukan inovasi. Mereka bahkan baru memiliki sinyal WI-FI cepat per 2018 lalu. Kata Andy, Old Trafford sebelumnya adalah stadion dengan koneksi internet paling buruk bagi para jurnalis.
Sebenarnya, wacana menambah kapasitas Old Trafford sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Ketika itu, pihak United menginginkan penambahan kapasitas menjadi 88 ribu penonton dan akan selesai pada 2020 mendatang. Akan tetapi, proyek ini belum bisa dilakukan karena takut mengganggu jalur kereta api dan rumah-rumah yang berada di sekitar stadion.
Selain itu, pihak United juga tidak mau kalau renovasi memaksa mereka untuk pindah stadion layaknya Tottenham Hotspur pada dua musim terakhir. Hal ini ditakutkan bisa mengurangi dukungan terhadap klub sehingga berimbas kurangnya pemasukan dari penjualan tiket.
Wacana terbaru kemudian muncul pada November 2018 lalu. Old Trafford menginginkan penambahan 1.200 kursi tambahan untuk menciptakan kebisingan yang lebih besar karena United sudah mulai melemah di kandang. Selain itu, mereka juga ingin memperluas tribun bagi pendukung berkebutuhan khusus. Namun belum jelas apakah wacana ini sudah disetujui atau tidak.
Jika berkaca pada kebutuhan tim saat ini, Old Trafford perlu melakukan sedikit renovasi. Salah satu yang paling utama adalah pemakaian layar besar untuk mempermudah penggunaan VAR pada musim depan. Dari 20 kesebelasan Premier League saat ini, hanya United dan Liverpool yang stadionnya tidak memiliki layar. Tentu saja ini akan sangat sulit bagi penonton di stadion ketika ada insiden yang melibatkan VAR. Namun pembuatan layar besar memiliki risiko berupa berkurangnya kapasitas stadion.
Baca juga: Mencari Solusi Penggunaan VAR di Stadion Old Trafford
Tidak mudah memang untuk merenovasi stadion. Ada risiko yang harus ditanggung seperti berkurangnya pemasukan, menurunnya kapasitas penonton, dan risiko lain seperti pindah kandang ke tempat yang lebih kecil. Namun disaat para rivalnya mulai memiliki wacana untuk mempercantik rumah mereka, ada baiknya United juga melakukan hal serupa. Semakin lama dibiarkan, maka Old Trafford akan terlihat seperti rumah tua yang tidak tersentuh modernitas.