Foto: Metro

Arsenal boleh saja kalah dari tim manapun, kecuali Manchester United. Itulah mindset yang mungkin saja tertanam dalam pikiran para pemain Meriam London. Meski prestasi mereka dalam beberapa musim terakhir kerap naik turun, namun Arsenal sepertinya tetap menjadi mimpi buruk bagi para pemain Setan Merah.

Statistik memang menunjukkan hal itu. Sejak Marouane Fellaini menyundul bola ke gawang David Ospina pada menit-menit terakhir pertemuan mereka musim 2017/2018, United tidak bisa mengalahkan Arsenal dalam tiga musim terakhir kompetisi Premier League.

Dari 6 pertemuan terakhir mereka di liga, United hanya meraih tiga kali hasil imbang dan tiga kali kekalahan. Lima diantaranya terjadi di era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, dan satu kali pada era kepelatihan Jose Mourinho. Satu-satunya kemenangan United hanya terjadi ketika bermain pada Piala FA 2018/2019.

Meski memiliki kualitas pemain yang bisa dibilang jauh lebih baik dan mahal, namun Meriam London kerap menjadi batu sandungan United. Musim lalu misalnya, United tiba-tiba kalah dari Arsenal di Old Trafford dengan skor 0-1. Ketika itu, United membuat delapan tendangan yang semuanya tidak ada yang membahayakan gawang mereka. Ketika bermain di London, keduanya hanya bermain imbang tanpa gol.

Oleh karena itu, United tentu tidak boleh tersandung lagi ketika bertemu pemilik 13 kali gelar Liga Inggris ini. Kembali terpeleset, maka zona Liga Champions akan semakin menjauh.

Kondisi United yang sedang morat-marit memang menjadi keuntungan bagi Arsenal. Sejak 19 September, United hanya sanggup menambah lima poin dari kemungkinan 24 poin yang bisa diraih. Empat laga kandang terakhir bahkan hanya meraih satu angka. Ironis memang untuk sebuah tim yang di dalamnya terdapat bek termahal di dunia, pengoleksi lima Ballon d’Or dan gelandang pemenang Piala Dunia.

Di sisi lain, Arsenal sedang dalam kepercayaan diri tinggi. Setelah terjerembab di posisi juru kunci setelah dibantai City, Arsenal mengambil 23 dari kemungkinan 30 angka yang bisa diraih dalam 10 laga setelahnya. Posisi mereka melesat pada urutan kelima dan sementara berada di bawah United yang awal musim tampil seolah-olah menjadi kandidat peraih gelar juara.

“Kita harus yakin kalau kita akan mempersiapkan diri untuk menang. Tapi kita juga harus menghormati lawan yang akan kita hadapi. Meski begitu, kita tetap punya tujuan akhir dan tujuan akhir itu adalah menang pada pertandingan ini,” ujar Mikel Arteta.

Meski memiliki beberapa keunggulan dari segi psikologis dan rekor pertemuan, namun Arteta juga kudu waspada mengingat United yang datang bukan United versi Ole melainkan United versi Carrick yang terdapat perbedaan dalam beberapa aspek.

Dalam dua laga melawan Villarreal dan Chelsea, United mendapat beberapa pujian terutama dalam hal melakukan pressing. Meski ketika melawan Chelsea, United ditekan secara menggila, namun beberapa kali mereka juga sukses merusak skema permainan juara Liga Champions musim lalu itu.

Yang menarik adalah apakah Michael Carrick akan menurunkan susunan pemain yang sama seperti ketika melawan Chelsea atau kembali memainkan Cristiano Ronaldo sejak awal. Media-media di luar sana menyebut kalau hubungan Carrick dengan Ronaldo sedang tidak bagus karena CR7 kecewa ia hanya menjadi cadangan saat di Stamford Bridge pekan lalu.

CR7 sendiri sedang dalam kondisi yang tidak bagus karena baru mencetak satu gol dalam delapan pertandingan liga terakhir.

Perkiraan Susunan Pemain

MAN UNITED: David de Gea, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Victor Lindelof, Alex Telles, Nemanja Matic, Fred, Scott McTominay, Bruno Fernandes, Jadon Sancho, Cristiano Ronaldo

ARSENAL: Aaron Ramsdale, Takehiro Tomiyasu, Ben White, Gabriel, Edson Tavares, Thomas Partey, Sambi Lokonga, Gabriel Martinelli, Martin Odegaard, Emile Smith Rowe, Pierre Emerick Aubameyang