Hasil seri melawan AZ Alkmaar pada lanjutan Europa League musim 2019/2020 membuat United sudah tidak bisa meraih kemenangan tandang dalam 10 laga beruntun. Catatan ini menjadi salah satu torehan terburuk klub sejak era kepelatihan Sir Alex Ferguson berakhir pada musim 2012/2013 lalu.

Belum habis komentar serta kritikan dalam laga di Kyocera Stadium tersebut, Setan Merah sudah dihadapkan lagi dengan laga tandang yang sulit. Minggu (6/10) malam nanti mereka akan bertandang ke Sports Direct Arena yang merupakan markas Newcastle United dalam lanjutan Premier League.

Tidak ada kata lain selain menang. Itu sudah pasti. Gagal mendapat tiga poin, maka United akan menjalani 11 laga tandang beruntun tanpa kemenangan. Mereka akan menyamai rekor sepanjang sejarah klub pada musim 1989/1990. Musim yang menjadi pertaruhan bagi karier Sir Alex Ferguson apakah lanjut atau harus dilengserkan segera. Mengingat musim ini baru seumur jagung, maka Solskjaer punya kesempatan untuk memperparah catatan tersebut kedepannya.

Solskjaer sendiri akan berada dalam posisi terpojok layaknya Fergie jika United kembali gagal meraih kemenangan. Saat ini, mereka baru mengumpulkan 9 poin dari tujuh pertandingan (rekor terburuk klub di Premier League). Apes bagi mereka karena jarak dengan peringkat ke-18 dan 19 yaitu Aston Villa dan Newcastle United hanya terpaut empat angka saja.

Namun situasi sepakbola saat ini sudah pasti berbeda dengan tiga dekade lalu. Kalah, maka akan membawa United semakin mendekati zona merah dan memberikan tekanan ekstra kepada pria kelahiran Kristiansund tersebut. Apalagi, mereka akan bermain melawan Liverpool setelah menghadapi Newcastle. Tiga poin atas The Magpies akan sangat krusial bagi langkah mereka berikutnya.

Solskjaer sendiri nampak sudah siap kalau timnya tidak akan meraih kemenangan. Dalam konferensi persnya beberapa waktu lalu, ia menyebut kalau timnya saat ini berada dalam kondisi yang berbeda dibanding tim Newcastle asuhan dari rekan setimnya, Steve Bruce. Ia juga mewanti-wanti para suporter untuk tidak lagi hidup di era keemasan United dan harus berkaca kalau sekarang United sedang dibangun dengan mengandalkan para pemain muda.

“Sebagai manajer, kami tidak ingin memberikan bantuan kepada siapa pun ketika berhadapan satu sama lain. Bruce akan membangun tim untuk meraih kemenangan, sedangkan saya akan membentuk tim yang mencoba untuk meraih kemenangan. Tidak ada gunanya membicarakan tentang hasil laga tandang. Saya rasa itu (kemenangan tandang) akan datang, dan ketika itu datang maka saya akan jawab pertanyaan Anda (mengenai sulitnya MU menang di laga tandang),” tuturnya.

Bruce sendiri sebenarnya berada dalam posisi yang sama seperti Solskjaer. Sejak menggantikan Rafael Benitez, ia baru meraih satu kemenangan dari delapan pertandingan yang sudah dimainkan. Bahkan dalam laga terakhir, mereka dibantai Leicester City dengan skor telak 5-0. Namun ketika ia disodorkan lawan yang sama-sama sedang dalam performa kurang baik, Bruce mendadak yakin kalau timnya bisa meraih tiga poin.

“Mereka bukan United yang dulu tetapi mereka masih diisi pemain yang bagus. Kami harus menjadi yang terbaik dan jauh lebih baik dari pekan lalu. Ini adalah waktu yang tepat untuk bermain melawan mereka karena akan dimainkan di rumah dan tayang langsung di TV. Jika kita harus bangkit, maka tidak ada cara yang lebih baik selain mengalahkan mereka,” ujarnya.

Newcastle bisa mengambil contoh ketika mereka bermain melawan Tottenham Hotspur pada pekan ketiga. Itulah satu-satunya tim yang bisa dikalahkan mereka sejauh ini. Saat itu, Spurs sering membuang-buang peluang ditambah dengan permainan lini belakang Newcastle yang tampil solid.

United pun berpotensi untuk melakukan hal serupa. Sejauh ini, mereka adalah tim yang boros dalam hal pemanfaatan peluang. Ada 6 kesempatan emas yang dimiliki United yang tidak bisa dijadikan gol sejauh ini. Tentu ini bukan catatan apik bagi tim yang justru menjadi salah satu pemilik sepakan terbanyak ke gawang lawan.

Hal itu yang bisa dimanfaatkan oleh Newcastle. Selain itu, mereka juga tidak bisa memainkan banyak pilar seperti Paul Pogba, Anthony Martial, Luke Shaw, Aaron Wan-Bissaka, dan Jesse Lingard sehingga memaksa Solskjaer nampaknya akan memainkan beberapa pemain muda yang penampilannya juga belum optimal di Premier League.

Satu-satunya harapan Solskjaer hanya ada dalam diri Daniel James. Pertahanan Newcastle yang sudah kebobolan 9 gol dan menderita 53 umpan kunci diharapkan bisa menjadi sasaran empuk pemain Wales ini. Selain itu, ia juga bisa memanfaatkan sisi kanan Newcastle yang musim ini menjadi sektor yang paling gampang diserang oleh lawannya.

Perkiraan Formasi

NEWCASTLE UNITED:

Martin Dubravka, Emil Kraft, Jamaal Lascelles, Fabian Schar, Paul Dummett, Sean Longstaff, Ki Sung Yueng, Miguel Almiron, Allain Saint-Maximin, Christian Atsu, Joelinton

MANCHESTER UNITED:

David de Gea, Ashley Young, Victor Lindelof, Harry Maguire, Marcos Rojo, Scott McTominay, Fred, Juan Mata, Daniel James, Andreas Pereira, Marcus Rashford