Manchester United sukses mengakhiri bulan Agustus dengan status unbeaten. Hal ini tidak lepas dari hasil yang mereka raih dalam pertandingan terakhir sebelum jeda internasional. Bermain melawan Wolverhampton Wanderers, Setan Merah menang tipis 1-0 berkat gol tunggal Mason Greenwood pada menit ke-80.
Hasil ini tidak sekadar memberikan tiga poin bagi United. Hasil ini juga membuat United menjadi kesebelasan dengan catatan unbeaten terbaik di laga tandang sepanjang sejarah Premier League yaitu 28 pertandingan (18 menang 10 seri) mengalahkan catatan yang dibuat Arsenal pada musim kompetisi 2003/2004.
Lini Tengah yang Mudah Ditembus
Sebelum pertandingan, kami sudah memprediksi bahwa lini tengah United harus waspada mengingat mereka krisis gelandang yang berkompeten. Terutama setelah Fred dan Matic tidak bermain baik ketika melawan Southampton. Oleh karena itu, Ole kemudian mengubah susunan pemain tengahnya dengan memainkan Fred serta Pogba sebagai double pivot.
Banyak yang mempertanyakan keputusan ini mengingat keduanya tidak memiliki kemampuan bertahan dengan baik. Hal itu terlihat jelas kemarin. Lini tengah United mudah dieksploitasi oleh Wolves melalui serangan balik mereka yang mengandalkan agresivitas Trincao dan Adama Traore.
Fred hanya butuh 6 menit untuk membuat gawang United nyaris kebobolan dua kali. Beruntung De Gea dan Wan-Bissaka sigap dalam mengatasi peluang tersebut. Masalah juga tidak hanya soal bertahan, ketiadaan sosok gelandang yang bisa menjadi jembatan juga memberi pengaruh pada serangan United. Hal ini bahkan membuat Bruno beberapa kali turun untuk mengisi kekosongan tersebut. Inilah kenapa yang dibutuhkan bukan sebatas DM murni melainkan seorang Holding Midfielder.
Ketiadaan pemain seperti ini juga membuat United mengalami masalah terutama dalam hal build up. Beberapa kali United harus mengirim bola ke sisi sayap karena mereka tidak bisa menembus melalui lini tengah. Taktik Wolves yang lebih banyak menunggu juga membuat United kerepotan. Bisa dilihat dari gambar di bawah di mana ada celah yang seharusnya bisa diisi oleh pemain yang memiliki kemampuan sebagai holding midfielder. Ini pula yang mengganggu kecepatan United dalam hal transisi. Terkadang, mereka kehilangan momentum karena tidak ada pemain yang menjadi opsi umpan selain di sisi sayap.
Two players should be occupying those positions pic.twitter.com/znaDY2DpTW
— P1100G (@P1100G) August 29, 2021
Menarik untuk melihat apakah United akan melakukan pergerakan mengejutkan lagi di bursa transfer dengan membeli holding midfielder atau Ole sudah puas dengan Fre dan McTominay yang masih belum konsisten.
Penyelesaian Akhir Yang Menjadi Masalah
United sebenarnya cukup beruntung bisa mendapat tiga poin. Hal ini diakui juga oleh Ole yang menyebut kalau timnya bermain di bawah tekanan. Dia bahkan berterima kasih karena Greenwood dan De Gea menyelamatkan harinya.
Kesuksesan ini juga tidak lepas dari Wolves yang tidak begitu efektif. Untuk ketiga kalinya di liga, anak asuh Bruno Lage ini bermain menghibur tadi tidak klinis di depan gawang. Wolves kini sudah membuat 56 tembakan atau rata-rata mendekati 20 tendangan per laga. Namun hasilnya nol gol.
Akan sangat rumit bagi karier Lage jika dua pekan nanti timnya tidak kunjung bisa mencetak gol di Premier League. Meski suporter dikabarkan senang dengan permainan menghibur yang mereka pertontonkan, namun tetap saja esensi permainan sepakbola adalah gol Tidak ada gol, maka sulit bagi sebuah tim untuk meraih kemenangan.
Varane Apik, Sancho Masih Adaptasi
Duel melawan Wolves menjadi momen bagi dua rekrutan baru United yaitu Raphael Varane dan Jadon Sancho untuk bermain sejak menit awal. Sejak konferensi pers sebelum laga, Ole sudah mengeluarkan bocoran kalau keduanya akan diturunkan sebagai starter.
Akan tetapi, hanya Varane yang tampil baik pada pertandingan ini. Ia sukses menjadi pelindung De Gea dari kebobolan dan yang tidak disangka-sangka, gol Greenwood adalah assist dari kakinya.
“Perasaan yang luar biasa. Saya senang bisa di sini dan membantu tim meraih kemenangan. Perasaan yang luar biasa. Premier League begitu intens dan permainannya sangat cepat. Disini Anda dituntut untuk bereaksi dan berkonsentrasi dengan baik. Saya datang untuk merasakan hal itu,” ujarnya.
Di sisi lain, Sancho yang lebih dulu datang ketimbang Varane tampak belum menunjukkan kalau dia layak dihargai 1 triliun. Ia masih kesulitan menyatu dengan gaya main United yang terkadang lambat jika menghadapi tim yang bermain menunggu seperti Wolves ini.