Pada awal musim, sulit membayangkan Manchester United bisa berada pada posisinya sekarang. Dua dari tiga laga awal berakhir dengan kekalahan. Salah satunya bahkan dibantai 1-6 oleh Tottenham Hotspur di kandang. Pada 1 November 2020, Setan Merah terjebak di posisi 15 dan Ole Gunnar Solskjaer kembali masuk jurang pemecatan.
Akan tetapi, keadaan berubah ketika memasuki akhir tahun hingga jelang akhir musim ini. United pelan-pelan masuk empat besar. Bahkan yang lebih gilanya lagi mereka kembali merasakan nikmatnya menjadi pemuncak klasemen untuk beberapa pekan. Lebih gilanya lagi, potensi menjadi juara masih ada meski memang cukup sulit.
Kekalahan City atas Chelsea 1-2 semalam membuat pertandingan United pada pekan ke-35 (laga ke-34 bagi United) menjadi sangat krusial. United punya potensi untuk memangkas jarak 13 angka menjadi 10 angka dan membuat persaingan gelar menjadi lebih menarik karena secara matematis United punya jumlah pertandingan yang lebih banyak dari City. Tiga poin dari laga ini akan krusial bagi penentu klasemen akhir.
Tidak hanya dalam perburuan gelar juara, perebutan zona empat besar akan ketat jika United kehilangan angka di Villa Park nanti. United dengan 67 angka, diincar oleh Chelsea yang memiliki 64 poin. Leicester juga masih punya peluang dengan 63 poin yang mereka punya. West Ham United juga pelan-pelan mulai memantau situasi meski beberapa laga terakhir penampilannya tidak terlalu baik.
Paruh kedua memang memberi banyak sekali perubahan bagi Setan Merah. Sejak kekalahan 1-2 dari Sheffield United, mereka tidak pernah kalah dalam 13 pertandingan secara beruntun. Pada laga tandang, United bahkan belum kalah sama sekali sejak 2020 lalu.
Salah satu faktor yang melatari peningkatan performa United adalah kembalinya banyak pemain-pemain terbaik mereka. Skuad United kini mulai solid dan tidak lagi mendapat badai cedera layaknya musim lalu. Kembalinya Paul Pogba juga membuat serangan United menjadi lebih berwarna.
Beberapa pemain lain juga mulai menemukan kembali performa terbaiknya. Saat Martial dan Rashford bermasalah dengan kebugaran, muncul Greenwood dan Cavani yang mulai rajin masuk dalam papan skor. Nama terakhir bahkan sedang tajam-tajamnya. 14 gol musim ini membuat kutukan nomor 7 yang berlangsung sejak 2009 tampak menemui kata akhir.
Sementara itu, Aston Villa kembali belum bisa memainkan Jack Grealish. Incaran utama United sudah sejak Februari tidak bisa mengisi sisi sayap Villa akibat cedera tulang kering yang ia derita.
Kehilangan Grealish memang sangat merugikan Villa. Sejak dia absen, anak asuh Dean Smith hanya menang tiga kali dan lima kali menderita kekalahan dari 11 pertandingan terakhir.
Dari segi Head to Head, United juga unggul jauh. Sejak kekalahan 3-1 pada 1995 yang memunculkan kalimat “you can’t win anything with kids” United tidak pernah lagi kalah ketika main di Villa Park. Musim lalu United bahkan menang meyakinkan dengan skor 3-0.
Meski begitu, Villa tidak bisa diremehkan begitu saja. Pada pertemuan pertama musim ini, United harus butuh penalti Bruno untuk bisa menang. Mereka bahkan sempat keteteran selama beberapa menit sebelum bisa membuka keunggulan saat itu.
Belum lagi soal jadwal padat yang mereka terima akibat demo suporter yang membuat laga United vs Liverpool ditunda. United kudu bisa berbagi fokus dan tenaga karena mereka akan bermain empat kali hanya dalam tempo delapan hari.
“Mereka punya banyak laga yang harus dimainkan. Salah satunya final Europa League. Selain itu, mereka masih berusaha untuk mengunci posisi kedua. Mereka adalah tim yang bagus dan telah melakukan pekerjaan luar biasa musim ini. Mereka adalah tim yang membuat Manchester City kesulitan. Jika City saja bisa kalah semalam, maka semoga saja United kalah dalam laga tandang pertama mereka musim ini,” kata Dean Smith.