Foto: Independent

Siklus Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United tampaknya memang nyata. Dia kerap terhindar dari lubang jarum disaat nasibnya mulai dipertanyakan. Seperti yang terjadi dini hari tadi. Setan Merah menang 3-2 atas Atalanta pada ajang Liga Champions dengan cara yang MU banget yaitu comeback.

Kemenangan ini jelas penting untuk mengangkat moral United yang sedang drop pasca kekalahan dari Leicester City pekan lalu. Kemenangan ini juga menjadi yang pertama bagi United pada bulan kesepuluh. Diharapkan tentu saja kemenangan ini bisa memicu kemenangan lain mengingat setelah ini Liverpool sudah menunggu mereka.

Berikut adalah beberapa sorotan dari pertandingan yang menjadi pertandingan ke-300 Ronaldo bersama United.

Dua Sisi Setan Merah

Seperti yang pernah dikatakan sebelumnya kalau United era Ole kerap menghadirkan sisi yang berbeda di setiap pertandingannya. Tidak hanya setiap pertandingan, sisi yang berbeda itu bahkan bisa muncul di setiap babak.

Pada babak pertama, United sebenarnay bermain tidak terlalu buruk. Akan tetapi, mereka kurang menggigit ketika menyerang. Beberapa kali final pass mereka tidak menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, rotasi posisi yang ditunjukkan Atalanta merepotkan lini belakang United yang membuat mereka sempat unggul dua gol terlebih dahulu.

Proses gol Atalanta kembali menunjukkan bagaimana buruknya shape United ketika bertahan. Pada gol pertama terlihat jelas koordinasi Shaw dan Lindelof yang kurang berjalan dengan baik.

Keadaan berubah pada babak kedua. Kehilangan lima pemain pilar plus cederanya Merih Demiral membuat United bisa leluasa mengancam. Barisan pertahanan juga mulai membaik. Pressing ketat mereka sukses tunjukkan. Beberapa individu seperti Ronaldo mulai aktif terlibat dalam menekan lawan. Penampilan Fred juga cukup baik meski kurang sempurna karena beberapa kali mendapat peluang.

Situasi mulai semakin memihak United setelah Cavani masuk. Memperbanyak pemain di dalam kotak penalti berperan penting dalam proses dua gol mereka yang datang dari kaki Maguire dan kepala Ronaldo.

Kembalinya Rashford

Satu hal positif lain dari penampilan United semalam adalah penampilan Marcus Rashford. Sekembalinya dari cedera, si nomor 10 menunjukkan kontribusinya yang signifikan. Dua kali bertanding, dua kali pula ia sudah mencetak gol.

Terkadang, Rashford masih suka bikin gemas. Seperti yang ia tunjukkan jelang babak pertama berakhir dimana penyelesaian akhirnya kurang tenang yang membuat bola melambung tinggi. Namun, ia membayarnya dengan gol pemantik semangat tim untuk bangkit dan menang di ujung laga.

Kelebihan Rashford dalam hal sprint terlihat dari proses dua gol yang ia buat sejauh ini. Ia kadang mulai berlari bahkan sebelum rekannya memberi bola kepadanya. Reading the game yang bagus seperti ini yang dibutuhkan United untuk merusak pertahanan lawan. Belum jelas apakah Rashford bisa bermain ketika melawan Liverpool mengingat ia mengalami masalah yang membuat Ole menariknya beberapa saat setelah mencetak gol.

Pertahanan Belum Membaik

Meski menang, namun United masih mendapat sorotan. Satu yang menjadi masalah adalah belum solidnya pertahanan mereka. Hal ini terlihat jelas dari catatan United yang baru satu kali menorehkan clean sheet dari 12 pertandingan yang sudah mereka jalani musim ini. Angka ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi kesebelasan yang banyak mengeluarkan uang untuk merekrut pemain bertahan sejak Ole mengambil alih kursi kepelatihan.

Kapasitas pelatih set piece United, Eric Ramsay, juga mulai dipertanyakan. Meski sudah melakukan revolusi, namun nyatanya United masih bisa dibobol dari situasi bola mati. Tidak hanya bola mati secara langsung, namun juga ketika bola mati itu datang dari eksekusi pemain United sendiri.

Hal ini tentu harus diperbaiki oleh Ole mengingat lawan-lawan mereka setelah ini punya kapasitas melakukan counter attack dan set piece dengan baik.