Foto: The Indian Express

Ada sesuatu yang dinanti suporter Manchester United ketika tim kesayangannya bermain melawan Atalanta dini hari nanti. Sesuatu itu adalah perubahan.

Perubahan pertama yang dinanti tentu saja hasil. United datang dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak ideal. Pada pertandingan terakhir, mereka kalah dari Leicester City dengan skor 4-2.

Bahkan dari lima pertandingan terakhir Setan Merah, mereka hanya menang sekali yaitu ketika mengalahkan Villarreal akhir September lalu. Itu berarti mereka belum menang ketika bulan Oktober memasuki hari-hari terakhirnya. Kemenangan melawan The Yellow Submarine juga diraih dengan susah payah.

Bandingkan dengan Atalanta yang kepercayaan dirinya sedang bagus setelah mengalahkan Empoli 1-4. Bahkan dari tujuh pertandingan terakhir, mereka hanya kalah satu kali dan sanggup menahan imbang Inter Milan di kandangnya.

Di Liga Champions pun mereka adalah pemuncak klasemen sementara grup F dengan empat poin berkat hasil imbang melawan Villarreal dan menang melawan Young Boys. Siapa pun yang menang pada pertandingan nanti tentu akan membuat persaingan di grup ini menjadi lebih ketat.

Tekanan terbesar tentu menghinggapi Ole Gunnar Solskjaer. Ia tentu tidak hanya dituntut bisa mengubah hasil laga melainkan mengubah permainan tim. Sejak menang 4-1 melawan Newcastle, permainan Setan Merah cenderung berada di grafik menurun. Puncaknya adalah ketika melawan Leicester City kemarin dimana United bermain seperti tanpa arah.

Kemungkinan besar akan ada perubahan dari susunan pemain pada laga nanti. Scott McTominay dan Fred kemungkinan besar akan bermain lagi setelah laga sebelumnya lini tengah United bermain berantakan dengan dua DM Matic dan Pogba.

Masalah United tidak hanya di dua DM saja sebenarnya. Jika melihat laga melawan Leicester, mereka juga bermasalah dalam build up membangun serangan. Para individu-individu bergaji mahal itu seperti tidak tahu harus bergerak ke mana. Yang menjadi bahaya adalah ketika serangan mereka gagal, United rentan terkena counter dari lawan.

Klub asal Bergamo ini memang tidak bermain menunggu yang menjadi masalah utama United era Ole. Mereka akan bermain dengan rotasi posisi memanfaatkan taktik man oriented yang menjadi pakem utama Gasperini. Akan tetapi, United juga perlu waspada dengan permainan seperti ini karena mereka sudah mengalaminya saat kelabakan mengantisipasi pressing dari Vardy dan Iheanacho yang beberapa kali membuat United kesulitan mendistribusikan bola.

Satu hal yang harus dilakukan United adalah mereka harus pintar-pintar bisa keluar dari pressing Atalanta. Ini yang dilakukan oleh Manchester City ketika bertemu mereka pada 2020 lalu. City yang punya pemain-pemain seperti Sterling, De Bruyne, dan Aguero sukses untuk mengeliminasi pressing man oriented milik Atalanta.

United perlu melakukan ini karena jika mereka tidak bisa melakukannya, maka De Gea bisa bernasib seperti saat dibobol Tielemans yang berasal dari ketidak mampuan Maguire menghindari pressing dari Iheanacho.

Ketika berhasil menghindari pressing man oriented milik Atalanta pun, United sudah akan diuji lagi dengan chemistry para pemainnya yang terkadang tidak bisa terjalin dengan baik. Sancho masih berusaha menemukan performa terbaiknya, Greenwood juga masih inkonsisten, sedangkan Bruno Fernandes langsung menurun performanya jika dimatikan.

Semoga saja akan ada perubahan yang bagus dari United ketika menghadapi Atalanta sesaat lagi.