Terpinggirkan dari skuad utama, nyaris dijual dalam beberapa kali bursa transfer, kegemukan, hingga berlatih sendirian, adalah hal-hal yang dialami oleh Luke Shaw sepanjang musim lalu. Namun pada musim 2018/2019, segalanya mulai membaik bagi lulusan akademi Southampton tersebut. Shaw menjadi andalan United dan menyegel posisi bek kiri utama.
Musim ini, Shaw sudah bermain 29 kali. 10 laga lebih banyak dari dua musim sebelumnya. Ia bahkan tinggal lima pertandingan saja untuk mencapai penampilan ke-100-nya. Jika tidak terkendala cedera, ia bisa menutup musim ini dengan memainkan 40 pertandingan, dua kali lipat dari musim pertamanya memperkuat Setan Merah.
Meningkatnya jumlah caps Luke Shaw tidak lepas dari performanya di atas lapangan. Yang terbaru, ia sukses mematikan Mohamed Salah dalam pertandingan melawan Liverpool pekan lalu. Top skor Premier League musim lalu tersebut bahkan harus diganti karena tidak bisa melewati penjagaan Shaw. Tak ayal, hal ini membuat dirinya diganjar sebagai Man of the Match oleh Sky Sports dan Manchester United.Pujian pun ramai diberikan. Salah satunya datang dari rekan setimnya, Romelu Lukaku.
“Luke Shaw adalah pemain terbaik klub musim ini bagi saya. Dia begitu brilian sejak awal musim ini. Sepanjang musim panas kami tetap berhubungan dan saya ingat ketika dia berada di New York, dia mengirimkan saya video saat dia sedang berlari di treadmill,” tuturnya seperti dilansir situs resmi klub.
“Saya berada di Rusia saat itu untuk Piala Dunia dan saya mendapatkan video ini dan saya melihat seseorang yang akan menjadi lebih baik lagi. Lalu dia membuat gol pertama ke gawang Leicester City pada pertandingan pertama. Dia punya potensi besar menjadi salah satu bek kiri terbaik di dunia. Hal itu sudah terlihat dari sejak saya masih suka melawannya di Southampton hingga sekarang.”
Potensi Shaw untuk menjadi bek kiri terbaik di dunia sebenarnya sudah terlihat sejak musim kedua membela klub. Ketika itu, ia rutin bermain dalam delapan laga awal yang dijalani United. Akan tetapi, terjangan Hector Moreno mematahkan kakinya hingga membuat dirinya absen cukup panjang.
“Dia sempat mengalami cedera parah tetapi dia sekarang mulai bermain secara teratur dan saya benar-benar bahagia untuknya. Saya berharap dia terus bermain bagus. Anda tidak dapat melihat Shaw sebagai pemain dengan prospek yang bagus. Sekarang, ia sudah menjadi pemain yang top dan konsisten. Lalu apa lagi yang diinginkan darinya?” ujarnya menambahkan.
Peningkatan yang dialami Shaw berbanding terbalik dengan apa yang terjadi kepada si pemberi pujian. Lukaku, yang musim lalu tampil apik dengan mencetak 27 gol di semua kompetisi, justru tampil tidak terlalu optimal selepas membawa negaranya meraih posisi ketiga di Piala Dunia. Ia baru membuat sembilan gol musim ini dan tempatnya di lini depan digusur oleh Marcus Rashford.
Namun menurut Shaw, saat ini ia belum sampai ke level permainan terbaiknya. Usianya saat ini masih cukup muda sehingga masih ada celah yang harus diperbaikinya untuk belajar menjadi pemain yang lebih baik lagi. Selain itu, ia juga ingin terus dilibatkan dalam pertandingan-pertandingan besar seperti pekan lalu untuk mematangkan permainannya.
“Saya justru tidak berpikir kalau saat ini saya berada dalam kondisi terbaik. Saya merasa bisa melakukan lebih banyak dari pekan lalu tetapi satu-satunya yang saya butuhkan saat ini adalah fokus kepada diri saya sendiri, menjaga kondisi dan terus mendorong diri saya setiap hari.”
“Saya hanya ingin terus bekerja keras dan hal terpenting dalam permainan ini adalah menikmati sepakbolanya. Saat ini, semua orang di klub telah melakukan itu dan saya senang bisa berada di sekitar area itu,” tuturnya.
Menarik untuk melihat apakah prediksi Lukaku akan menjadi kenyataan saat malam penganugerahan pemain terbaik klub beberapa bulan yang akan datang. Selain Shaw, ada nama-nama lain yang sebenarnya berpeluang untuk menjadi pemain terbaik United musim ini. Sebut saja Victor Lindelof, Ander Herrera, Nemanja Matic, Paul Pogba, hingga Marcus Rashford.