Foto: Manchester Evening News

Bukan rahasia lagi bahwa Derby Manchester merupakan sarana umum bagi Ole untuk menunjukkan kelayakannya sebagai manajer Manchester United. Rasio kemenangannya melawan Pep Guardiola lebih bagus disaat orang-orang lebih memuji kapasitas taktikal si pria Spanyol ketimbang dirinya.

Menurut catatan Whoscored, Ole adalah manajer paling sukses ketika bertemu dengan Pep Guardiola. Ia punya rasio kemenangan 50 persen. Di sisi lain, Jurgen Klopp hanya punya 40,9% sedangkan juara UCL musim lalu yaitu Thomas Tuchel memiliki 33,3% rasio kemenangan ketika melawan Pep.

Berbicara soal rasio kemenangan maka kita berbicara soal efektivitas. Jumlah kemenangan yang dimiliki Ole memang jauh dari yang dimiliki Klopp atau bahkan Jose Mourinho. Namun Ole hanya butuh delapan pertandingan saja untuk bisa menjadi yang terbaik ketika melawan Pep.

Pertemuan keduanya sudah berlangsung delapan kali. Lebih tepatnya sejak Ole memegang kursi manajer United pada 2018. Hasilnya, Ole menang empat kali dan kalah tiga kali. Yang membuat catatan Ole lebih spesial adalah tiga dari empat kemenangan itu ia raih di Premier League.

Pep sendiri hanya menang satu kali melawan Ole di liga yaitu pada musim 2018/2019. Setelah itu, ia menderita tiap bertemu dengan Ole. Anehnya, City selalu membentur tembok tiap kali bertemu United. Tiga laga terakhir di liga, tidak ada gol yang bersarang ke gawang United.

“Saya tahu kami telah bermain dengan baik melawan mereka dalam beberapa pertandingan terakhir, tapi saya tidak tahu bagaimana manajer lain bernasib baik melawannya. Semua tergantung pemain dan staf. Kami berkali-kali muncul menjadi yang terbaik pada hari itu, dan sekarang Anda hanya tinggal mengulanginya,” kata Ole.

Betul apa yang dikatakan Ole. Sekarang tinggal bagaimana pemain United yang ia punya tampil sebaik mungkin setidaknya seperti ketika melawan Spurs. Saat itu, pemain-pemain ini tampil agresif dan penuh determinasi untuk menyelamatkan Ole dari ambang pemecatan. Tinggal bagaimana mereka mengatasi kesalahan-kesalahan individu yang masih sering dilakukan seperti ketika melawan Atalanta.

Satu yang masih mengganjal tentu performa United ketika main di kandang. Setelah Newcastle, United justru hanya dapat dua hasil imbang dan kalah telak 0-5 dari Liverpool. Kekalahan dari rival abadinya ini dikhawatirkan bisa terulang lagi mengingat kualitas permainan City tidak jauh beda dari Liverpool.

“Kekalahan lawan Liverpool sudah kami lupakan. Kami bisa bangkit dan melupakannya. Kekalahan itu hanya akan terukir di buku sejarah klub. Kini, kami telah mencatat hasil bagus ketika main tandang dan kami akan masuk ke laga ini dengan kepercayaan diri yang tinggi,” kata Ole menambahkan.

Sayangnya, keinginan United untuk bisa mengalahkan City terkendala dengan cedera yang dialami dua pemain pilarnya yaitu Raphael Varane dan Edinson Cavani. Hilangnya Varane jelas sangat merugikan pasalnya kondisi lini belakang United sedang tidak terlalu baik. Lindelof dan Bailly belum padu sedangkan Maguire masih berusaha kembali ke performa terbaiknya.

Hilangnya Cavani sebenarnya tidak menjadi masalah mengingat Ole masih punya Rashford, Sancho, hingga Greenwood. Akan tetapi, jika melihat duet Ronaldo-Cavani yang tampil bagus saat melawan Spurs tentu saja kehilangan striker Uruguay itu akan sangat merugikan.

Pertandingan malam nanti adalah ujian terakhir bagi kelayakan Ole menjadi manajer United musim ini setelah kekalahan telak dari Liverpool. Meski begitu, posisinya bisa dibilang akan aman meski malam nanti mereka kalah dari City mengingat ia punya dua hasil bagus melawan Spurs dan Atalanta.

Perkiraan Susunan Pemain

MAN UNITED: David De Gea, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Victor Lindelof, Alex Telles, Scott McTominya, Fred, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Cristiano Ronaldo

MAN CITY: Ederson, Kyle Walker, Ruben Dias, John Stones, Joao Cancelo, Bernardo Silva, Rodri, Kevin De Bruyne, Gabriel Jesus, Phil Foden, Jack Grealish