Manchester United menggila. Di tengah kondisi fisik para pemainnya yang mungkin belum bugar sepenuhnya akibat Euro 2020 lalu, mereka masih mampu menunjukkan penampilan yang ciamik. Semalam, Setan Merah menang dengan skor telak 5-1 atas Leeds United pada pekan pembuka Premier League.

Hasil ini mengulang pencapaian klub pada musim 2006/2007. Ketika itu, United menang dengan skor yang sama ketika melawan Fulham pada pertandingan pertama. Jika 15 tahun lalu, sorotan mengarah kepada Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney, maka kali ini headline mengarah kepada sosok Bruno Fernandes dan Paul Pogba.

Keduanya juga sama-sama menyimpan cerita unik. Saat itu, CR7 dan Rooney dianggap tidak bisa lagi bermain bersama karena peristiwa pada Piala Dunia beberapa waktu sebelumnya. Seakan mengulang kisah, Bruno dan Pogba juga dianggap tidak bisa membawa United bermain baik apabila diturunkan secara bersamaan.

Namun, apa yang ditampilkan di Old Trafford semalam adalah bukti sekaligus penegas kalau mereka berdua bisa menjadi duet yang tangguh. Bruno berkontribusi dengan tiga golnya, sedangkan Pogba menggila dengan membuat empat assists. Catatan ini bahkan sudah melampaui torehannya musim lalu yang hanya membuat tiga assists.

Kemenangan besar Setan Merah memang tidak lepas dari penampilan Leeds United yang jauh di bawah performa terbaiknya. Kita semua tahu kalau Leeds adalah kesebelasan dengan gaya main agresif. Mereka akan melakukan pressing dengan dasar Man to Man.

Akan tetapi, mereka tidak bisa mencari jawaban ketika pressing ini tidak berjalan baik. Seperti pada laga ini dan juga sebelumnya ketika mereka kalah di tempat yang sama 6-2. Sejak awal Leeds mencoba untuk menghalau semua serangan United, namun mereka tidak tahu kalau beberapa dari pemain United memiliki skill individu yang baik terutama ketika bola ada di kaki mereka.

Ketika pemain United lepas dari pressing Leeds, maka mereka bisa melakukan umpan-umpan di ruang antar lini yang membuahkan gol. Hal ini tercermin pada gol Greenwood, dan gol ketiga Bruno Fernandes.

Keuntungan United lainnya adalah keberadaan tiga pemain depan yang bermain dinamis. Pada pertandingan ini, Ole terlihat memainkan formasi 4-2-3-1, namun pada praktiknya di lapangan shape United membentuk menjadi 4-3-3. Inilah 4-3-3 yang diinginkan Ole seperti yang ia ungkapkan kepada beberapa media.

Meski Pogba ditempatkan di sisi sayap sebelah kiri, namun praktiknya Pogba menjadi gelandang serang. Inilah yang membuat Bruno bisa bergerak ke dalam kotak penalti. Sementara Greenwood yang ditempatkan sebagai striker beberapa kali bergerak melebar mencari ruang. Begitu juga dengan Daniel James yang sebenarnya mendapat banyak kesempatan membuat gol. Pemain depan yang “licin” inilah yang membuat Leeds kesulitan menahan gempuran United.

“Pogba luar biasa. Dia pemain besar dan bermain sangat baik. Dia bisa menjadi pemain yang lebih baik lagi. Saya yakin Paul bisa membuat lima sampai enam assists pada satu pertandingan karena dia pemain berkualitas,” kata Bruno memuji rekannya.

United patut bersyukur karena sebenarnya penampilan dua bek sayap mereka tidak terlalu banyak berkontribusi untuk serangan. Beruntung pada pertandingan kemarin United menang segalanya di lini tengah dan depan.

Kemenangan ini tentu menjadi modal penting bagi United untuk mengarungi musim 2021/2022. Kemenangan besar memberi harapan kalau musim United tampaknya akan berjalan jauh lebih baik ketimbang musim lalu. Meski begitu, Ole juga memperingatkan kalau ini baru awal. Boleh menikmati kemenangan besar ini, namun perlu diingat kalau masih ada 37 pertandingan lagi di mana segalanya bisa terjadi.

Ole tentu tidak mau mengulang apa yang terjadi pada musim kompetisi 2019/2020. Ketika itu, United tampil ciamik dengan mengalahkan Chelsea 4-0 pada pertandingan pertama. Namun setelahnya penampilan United merosot tajam sebelum diselamatkan oleh kehadiran Bruno Fernandes.