Foto: Manchester Evening News.

Kejutan dibuat oleh Ole Gunnar Solskjaer ketika United bertandang ke markas AZ Alkmaar dalam lanjutan Europa League musim 2019/2020. Dalam formasi yang dimainkan sang manajer, Daniel James justru diberi peran sebagai striker nomor 9. Solskjaer memilih untuk menggeser Mason Greenwood ke sisi kanan yang sebenarnya berposisi asli sebagai striker.

Pada akhirnya, skema ini tidak berjalan dengan baik. James justru terlihat kebingungan ketika menjalani peran barunya tersebut. Tidak ada bola-bola matang yang datang dari kakinya terutama dari lini kedua. Sisi sayap pun tidak bekerja dengan baik karena umpan silang yang diberikan tidak ada yang mencapai sasaran.

Tidak perlu waktu lama bagi Solskjaer untuk mengubah skema tersebut. Ia akhirnya mengembalikan James ke posisi aslinya yaitu sayap dan mengembalikan Greenwood sebagai finisher. Pada akhirnya dua skema ini juga tidak bisa berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya satu pun tembakan tepat sasaran yang dibuat dalam laga yang berakhir imbang tanpa gol tersebut.

Satu pertanyaan yang tertinggal dalam benak penggemar United sudah pasti keputusan Solskjaer memainkan James sebagai striker. Banyak yang terheran-heran kenapa Solskjaer berani mengubah peran pemain sayap asal Wales ini yang bahkan di posisi aslinya saja dia belum begitu optimal.

James sendiri kemudian mengungkapkan kalau dia tidak menjadi masalah dimainkan sebagai striker nomor 9. Hal ini dijelaskan langsung dalam wawancara eksklusif bersama situs resmi Setan Merah. Meski ia tidak pernah bermain pada posisi tersebut, namun pemain yang gagal pindah ke Leeds United ini sempat beberapa kali mencicipi posisi tersebut di klub lamanya. Selain itu, posisi baru tersebut menjadi wadah bagi dirinya untuk mengembangkan permainannya.

“Di Swansea saya lebih banyak bermain di sisi kiri. Namun tidak jarang saya bermain di depan dan sisi kanan. Penting bagi seorang pemain untuk menjadi pemain serba bisa di ketiga posisi depan karena Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan bermain di posisi tersebut. Kami mungkin mengalami banyak pemain nomor 9 yang mengalami cedera dan saya mungkin harus bermain di sana. Jadi, saya harus siap untuk menjalani tiga peran tersebut,” tuturnya.

“Namun saya menikmati bermain di sisi kiri. Saya bisa turun melewati garis tengah dan membuat umpan silang melalui kaki kiri saya atau bergerak menusuk masuk dari sisi tersebut (cut inside). Kadang saya mencetak beberapa gol melalui situasi ini. Saya hanya tinggal mengombinasikan beberapa teknik permainan saya untuk kebutuhan tim.”

Terkadang, Tekel Membuat Saya Sedih

Daniel James sendiri masuk dalam daftar pemain United yang penampilannya cukup baik sejauh ini. Ia sudah membuat tiga gol dan menjadi top skor tim sejauh ini. Namun penampilannya yang cukup memukau melalui kecepatan dan akselerasinya di sisi kiri membuatnya kerap menjadi sasaran aksi kotor para pemain lawan. Tidak jarang ia harus mendapat tekel keras agar serangan United menjadi rusak dan terputus. Hal ini yang kadang membuat James merasa sedih karena menjadi bulan-bulanan pemain lawan.

“Kadang-kadang saya sedih ketika harus mendapat empat sampai lima kali tekel. Tetapi saya sudah diberitahu oleh banyak orang untuk terus bangkit. Jadi itulah yang harus saya lakukan yaitu bangkit dan tidak berhenti berlari. Tidak peduli apa yang terjadi dalam permainan.”

Rasa sedih James mungkin bisa dimaklumi mengingat saat ini inti serangan United hanya dibebankan kepada dirinya seorang. Berkat kecepatan dan akselerasinya, diharapkan celah-celah yang rapat di lini belakang bisa terbuka dan saat itulah James akan menyelesaikannya entah itu dengan membuat key pass atau mengeksekusinya sendiri.

Akan tetapi, ketergantungan United terhadap mantan penggawa Hull City ini akan memudahkan para pemain lawan untuk menghentikan alur serangan United. Jatuhkan saja James atau persempit ruang geraknya maka serangan mereka akan berantakan. Hal ini yang membuat United kadang kesulitan untuk membuat peluang atau bahkan mencetak gol, ditambah dengan inkonsistennya rekan setim James di lini depan yang membuat lini depan United nampak kurang garang di depan gawang lawan.