Bagi Ander Herrera, Manchester United adalah tempat terbaik. Setidaknya itulah yang ia ucapkan sebagai salam perpisahan setelah memutuskan untuk tidak memperpanjang masa baktinya bersama klub pemilik gelar Liga Inggris terbanyak tersebut.

Kini, Herrera sudah mendapat tempat yang baru untuk meneruskan kariernya sebagai pesepakbola. Pada awal Juli lalu, Ander Herrera secara resmi diumumkan sebagai penggawa Paris Saint Germain. Ia dikontrak selama lima tahun hingga 2024.

Kenangan United bagi Herrera mungkin tidak akan bisa dilupakan. Meski hanya bermain lima tahun, namun ia sudah mengambil hati para penggemar United yang jatuh cinta terhadap penampilannya menjaga area lini tengah. Ia menjadi pemberi asis yang memudahkan Zlatan Ibrahimovic membobol gawang Southampton pada final Piala Liga. Eden Hazard kelimpungan menghadapi penjagaannya.

Tidak hanya itu, determinasi dan kerja kerasnya membuat nama Herrera sempat dicalonkan sebagai kandidat kuat kapten tim di masa depan. Ia dianggap mewakili identitas United yang selalu memiliki pemain-pemain pekerja keras. Bahkan keputusannya memilih Prancis disebabkan karena Herrera tidak ingin memperkuat klub Inggris lain selain MU.

“Mengapa PSG? Karena untuk meninggalkan United, tim terbesar di Inggris, Anda perlu sesuatu (klub) seperti PSG, yang merupakan klub terbesar Prancis. Aku tidak bisa bermain di klub Inggris lainnya,” ujarnya.

Namun keputusan Herrera untuk meninggalkan United dan PSG mengundang perdebatan. Hal ini tidak lepas dari keputusannya meminta tambahan gaji dalam bagian kesepakatan tanda tangan kontrak baru. Gaji yang kemudian tidak bisa disanggupi oleh pihak United yang membuat kesepakatan tersendat di tengah jalan dan membuahkan keputusan kalau Herrera akan pergi di akhir musim.

Dari pahlawan, Herrera mendadak dicap sebagai pemain mata duitan dan tidak menghargai lambang klub di dada. Ia dianggap tidak ikhlas dan terlalu banyak menuntut. Khususnya soal permintaan gaji yang sensitif di klub ini. Tidak sedikit yang meminta dirinya untuk mencontoh Juan Mata yang ikhlas gajinya dipotong meski jarang diberi kesempatan untuk main. Bersama PSG, Herrera mendapat gaji 300 ribu paun, selisih 100 ribu dari permintaan pihak United.

Herrera sendiri berdalih kalau United sendiri yang tidak serius untuk mempertahankan dirinya. “Aku sebenarnya tidak suka melihat masa lalu, tapi memang ada perbedaan terkait rencana dan arti pentingku di dalamnya. Aku sangat bahagia, dan sangat berterima kasih kepada klub, penggemar, dan juga Solskjaer. Ia sudah melakukan banyak hal untuk saya agar saya bertahan tapi itu tidak terjadi. Mereka datang terlambat, ketika itu, saya sudah memutuskan untuk bermain di Paris,” tuturnya.

Jurnalis Manchester Evening News, Samuel Luckhurst, menyebut kalau manajemen klub terkadang tidak menganggap para pemain United ini sebagai seorang manusia. Hal ini tidak lepas dari aktivitas mereka yang seperti kurang menghargai status mereka sebagai pemain yang sudah mati-matian dan bersungguh-sungguh membela Manchester United.

Herrera sebenarnya sudah mendapatkan permintaan perpanjangan kontrak dari United sejak November 2017, atau enam bulan setelah keberhasilan mereka mengangkat trofi Europa League. Namun permohonan United tersebut hanya diwakili oleh sebuah e-mail yang dikirimkan ke alamat pribadinya dan bukan melalui pertemuan secara langsung. Hal ini yang mungkin membuat Herrera memutuskan pindah karena terkesan ia tidak dihargai oleh pihak klub.

Beberapa waktu lalu, United mengaku sudah berdialog dengan kubu Herrera dan Juan Mata dalam tempo 18 bulan. Akan tetapi, tidak jelas 18 bulan tersebut dimulai dari bulan apa karena 18 bulan merupakan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sebuah kesebelasan biasanya akan melakukan negosiasi kepada pemain yang kontraknya tersisa satu tahun, minimal enam bulan sebelum kontraknya berakhir. Jika melihat ucapan Herrera yang menyebut kalau United sudah terlambat, bukan tidak mungkin kalau United baru memulai negosiasi dengan Herrera dalam enam bulan sebelum kontraknya benar-benar berakhir atau dengan kata lain saat regulasi Bosman sudah bisa dijalankan oleh penggawa Spanyol tersebut.

Herrera adalah contoh kecil dari pendekatan yang kurang manusiawi dari manajemen United seperti yang dikatakan Luckhurst. Mereka tidak memberikan salam perpisahan kepada Antonio Valencia. Mereka juga tidak  mengumumkan kepindahan Robin van Persie ke Fenerbahce. Bahkan Rio Ferdinand diberi tahu soal masa depannya di ruang ganti stadion St Mary setelah ia bermain pada pekan terakhir musim 2013/14 melawan Southampton.

Sekarang, Herrera sudah berganti seragam biru khas Paris Saint Germain. Ia punya peluang untuk menjadi pemain utama mengingat beberapa gelandang PSG seperti Andrien Rabiot dan Giovanni Lo Celso sudah meninggalkan klub tersebut. Selain rasa cinta yang masih ada dari penggemar United, Herrera kini perlahan mulai mendapatkan kebencian dari mereka yang dulu pernah menyanyikan namanya.