Ralf Rangnick percaya Manchester United mengontrol pertandingan dalam laga Piala FA menghadapi Aston Villa ketika Donny van de Beek diturunkan.

Van de Beek sendiri masuk pada menit ke-72 menggantikan Edinson Cavani. Posisi permainan di lini tengah pun berubah menjadi diamond. Tujuannya adalah untuk melawan dominasi Aston Villa di area tersebut.

Di 10 menit terakhir, Rangnick memasukkan Anthony Elanga dan Jesse Lingard. Keduanya masing-masing menggantikan Marcus Rashford dan Bruno Fernandes. Mereka diharapkan bisa menyegarkan penyerangan United yang terasa begitu tumpul. Setelahnya, United tampil lebih nyaman. Di 10 menit terakhir, United menguasai 64 persen bola.

“Pertandingan menghadapi Villa hari ini mengonfirmasi, dengan minimal tiga gelandang tengah, kami punya masalah berkali-kali ketika mengontrol area tengah lapangan,” jelas Rangnick.

“Seketika sejak kami mengubah ke diamond di 20 menit terakhir, ketika Donny masuk, sejak saat itu kami mengontrol pertandingan, kami punya situasi serangan balik.”

“Sayangnya, kami tak membuat keputusan yang tepat di sepertiga akhir, jadi kalau kami melakukannya, kami bisa dan mampu mencetak gol kedua.Namun, tidak mudah untuk mengontrol area tengah lapangan dan di saat yang sama pemain sayap kami terlibat dan bermain dengan setidaknya satu penyerang tengah.”

“Buat kami, di bangku cadangan, adalah tugas yang sulit untuk mengetahui bagaimana kami bisa melakukan itu. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk melepas Edi dan punya diamond di lini tengah dan punya dua pemain sayap cepat sebagai satu-satunya striker di lapangan.”

“Ini adalah soal keseimbangan. Keseimbangan penyerangan dan pertahanan dan kami punya pemain yang kekuatannya ada di depan ketika kami tengah dalam penguasaan bola tapi untuk mengontrol dan mendominasi pertandingan Anda harus punya penguasaan bola dan memanfaatkan yang terbaik dari situasi itu.”

“Anda lihat cara kami menyiapkan terjadinya gol itu brilian. Kami terus mengontrol di sekitar kotak penalti, kami mengubah arah, umpan yang brilian dan sundulan yang fantastis oleh Scotty.”

“Sebagai seorang pelatih, aku selalu menjadi seseorang yang selalu suka untuk punya dan ingin punya lebih banyak kontrol. Ini adalah pertanyaan soal keseimbangan dan kami masih harus meningkatkan diri pada momen-momen itu.”

Sumber: Manchester Evening News