Nama Fred muncul sebagai nama pemain yang pertama kali direkrut Manchester United di musim panas 2018. Ia kemudian langsung digadang-gadang akan langsung “klop” (menyatu) dengan skuat Setan Merah saat itu, akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Pemain asal Brasil itu malah menjadi pemain yang terbilang “flop” (gagal) karena kurang bisa beradaptasi bermain di Premier League.
Memang sedikit sulit untuk dipercaya, bahwa hanya 14 bulan sejak United mengeluarkan 47 juta paun untuk membawa Fred ke Old Trafford, tapi pasukan The Red Devils seolah tidak mendapatkan apapun dari uang tersebut. Padahal, penampilan Fred ketika melawan Manchester City di fase grup Liga Champions di musim 2017/2018 telah membuat Pep Guardiola jatuh cinta, dan menargetkannya pada Januari 2018. Namun, United-lah yang akhirnya menjeratnya pada jendela transfer berikutnya (musim panas).
Kegembiraan seputar Fred di United pada musim panas lalu pun mulai tumpul ketika kurangnya kontribusi yang ia lakukan di pertandingan pembuka melawan Leicester. Banyak dari para suporter Setan Merah yang tidak antusias dengan penampilan perdanannya itu. Bahkan tidak hanya sampai disitu, penampilan suramnya ketika melawan Brighton dan Spurs juga semakin membuat Fred kehilangan tempat di tim reguler asuhan Jose Mourinho.
Maka sejak saat itu, ia hanya mampu bermain selama 90 menit sebanyak lima kali saja, dan selama sisa musim lalu, ia sama sekali tidak diperhitungkan untuk dapat bermain di bawah Ole Gunnar Solskjaer. Penderitaan pemain berusia 26 tahun itu juga tampak berlanjut di musim ini, di mana ia tidak masuk ke dalam skuat cadangan untuk laga pembuka Premier League melawan Chelsea.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejauh ini, peran Fred masih belum diprioritaskan oleh Solskjaer. Tidak diragukan lagi, hal itu juga harus membuat pemain dengan nama lengkap Frederico Rodrigues de Paula Santos ini memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan kariernya di United.
Kendati begitu, Fred sendiri sebelumnya sudah berkeinginan untuk mencoba kembali tajinya dengan bangkit dari keterpurukan di musim ini. Ia pun sudah berambisi untuk memulai kariernya lagi setelah melewati musim debut yang sulit, di mana ia kesulitan menyinkronkan bentuknya dari Shakhtar Donetsk ke United di musim lalu.
Hal ini juga diperkuat dengan situasi persaingan untuk mendapatkan tempat di posisi lini tengah United yang tidak seketat di posisi lain seperti yang terjadi di musim lalu. Jadi, jika Fred yakin bahwa ia bisa bermain baik di pos gelandang tengah, maka ia hanya akan bersaing dengan pemain seperti Scott McTominay, Nemanja Matic, dan Paul Pogba. Atau, jika ia ingin bertransisi menjadi seorang gelandang serang, maka ia hanya akan bersaing dengan Andreas Pereira dan Juan Mata.
Itu semua adalah opsi yang mudah bagi Fred. Karena masalah posisi lini tengah United saat ini adalah masalah yang jauh lebih berbeda dari masalah di posisi lain. Paul Pogba dan McTominay misalnya, mereka adalah dua pemain yang sudah dijamin posisinya oleh Solskjaer. Jadi, Fred hanya akan bersaing dengan Nemanja Matic untuk posisi tersebut. Meskipun sebenarnya Andreas Pereira bisa kemungkinan bersaing di posisi itu, tapi posisi aslinya adalah gelandang serang.
Hal itu juga tergantung dari skema formasi tetap yang akan dimainkan Solskjaer di musim ini. Bila United nantinya akan memainkan formasi tetap 4-3-3, maka Fred kemungkinan akan bersaing dengan Nemanja Matic dan Andreas Pereira. Namun, jika Setan Merah akan memainkan formasi tetap 4-2-3-1, maka Fred kemungkinan hanya akan bersaing dengan Nemanja Matic. Yang jelas, situasi persaingan yang akan Fred alami tidak terlalu ketat selayaknya di musim lalu.
Selain itu, sedikit kemungkinan bagi Fred untuk bertransformasi menjadi seorang gelandang serang. Karena ia akan bersaing dengan pemain seperti Juan Mata, Daniel James dan Lingard, yang jauh lebih dipercaya oleh Solskjaer. Maka, yang harus dilakukan Fred untuk mendapatkan tempat di tim reguler United saat ini adalah fokus untuk membuktikan bahwa dirinya pantas bermain di lini tengah.
Karena selama era Premier League, belum pernah ada pemain yang begitu mudah masuk menjadi pemain lini tengah utama United. Oleh karena itu, sekali lagi, mantan pemain Shakhtar Donetsk tersebut harus berusaha keras untuk membuktikan kemampuannya ketika ia mendapat peluang bermain di atas lapangan.