Status tim tamu yang diperoleh Manchester United pada leg pertama benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Kemenangan 0-2 di markas Granada membuat langkah anak asuh Ole Gunnar Solskjaer ini menjadi lebih mudah pada leg kedua nanti.
United hanya butuh hasil imbang untuk memastikan tempat di semifinal untuk kali kedua secara beruntun di Europa League. Mereka bisa mencontoh pertemuan ketika menghadapi Real Sociedad pada 32 besar lalu. Ketika itu, Setan Merah tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga karena keunggulan mereka sudah sulit untuk dikejar saat itu.
Selain itu, moral para pemain United juga sedang tinggi-tingginya. Sepanjang Maret-April 2021 ini, mereka hanya sekali kalah yaitu ketika melawan Leicester City. Pada pertandingan terakhirnya, mereka bahkan menang dengan skor 3-1 di kandang Tottenham Hotspur yang disebut-sebut menjadi salah satu laga terbaik Setan Merah musim ini. Moral pemain pun seketika meninggi.
“Momentum adalah hal besar dalam sepakbola. Mereka sudah pasti akan mencari gol. Kami semua telah melihat apa yang mereka lakukan ketika melawan Barcelona dan Real Madrid. Kami tidak bisa memberikan mereka banyak kesempatan. Beruntung, kami memiliki fondasi yang bagus.”
“Yang bisa saya rasakan adalah adanya peningkatan kepercayaan diri yang signifikan dalam skuad saat ini. Saat memulai pekerjaan di sini, kami butuh beberapa bulan untuk mengubah tim ini. Bahkan butuh satu hingga dua musim. Waktu yang ada kami gunakan untuk belajar. Saat ini, kami siap melangkah sejauh mungkin dan memenangkan trofi,” kata Solskjaer.
Trofi Europa League adalah harapan terakhir suporter United untuk melihat adanya piala akhir musim nanti. Setidaknya, Ole paham kalau trofi bisa menyelamatkan kariernya dari kritikan mengingat hasil akhir dari sebuah proyek kesebelasan sepakbola adalah banyaknya piala yang akan mereka raih.
Di sisi lain, Granada sedang goyah. Mereka hanya menang dua kali dalam lima pertandingan terakhir di kompetisi domestik. Bahkan sepanjang 2021, mereka sempat tidak bisa menang di liga selama sebulan dalam rentang Januari-Februari. Situasi ini yang harus dimaksimalkan betul oleh United jika ingin mendapatkan tiket semifinal.
Waspada Lini Belakang
Meski memiliki keunggulan, namun United tetap tidak boleh jemawa. Mereka datang dengan kondisi timpang khususnya di lini belakang. Luke Shaw, Harry Maguire, dan Scott McTominay absen karena akumulasi kartu kuning akibat kartu yang mereka terima pada leg pertama.
Hal ini membuat Ole pusing. Pasalnya, Eric Bailly juga belum bisa bermain pasca positif covid-19. Bek tengah yang tersisa kini hanya Axel Tuanzebe. Pemain berusia 23 tahun ini terakhir kali bermain pada leg kedua 32 besar melawan Real Sociedad. Setelah itu, ia tidak pernah bermain sama sekali.
Axel sendiri menjadi public enemy suporter United setelah permainannya melawan Sheffield United dan Everton membuat United gagal menang saat itu. Ia bahkan menjadi sasaran serangan rasis saat itu. Ole tentu harus memberinya motivasi mengingat kemungkinan besar ia akan menemani Lindelof di depan De Gea.
“Axel selalu positif dan bekerja keras. Meski menit mainnya menipis, namun ia selalu siap jika mendapat kesempatan. Serangan rasis yang ia terima tidak akan memberi pengaruh karena dia adalah pemain yang mau belajar,” kata Ole.
Sebenarnya, United masih punya Phil Jones yang pekan ini telah kembali berlatih. Namun, riskan tampaknya untuk memainkan dia langsung selama 90 menit. United bahkan memasukkan nama Will Fish sebagai serep.
Masalah United tidak hanya sampai di situ. Marcus Rashford juga masih 50:50. Kemungkinan ia kembali tidak akan bermain full 90 menit. Selain itu, jika mendapat kartu kuning lagi, Paul Pogba akan absen pada semifinal.
Perkiraan Susunan Pemain
MANCHESTER UNITED: David De Gea, Aaron Wan-Bissaka, Victor Lindelof, Axel Tuanzebe, Alex Telles, Nemanja Matic, Fred, Paul Pogba, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Edinson Cavani
GRANADA: Rui Silva, Dimitri Foulquier, Victor Diaz, Jesus Vallejo, Carlos Neva, Yangel Herrera, Maxime Gonalons, Antonio Puertas, Angel Montoro, Darwin Machis, Roberto Soldado