PSG mengalami kekalahan pertama mereka di musim ini. Mereka kalah dari Lyon pada pekan lalu di Ligue 1. Namun, kunjungan PSG ke markas Lyon pada pekan lalu itu, ternyata bukan hanya tentang PSG dan Lyon, tapi juga tentang keterikatan United dalam melihat peluang mereka menghabisi PSG di Liga Champions.
Di sisi lain, lini depan Lyon yang penuh dengan pemain muda, sangat bersemangat memberi ancaman kepada barisan pertahanan PSG. Hasilnya, pertahanan yang diperkuat Thiago Silva dan Kimpembe itu dibuat kocar-kacir. Hal ini pun sontak menjadi gagasan utama bagi tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer untuk menghancurkan kualitas unggul PSG di Liga Champions nanti.
Kendati sebenarnya, kemampuan PSG dalam mendominasi penguasaan bola dan pola menyerangnya, pun memberi dampak yang lumayan berbahaya bagi pertahanan Lyon di pertandingan itu. Pola permainan PSG sering sekali menguji kekuatan pertahanan lawannya dengan gaya permainan yang mirip dengan Barcelona.
Maka bisa dikatakan Lyon memainkan skema apik dalam membuat PSG kalap di pertandingan itu. Kemenangan Lyon ini juga adalah kemenangan yang ketiga dalam empat pertandingan liga kandang mereka melawan PSG, dan pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 pekan lalu itu juga mungkin akan jauh lebih superior seandainya PSG tidak memiliki kiper yang luar biasa, yaitu Alphonse Areola.
Ya, kiper PSG yang satu ini memainkan performa yang gemilang di laga bertajuk Big Match tersebut. Meskipun di sisi lain, ia masih sering dirotasi oleh Thomas Tuchel guna memberi ruang lain kepada kompetitor sepuhnya, Gianluigi Buffon. Tapi yang jelas, Areola telah membuat banyak penyelamatan krusial di babak pertama saat melawan Lyon, termasuk ketika ia menepis ancaman dua tendangan mematikan dari Memphis Depay.
Memang, di laga itu, PSG berhasil memimpin lebih awal ketika Julian Draxler merampas bola dari Houssem Aouar dan langsung mengirimnya kepada Ángel Di María sebagai umpan yang akhirnya berbuah menjadi gol. Tapi bagusnya, Lyon tidak melihat gol tersebut sebagai sebuah malapetaka. Mereka justru memanfaatkan ketertinggalan mereka dengan nyaman di sebagian besar babak pertama, dan magis Areola pun akhirnya tersandung ketika ia gagal menghalau bola yang menuju Moussa Dembélé.
Inilah yang setidaknya bisa diadopsi oleh Manchester United untuk menghadapi PSG pada pekan depan. Meskipun nantinya PSG memiliki penguasaan bola dan mencetak gol lebih awal, United harus dapat mengontrol kondisi dan bersikap tenang untuk membuat pola serangan baru setelahnya. Karena, PSG tidak dapat membuat peluang lagi jika United memiliki sikap tenang dalam membaca situasi seperti yang Lyon lakukan pekan lalu.
Secara keseluruhan, PSG memang telah berkembang di bawah Tuchel. Mereka sekarang merupakan tim yang secara taktik lebih beragam dan dapat beradaptasi, seperti yang mereka tunjukkan saat berhasil memuncaki klasemen grup C Liga Champions. Tuchel juga menumbuhkan rasa harmoni dan tekad dalam tim utamanya. Meskipun pada akhirnya, pekerjaan yang mengesankan itu mulai tergelincir dengan kekalahan mereka atas Lyon.
Saat ini, PSG sedang mengalami beberapa masalah pelik, termasuk masalah absennya pemain seperti Neymar. Bintang asal Brasil itu mengalami masalah kaki dan dikabarkan tidak akan bermain selama 10 minggu. Tanpa Neymar, PSG akan kurang memiliki kecemerlangan individu seperti yang sering mereka lakukan selama musim ini. Jadi, mungkin hal ini juga akan menjadi keuntungan besar bagi United untuk memanfaatkan absennya Neymar sebagai senjata utama dalam menghabisi PSG.
Dan dengan absennya Neymar ini, pemain seperti Mbappé pun tampaknya tidak akan se-superior seperti biasanya. Meski memang wonderkid itu bisa mendominasi permainan dengan teknik individunya, hal ini bukan berarti apa-apa karena United bisa lebih fokus untuk menghentikan pola permainan seperti itu dengan mudah.
Lyon sendiri sudah membuktikan skema itu, dan mereka pun bahkan membuat teknik individual para pemain juara bertahan Ligue 1 itu dapat dengan mudah diekspos secara agresif oleh barisan pertahanan mereka. Tim asuhan Bruno Génésio tersebut terlihat seperti sangat mahir dalam membaca dan membungkam pola yang dimainkan PSG. Maka sudah jelas rasanya jika United harus menjadikan Lyon sebagai contoh konkrit mereka sebelum menghadapi PSG di Liga Champions pekan depan.
Ditambah lagi dengan hadirnya Ole Gunnar Solskjaer, yang secara langsung menyaksikan pertandingan Lyon vs PSG dari tribun bersama asistennya Mike Phelan, sepertinya telah membuat United memiliki banyak ‘bahan racikan’ yang mungkin nantinya diterapkan mereka pekan depan. Atau mungkin juga, tim berjuluk Setan Merah itu hanya akan mengulangi semua skema dan trik yang dilakukan Lyon pada pertandingan itu. Ya, yang jelas, semua akan bisa kita lihat pada pekan depan.