Foto: Twitter

Saat ini, bisa dibilang bahwa formasi 4-2-2-2 sudah menjadi taktik standar Manchester United di bawah Ralf Rangnick. Sebelumnya, United memiliki kebiasaan untuk bermain di dalam formasi 4-2-3-1. Namun hasilnya kurang baik, dan bahkan dinilai lebih sering bermasalah ketika dimainkan oleh manajer sebelumnya.

Di laga vs Aston Villa (Piala FA), United kalah jumlah pemain di lini tengah. Ollie Watkins menguji ketahanan mistar gawang De Gea, dan Jacob Ramsey sempat mengancam melalui titik lemah United tersebut. Villa hampir mencetak dua gol, tapi dianulir karena offside. Permainan mereka lebih terkontrol daripada United, dan mereka sempat memiliki lebih dari 60% penguasaan bola.

Maka di babak kedua laga itu, Ralf Rangnick mengubah formasi. Ia beralih fokus ke lini tengah dengan memasukan Donny van de Beek. Ia memainkan skema formasi diamond. Dan itu membawa permainan jauh lebih baik. Ia juga memasukkan dua pemain lagi dan mempertahankan keunggulan sampai laga usai.

“Pertandingan melawan Villa hari ini cukup sulit. Dengan minimal kami harus memainkan tiga gelandang tengah. Kami memiliki masalah pada saat permainan tim lawan lebih dominan. Maka kami harus mengontrol bagian lini tengah lapangan,” jelas Rangnick setelah pertandingan.

“Sejak saat kami mengubah tim di 20 menit terakhir, terutama ketika Donny masuk, sejak saat itu kami mengendalikan berhasil permainan. Kami memiliki situasi serangan balik yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Jadi itulah kesimpulan yang bisa diperoleh.”

Dari ungkapannya ini, mungkin Ralf Rangnick merasa United memang memiliki kesulitan di lini tengah. Alhasil, melawan tim yang cukup sentral seperti Aston Villa, mereka perlu taktik penyeimbang. Bisa dibilang ruang kosong di tengah terlalu luas. Bruno Fernandes misalnya, jarak posisinya terlalu jauh dari posisi Scott McTominay dan Fred.

Empat pemain depan United secara keseluruhan juga begitu terpisah jauh dari tujuh pemain lainnya. Sehingga serangan balik mereka sering terjepit di antara situasi harus menyerang atau bertahan. Masalah ini perlu segera dibenahi, dan tidak ada hal yang dapat mengubahnya selain perubahan taktis dari sang manajer.

Ancaman baru Aston Villa

Karena meskipun menang di Piala FA, United masih harus menghadapi Aston Villa di Premier League. Villa bahkan dianggap dapat memperbaiki kegagalannya di Piala FA dengan kedatangan pemain tengah baru Philippe Coutinho. Pemain ini berpotensi akan memulai debutnya melawan tim United di pertemuan selanjutnya. The Villans memiliki alasan untuk optimis karena mereka akan bermain di kandang.

Satu lagi masalah ada dihadapan Manchester United. Apalagi sejauh ini mereka tidak bisa konsisten untuk mendapat hasil positif di kandang atau tandang. Lawan United sering menghancurkan ekspektasi. Dan efeknya, hal ini juga yang sangat sering mengecewakan para suporternya.

Bagaimana nasib United ketika melawan Villa nanti akan sangat bergantung pada formasi yang dipilih Rangnick. Entah itu 4-2-2-2, skema tiga bek, 4-2-3-1 atau skema diamond yang ditunjukkan di laga terakhirnya. Empat formasi ini adalah opsi yang sudah pernah dicoba.

Di laga ini pula Rangnick agaknya akan menekankan pentingnya mengontrol permainan dengan atau tanpa bola. Ia pun akan menyuruh pemain yang berada di pos kiri dan kanan untuk bisa mundur. Atau setidaknya menyamai garis posisi lini tengah tiga pemain Villa.

Formasi diamond adalah opsi terbaik United

Formasi yang ruangnya lebih sempit akan mengurangi United dari ancaman serangan balik. Maka di situasi ini, skema formasi diamond akan sangat cocok. Van de Beek memulai pertandingan Premier League pertamanya (Southampton) dengan skema ini musim lalu. Dan ia tampil sangat baik.

Di pertandingan ini pula, United menghasilkan salah satu penampilan paling sempurna mereka di bawah Ole Gunnar Solskjaer. Meski kalah defisit 2-0 di babak pertama, namun itu tidak menghentikan mereka untuk bangkit. The perfect United berhasil menumpas kebobrokan mereka dengan meraih kemenangan 3-2 di babak kedua.

Maka Manchester United bisa mengulang permainan terbaiknya di dalam skema formasi diamond. Kendati memang mereka tidak memiliki duet lini depan yang dapat diandalkan. Edinson Cavani sudah cukup uzur, dan ia hanya dapat bertahan untuk satu kali start per minggu.

Jadi mungkin Cristiano Ronaldo (jika sudah pulih) harus masuk starter di Villa Park. Ia harus dimainkan bersama Rashford atau Mason Greenwood sebagai opsi duet lini depan. Dengan menempatkan dua striker, United dapat menguntungkan posisinya di kotak penalti lawan.

Untuk pos lini tengah, ini akan jadi masalah utama. United perlu memutar otak. McTominay sedang diskors. Maka ketidakhadirannya bisa menjadi tuntutan untuk memainkan Van de Beek, Nemanja Matic dan Fred secara bersamaan.

Terkhusus Van de Beek, ia harus menjadi starter. Ia bisa menjadi pion keberhasilan Rangnick dalam memainkan formasi diamond. Di sisi lain, seperti yang sudah pernah terjadi sebelumnya, ia berhasil tampil baik di laga vs Southampton dengan skema formasi tersebut.