Foto: Sky Sports

Laga ini akan menjadi kesempatan bagi sang kapten Harry Maguire untuk kembali mendapat simpati dan dukungan dari para suporternya. Menghadapi Leicester City di Old Trafford, malam nanti, ia dituntut untuk bisa menjaga lini belakang United terhindar dari kebobolan.

Sorotan publik dan media Inggris kini banyak mengarah kepada sosok Harry, yang dalam beberapa minggu terakhir kapasitasnya dalam urusan bermain bola dipertanyakan. Dimulai dari penampilan buruknya bersama United yang tidak konsisten, lalu disusul dengan pemanggilan dirinya ke tim nasional yang berujung dengan sorakan demi sorakan ketika ia sedang menguasai bola.

Tidak berhenti sampai di situ, para juru berita juga masih meminta pendapat tentang kejadian tersebut kepada Rangnick. Para juru berita ini masih penasaran tentang apa yang membuat Maguire terus menerus menerima perlakukan yang kurang menyenangkan dari para penggemarnya.

“Saya tidak mengerti apa yang terjadi di Wembley. Saya berani jamin kalau olok-olok penggemar tidak akan terjadi di stadion kami. Ia bermain bagus untuk Manchester United dan Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Agak sulit untuk saya memahami tentang apa yang terjadi kepada Harry saat itu,” tutur sang manajer interim.

Baik United maupun timnas Inggris punya suara yang sama. Mereka mendukung penuh Harry Maguire. Dengan kata lain, mau sekeras apa pun hinaan kepada sang pemain, baik Rangnick maupun Southgate tidak akan menjauhkan nama Harry dari susunan 11 pemain utama.

Itu pula yang tampaknya akan terjadi malam nanti ketika melawan Leicester. Maguire tetap akan memimpin United dari lini belakang. Pasalnya, tidak ada urgensi yang memaksa Rangnick untuk mengistirahatkannya mengingat penampilan Bailly dan Phil Jones pun juga belum membaik. Begitu pula dengan Varane dan Lindelof yang masih naik turun. Dengan kata lain, apa yang terjadi kepada Maguire masih bisa dimaklumi oleh Rangnick.

Dukungan sudah didapat, rekan setim juga sudah membela, kini tinggal bagaimana Harry memaksimalkan dukungan tersebut dan memotivasi dirinya untuk bangkit mengingat musim ini tidak berjalan layaknya dua musim sebelumnya.

Pertemuan melawan Leicester tidak hanya pertemuan Harry dengan sang mantan melainkan ajang untuk menebus kesalahannya dalam pertemuan pertama. Kita tentu masih ingat kalau Harry dianggap sebagai penyebab kekalahan United 4-2 di King Power Stadium pada pertemuan pertama.

Harry nyaris berperan dalam semua gol Leicester saat itu. Yang paling parah adalah gol pertama ketika ia memilih menunggu bola menghampiri dirinya alih-alih menjemputnya. Ini yang membuat Amartey dengan mudah merebutnya lalu memberikannya kepada Tielemans untuk menyamakan kedudukan saat itu.

Pada gol ketiga, ia ragu-ragu untuk mendekati Jamie Vardy. Berapa kali ia bingung apakah harus maju menutup ruang atau bergerak sejajar dengan pemain United lainnya. Imbasnya ia justru membuka ruang bagi Vardy mencetak gol.

Saat itu, Ole Gunnar Solskjaer menyebut penyebab kekalahan ini adalah kesalahan dirinya dalam menentukan siapa yang bermain pada saat itu dan salah satunya adalah Harry yang beberapa hari sebelumnya dianggap belum pulih setelah mengalami cedera pada laga melawan Aston Villa.

Namun, jika ditelisik lebih dalam lagi, kekalahan United saat itu tidak hanya karena faktor Harry melainkan kolektivitas lini belakang yang berantakan termasuk gol pertama yang berasal dari passing lemah De Gea. Apesnya, karena Harry terlibat semua dari proses gol tersebut, maka dia dianggap menjadi tersangka utama.

Manchester United butuh poin penuh untuk bisa menjaga mimpi mereka lolos ke Liga Champions musim depan. Selain butuh lini depan yang tajam, mereka juga butuh lini belakang yang kuat untuk menjaga De Gea dari ancaman. Jika tidak bisa melakukannya, maka hujatan akan muncul dan Maguire mungkin saja kembali menjadi korbannya.