Manajer United, Ole Gunnar Solskjaer, menyebut kalau Atalanta akan membalas dendam atas kekalahan 3-2 yang mereka terima pada pertemuan pertama. Apakah Ole mampu untuk membendung misi tersebut sekaligus membuat United semakin kokoh di puncak dan mendekati kata “lolos” dari penyisihan grup?
Bagi Ole tidak ada yang senikmat pekan ini selama dia menangani Setan Merah. Minggu kemarin, ia mengamankan posisinya sebagai manajer akibat kemenangan atas Tottenham. Ajaibnya, manajer yang menjadi lawannya pekan lalu justru menjadi korban pemecatan. Sosok yang diisukan akan menjadi pengganti Ole yaitu Conte justru mendekat ke klub London itu.
Semesta tampak mendukung Ole. Bayangkan jika United gagal menang lawan Atalanta dan City. Berita pemecatan pasti akan muncul lagi, namun berita itu akan diiringi dengan kabar klub yang akan terus mendukungnya. Lagipula, siapa manajer yang bisa menggantikannya? Zidane? Ten Hag? Tampaknya tidak mungkin.
“Kritik dapat membuat Anda meragukan diri sendiri dan Anda dapat membelanya. Saya menikmati kritik itu. Pekerjaan kita semua berbeda dan tugas mereka (pandit, media) adalah memberi pendapat mereka. Saya di sini hanya ingin menyelesaikan pekerjaan saya sebagai manajer Manchester United,” ujarnya.
Ruang untuk bernapas kini kembali terbuka. Sekarang, tugasnya adalah memperbesar ruang itu agar dirinya bisa terus bernapas dengan tenang dan nyaman. Upaya tersebut akan digoyang oleh Atalanta di Atleti Azzurri d’Italia. Momentum kemenangan atas Spurs menjadi landasan bagi Ole untuk menambah tiga angka bagi United.
“Laga berikutnya adalah laga yang penting. Ketika konsistensi sudah didapat maka hasil yang baik pun akan kita dapat. Satu-dua hasil buruk tidak akan menentukan musim kami. Laga besok akan membuktikan jika kami bisa melanjutkan hasil bagus pada akhir pekan lalu,” katanya.
Keyakinan Ole menebal karena untuk sekarang timnya ada di puncak klasemen Grup F. Ole sendiri punya target minimal 10 poin untuk bisa lolos. Jika menang, maka ia hanya butuh satu angka lagi. Selain itu, rekor United ketika berkunjung ke Italia juga sangat bagus. Hanya satu kali mereka kalah dari tujuh kunjungan mereka ke negara yang identik dengan pizza tersebut.
Tiga Bek Lagi?
Satu yang menjadi pertanyaan adalah apakah Ole akan memainkan formasi tiga bek seperti ketika mengalahkan Spurs pekan lalu. Karena seperti yang kita ketahui bersama kalau Ole bukanlah manajer yang miskin taktik. Akan tetapi, ia terkadang kurang fleksibel dalam memaksimalkan nama-nama di skuadnya yang sebenarnya melimpah dari segi kualitas.
Perlu diingat kalau Atalanta jelas berbeda dari Spurs. Skuad asuhan Gian Piero Gasperini pasti sebisa mungkin tidak akan memberi celah selebar seperti yang Spurs lakukan. Apalagi skuad yang dimainkan Ole cenderung berbeda mengingat Lindelof dipastikan absen.
Hal ini mungkin Ole akan memainkan Luke Shaw sebagai bek tengah ketiga dan akan memainkan Alex Telles sebagai wing back. Formasi ini bisa sangat menguntungkan United karena ketika Telles maju, maka United bisa mengubah shape menjadi empat bek.
Satu hal yang pasti, formasi tiga bek ini memberi kestabilan terutama di lini belakang. Ketika melawan Spurs, hampir tidak ada peluang yang membahayakan gawang De Gea karena Spurs yang tidak kreatif ditambah kecerdikan pemain belakang yang menutup ruang antar lini. Selain itu, performa para individu juga sedang bagus saat itu. Inilah yang membuat United bisa menang dengan relatif mudah.
Namun sekali lagi kita sekarang sedang membahas Atalanta yang gaya bermainnya berbeda dari Spurs. Mereka adalah kesebelasan yang memainkan rotasi posisi pemain secara radikal. Hasilnya sudah terbukti ketika United dibuat tidak berkutik pada babak pertama. Jika United dan Ole tidak mewaspadai hal ini, maka bukan tidak mungkin mereka akan tersandung.
Perkiraan Susunan Pemain
ATALANTA: Juan Musso, Matteo Lovato, Merih Demiral, Marten De Roon, Davide Zappacosta, Freuler, Teun Koopmeiners, Joakim Maehle, Josip Ilicic, Duvan Zapata, Mario Pasalic
MAN UNITED: David De Gea, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, Raphael Varane, Luke Shaw, Alex Telles, Scott McTominay, Fred, Bruno Fernandes, Cristiano Ronaldo, Edinson Cavani