Foto: Fansided

Cepat atau lambat Manchester United asuhan Ole Gunnar Solskjaer pasti akan tersandung. Apesnya, hal itu terjadi pekan lalu saat mereka mentas di kandang sendiri. Burnley memberi pelajaran kalau tim ini masih memiliki masalah yang kudu diselesaikan oleh si Baby Face. Sayangnya, masalah tersebut harus diselesaikan dengan cepat karena pekan ini Leicester sudah siap menyambut mereka.

Dalam lima pertandingan terakhir, Si Rubah hanya satu kali meraih kemenangan. Melihat dari sisi performa, tentu mereka tidak ada apa-apanya dibanding United. Namun, pada pertandingan terakhir mereka sukses membuat pusing Jurgen Klopp dan membawa pulang poin dari Anfield.

“Lawan bermain sangat baik. Mereka sangat terorganisir, dan pertahanan mereka sangat dalam. Kami sukses menekan mereka beberapa kali tapi mereka menghalaunya dengan baik. Kami tidak bisa mencetak gol kedua sebelum jeda,” tutur eks pelatih Borussia Dortmund tersebut.

Menilik pernyataan Klopp, maka Leicester nampak tidak jauh berbeda dengan Burnley. Hal itu terlihat jelas saat mereka menahan imbang The Reds. Dua penyerang mereka (Jamie Vardy dan James Maddison) akan aktif melakukan pressing dengan intensitas tinggi kepada para pemain belakang Liverpool untuk merusak build up. Beberapa kali, Allison tidak bisa memberi suplai karena jalur umpan sudah tertutup oleh dua pemain tersebut.

Cara ini bukan tidak mungkin dipakai lagi oleh mereka. Burnley sudah membuktikannya. Beberapa kali, bek tengah United terpaksa melepaskan bola panjang ke sisi sayap karena kelabakan menghadapi pressing dua penyerang mereka. Hal ini berakibat umpan-umpan panjang yang dilakukan menjadi tidak efektif karena kualitas akurasi ball playing defender United yang tidak terlalu baik. Lantas, jika menghadapi Wood dan Barnes saja sudah keteteran, bagaimana dengan Vardy dan Maddison yang kualitasnya satu tingkat di atas pemain Burnley.

Ketika pertama kali bertemu pada pekan perdana, Vardy menjadi sosok yang merepotkan United. Selain satu golnya yang membuat pendukung United senam jantung, ia beberapa kali sukses merepotkan melalui kecepatannya dalam berlari.

“Kami mengubah sistem dengan melakukan recovery ball yang sangat baik. Kami bermain dengan kualitas baik, pressing yang baik, dan kualitas. Kami bermain dengan bertahan sangat baik. Kami memiliki kemampuan ini untuk fokus melawan tim-tim besar. Sesuatu yang bagus untuk menunjukkan karakter kami,” kata Claude Puel.

Satu pertanyaan menarik adalah apakah Ole akan kembali menurunkan skema terbaiknya dengan Matic, Herrera, dan Pogba, atau ada nama baru seperti Fred bahkan Andreas Pereira yang kembali dimainkan. Namun yang pasti, United sudah membuktikan kalau lini tengah mereka berantakan tanpa tiga pemain utamanya tersebut.

Herrera mungkin akan kembali dimainkan. Tanpa pemain Spanyol ini, United tidak punya pemain yang pandai mengubah alur serangan. Namun dalam duel pekan nanti, United terancam tidak bisa memainkan Pogba yang berjalan terpincang-pincang sehabis melawan Burnley. Jika tanpa pengubah alur serangan saja sudah kewalahan, bagaimana dengan Pogba yang notabene adalah playmaker nya United.

Saat pertandingan melawan Burnley, Pogba tidak mendapatkan akses yang bagus karena ruang geraknya tertutup. Bisa jadi Leicester akan melakukan hal serupa (seandainya Pogba bermain) karena lini belakang dan lini tengah mereka akan kembali memasang blok rendah. Disinilah keberanian United untuk menusuk melalui skill individu mereka diuji. Saat melawan Burnley, tidak ada yang berani menusuk karena pressing mereka yang begitu tinggi.

Dalam komentarnya, Klopp menyebut pentingnya membuat gol kedua untuk menghadapi lawan seperti Leicester. Hal ini yang harus dicatat oleh United. Saat menghadapi Burnley, mereka sebenarnya bisa keluar dari pressing tinggi jika mencetak gol kilat di awal pertandingan. Jika Rashford bisa mencetak gol saat itu, mungkin Burnley akan melonggarkan pertahanannya.

Musim lalu, hal itu sudah dilakukan United saat bermain imbang 2-2 di King Power Stadium. Juan Mata mencetak gol pada 15 menit awal babak kedua untuk membalikkan keadaan. Gol tersebut membuka pertahanan rapat Leicester yang bermain lebih terbuka. Sayang, gol ketiga dan keempat tidak muncul meski Lingard dan Rashford punya peluang satu lawan satu dengan Kasper Schmeichel.

United harus bisa meraih tiga poin pada laga nanti. Jangan lagi membuang kesempatan karena besar kemungkinan salah satu dari rival mereka berpeluang untuk kehilangan poin. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Ole. Kalau tidak bisa keluar dari tekanan tuan rumah, maka siap-siap saja United akan kembali kehilangan poin penuh yang semakin menyulitkan mereka ke empat besar.

Perkiraan Formasi

LEICESTER CITY:

Kasper Schmeichel, Ricardo Pereira, Harry Maguire, Jonny Evans, Ben Chilwell, Demarai Gray, Wilfried Ndidi, Nampalys Mendy, Marc Albrighton, James Maddison, Jamie Vardy

MANCHESTER UNITED:

David De Gea, Ashley Young, Victor Lindelof, Eric Bailly, Luke Shaw, Nemanja Matic, Ander Herrera, Paul Pogba, Jesse Lingard, Alexis Sanchez, Marcus Rashford